Mayoritas Pekerja Indonesia Lulusan SD ke Bawah

Mayoritas pekerja Indonesia adalah lulusan SD ke bawah, proporsinya mencapai 36,54% dari total pekerja nasional.

Mayoritas Pekerja Indonesia Lulusan SD ke Bawah Ilustrasi Ruang Kelas Sekolah Dasar | Drazen Zigic/Freepik

Semakin hari, mencari pekerjaan menjadi semakin sulit. Rumitnya persyaratan yang diberikan oleh calon perusahaan, tingginya persaingan, hingga munculnya lebih banyak anak-anak muda dengan kompetensi dan kemampuan yang lebih baik membuat angka pengangguran di tanah air pun meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengungkapkan bahwa terdapat 7,2 juta pengangguran di Indonesia hingga Februari 2024. Meski sudah turun sebanyak 790 ribu orang dari Februari 2023, jumlah tersebut tetap terbilang tinggi.

PLT Kepala BPS Amalia Widyasanti menyebutkan bahwa tingginya angka pengangguran ini disebabkan oleh tidak semua angkatan kerja terserap pekerjaan. Jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah sebanyak 214 juta jiwa, dan jumlah angkatan kerja sebanyak 149,38 juta. Meski begitu, yang bekerja hanya sebanyak 142,18 juta orang saja.

"Dari angkatan kerja tersebut tidak semuanya terserap di pasar kerja sehingga terdapat pengangguran sebanyak 7,2 juta orang," ungkap Amalia dalam Konferensi Pers, Senin (6/5/2024), mengutip CNN.

Lebih lanjut, BPS mencatat jumlah penduduk yang bekerja terdiri atas pekerja penuh sebanyak 93,27 juta orang, pekerja paruh waktu sebanyak 36,8 juta orang, dan setengah pengangguran sebanyak 2,11 juta orang. Apabila dilihat dari jenis kelaminnya, maka jumlah pekerja laki-laki jauh lebih banyak dibandingkan pekerja perempuan. Proporsi pekerja laki-laki adalah 84,02%, sedangkan pekerja perempuan hanya 55,41%.

Menariknya, kebanyakan penduduk kerja Indonesia merupakan lulusan SD (Sekolah Dasar).

Mayoritas pekerja Indonesia adalah lulusan SD ke bawah, proporsinya mencapai 36,54% dari total pekerja nasional
Mayoritas pekerja Indonesia adalah lulusan SD ke bawah, proporsinya mencapai 36,54% dari total pekerja nasional

Berdasarkan tingkat pendidikan terakhirnya, maka mayoritas pekerja dalam negeri merupakan lulusan SD ke bawah. Adapun proporsinya adalah sebesar 36,54% dari total pekerja Indonesia keseluruhan. Meski mendominasi, proporsi pekerja berpendidikan SD ke bawah ini turun ketimbang Februari tahun lalu yang sebesar 39,76%.

Di sisi lain, proporsi pekerja Indonesia yang lulusan SMP adalah sebanyak 18,15%, lulusan SMA sebanyak 20,55%, lulusan SMK sebesar 12,09%, lulusan Diploma IV, S1, S2, S3 sebanyak 10,28%, dan 2,39% sisanya adalah lulusan DIploma I, II, dan III.

Amalia melanjutkan, jika dibandingkan dengan bulan Februari 2023, maka proporsi pekerja lulusan SD ke bawah cenderung menurun, sedangkan pekerja berpendidikan diploma ke atas memang telah meningkat.

Di era yang semakin maju, pendidikan sejatinya bukan lagi tonggak utama dalam menentukan masa depan. Semakin tinggi sekolah tidak menjamin masa depan yang aman dan nyaman. Kini, siapa pun bisa mencari uang untuk bertahan hidup dengan bantuan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Bukan lagi bekal pendidikan, melainkan bekal karakteristiklah yang kini dibutuhkan. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan memainkan peran penting dalam masa depan seseorang. Namun, pendidikan bukan lagi satu-satunya penentu, kini kesempatan bisa datang pada siapa pun.

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Stella Christie Kaji Ulang Beasiswa LPDP, Berikut Alokasi APBN dan Jumlah Penerima dari Tahun ke Tahun

Wamendiktisaintek, Stella Christie, menegaskan pentingnya evaluasi berbasis analisis cost-benefit untuk memastikan bahwa dana digunakan dengan optimal.

Waspada! Konsumsi Gula Berlebih Menyebabkan Penuaan dari Dalam Tubuh

Konsumsi gula berlebih ibarat menabung bom waktu, berujung pada gangguan penuaan sel tubuh dan naiknya risiko mengalami berbagai penyakit kronis.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook