Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) merupakan sistem seleksi terintegrasi yang dirancang untuk menjaring calon mahasiswa di berbagai perguruan tinggi negeri di Indonesia.
SNPMB hadir sebagai upaya pemerintah untuk menyederhanakan proses seleksi masuk perguruan tinggi, sekaligus memberikan ruang yang adil dan proporsional bagi peserta dari latar belakang akademik dan potensi yang beragam. Dalam pelaksanaannya, SNPMB terdiri dari beberapa jalur penerimaan yang memiliki karakteristik serta mekanisme seleksi yang berbeda-beda.
Tiga jalur utama dalam SNPMB adalah SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi), SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes), dan jalur mandiri. Jalur SNBP dikhususkan bagi siswa dengan prestasi akademik unggul selama menempuh pendidikan di jenjang SMA atau sederajat.
Penilaian didasarkan pada rekam jejak nilai rapor, prestasi non-akademik, dan pertimbangan lain yang ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi. Jalur ini membuka kesempatan lebih awal bagi siswa berprestasi untuk melanjutkan pendidikan tanpa harus mengikuti ujian tertulis.
Sementara itu, SNBT menjadi jalur seleksi berbasis tes yang terbuka bagi seluruh lulusan SMA/sederajat, baik dari tahun berjalan maupun lulusan tahun-tahun sebelumnya. SNBT bertujuan untuk menilai kemampuan kognitif, literasi, dan penalaran peserta secara objektif melalui ujian yang telah distandardisasi secara nasional.
Jalur ini dinilai lebih kompetitif dan menjadi pilihan utama bagi banyak peserta yang tidak lolos di jalur prestasi atau ingin mencoba peluang di berbagai program studi.
Di sisi lain, jalur mandiri merupakan kewenangan masing-masing perguruan tinggi untuk menyelenggarakan seleksi berdasarkan kriteria yang mereka tetapkan sendiri.
Jalur ini biasanya dibuka setelah SNBP dan SNBT selesai dilaksanakan, dan menjadi alternatif terakhir bagi peserta yang belum berhasil di dua jalur sebelumnya. Setiap perguruan tinggi dapat menggunakan ujian tersendiri, nilai SNBT, atau gabungan berbagai metode seleksi dalam menentukan calon mahasiswa terbaik.
Menariknya, meskipun ketiga jalur ini sama-sama menjadi bagian dari sistem SNPMB, kuota atau daya tampung yang dialokasikan untuk masing-masing jalur cenderung berbeda.
Daya tampung SNPMB 2025 menunjukkan alokasi kuota mahasiswa baru di berbagai jenjang pendidikan tinggi, mulai dari Diploma 3, Diploma 4/Sarjana Terapan, hingga Sarjana.
Berdasarkan jalur SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi) awal, jenjang Sarjana mendominasi daya tampung dengan 142.672 kursi, disusul jenjang Diploma 4/Sarjana Terapan sebanyak 22.603, dan Diploma 3 dengan 16.150 kursi.
Angka ini menandakan bahwa jalur prestasi masih menjadi salah satu jalur penting yang diandalkan untuk menjaring calon mahasiswa unggulan, terutama pada jenjang Sarjana.
Namun, terjadi perubahan pada alokasi SNBP setelah pembaruan. Pada SNBP perubahan, daya tampung untuk semua jenjang mengalami penyesuaian, dengan total terbesar tetap berada di jenjang Sarjana (129.353), diikuti Diploma 4/Sarjana Terapan (18.989), dan Diploma 3 (11.598).
Penurunan daya tampung ini kemungkinan disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas terbaru dari masing-masing perguruan tinggi, serta untuk memberikan ruang yang lebih proporsional bagi jalur seleksi lainnya.
Bergeser ke jalur SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes), terlihat peningkatan signifikan dibanding SNBP. Pada SNBT awal, jenjang Sarjana kembali mencatat daya tampung tertinggi dengan 209.834 kursi, kemudian Diploma 4/Sarjana Terapan (27.911), dan Diploma 3 (21.819).
Ini menunjukkan bahwa seleksi berbasis tes masih menjadi jalur utama dalam menjaring calon mahasiswa, terutama bagi mereka yang belum lolos melalui jalur prestasi.
Daya tampung pada SNBT perubahan kembali meningkat pada semua jenjang, dengan total terbesar masih dipegang jenjang Sarjana sebanyak 225.538 kursi. Diploma 4/Sarjana Terapan naik menjadi 32.352, dan Diploma 3 menjadi 26.490.
Kenaikan ini memberi sinyal bahwa pemerintah dan perguruan tinggi memberikan porsi lebih besar pada jalur SNBT sebagai alternatif masuk yang lebih kompetitif dan terbuka luas bagi semua peserta.
Sementara itu, jalur Mandiri, yang dikelola langsung oleh masing-masing perguruan tinggi, turut menyumbang jumlah daya tampung cukup besar. Jenjang Sarjana kembali menjadi yang tertinggi dengan 154.345 kursi, disusul Diploma 4/Sarjana Terapan sebanyak 18.939, dan Diploma 3 sebanyak 13.214. Jalur ini memberikan fleksibilitas bagi kampus untuk menerima mahasiswa berdasarkan kriteria dan kebutuhan khusus mereka.
Secara keseluruhan, total daya tampung SNPMB 2025 mencapai 626.941 kursi. Dari jumlah ini, jenjang Sarjana menyumbang porsi terbesar dengan 506.851 kursi, menunjukkan fokus utama sistem pendidikan tinggi Indonesia masih terletak pada program Sarjana.
Sementara itu, Diploma 4/Sarjana Terapan dan Diploma 3 masing-masing mendapatkan porsi 68.907 dan 51.183 kursi.
Baca Juga: Nasional 20 PTN dengan Penerimaan SNBT Terbanyak, Unesa Tempati Posisi Teratas
Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor