Program jaminan kesehatan memiliki peran vital dalam melindungi kesehatan masyarakat. Gangguan kesehatan yang kadang muncul secara tiba-tiba membuat beberapa orang merasa waswas dan tidak tenang. Berangkat dari kegelisahan ini, program jaminan kesehatan hadir untuk menciptakan rasa aman bagi publik dalam mengakses layanan kesehatan tanpa perlu khawatir terkait pembiayaan.
Kini, program jaminan kesehatan mulai banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Jumlah pesertanya tercatat telah mencapai 278,1 juta jiwa per akhir tahun 2024.
“Cakupan Peserta BPJS Kesehatan pada tahun 2024 sebesar 278,1 juta jiwa, meningkat dari tahun 2023 yakni 267,3 juta jiwa. Cakupan Universal Health Coverage (UHC) saat ini sudah menjangkau 35 provinsi di 473 kabupaten/kota,” tutur Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Ghufron Mukti, mengutip Antara (24/6/2025).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), 78,75% pemuda Indonesia telah memiliki jaminan kesehatan. Capaian ini menandakan adanya kesadaran dan kepedulian yang tinggi dari pemuda terhadap perlindungan kesehatan. Pemuda dalam konteks ini adalah mereka yang berusia 16 - 30 tahun sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009. Jadi, jenis jaminan kesehatan apa yang banyak digunakan oleh pemuda?
BPJS Kesehatan Jadi yang Terbanyak
Hasil survei dari BPS mengatakan bahwa program BPJS Kesehatan dominan digunakan oleh masyarakat dengan perolehan 62,51% untuk BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan 30,82% untuk BPJS Non-PBI. Perbedan keduanya adalah BPJS PBI diperuntukkan khusus untuk golongan kurang mampu sehingga iurannya ditanggung pemerintah. Sementara itu, BPJS Non-PBI ditujukan untuk mereka yang mampu membayar iuran setiap bulannya.
Selanjutnya program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) sebanyak 5,27%. Program ini pesertanya juga ditujukan pada rakyat kurang mampu yang berada di daerah-daerah tertentu. Lebih lanjut, jaminan kesehatan dari perusahaan atau kantor dimiliki oleh 3,89% pemuda dan asuransi swasta sebanyak 0,56%.
Sebanyak 83,08% pemuda rawat inap tercatat menggunakan jaminan kesehatan, begitu pula dengan 52,16% pemuda yang melakukan rawat jalan. Kondisi ini mencerminkan biaya untuk rawat inap yang cenderung lebih tinggi sehingga keberadaan program BPJS dirasa efektif untuk meringankannya.
Adapun survei ini dilakukan oleh BPS terhadap 345.000 sampel rumah tangga pada Maret 2024 dan 75.000 sampel rumah tangga pada September 2024.
Secara menyeluruh, sebagian besar publik terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan dari program BPJS PBI, BPJS Non-PBI, dan Jamkesda yang mengindikasikan besarnya peran pemerintah dalam memberikan perlindungan kesehatan, khsususnya bagi generasi muda Indonesia.
Baca Juga: 77% Publik Puas dengan Pelayanan BPJS Kesehatan
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2024/12/31/b2dbaac4542352cea8794590/statistik-pemuda-indonesia-2024.html
https://www.antaranews.com/berita/4922889/9845-persen-masyarakat-indonesia-telah-terdaftar-jkn
Penulis: NAUFAL ALBARI
Editor: Editor