Kondisi Ekonomi RI Dinilai Memburuk

Sebanyak 41% responden menilai kondisi ekonomi Indonesia memburuk dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Kondisi Ekonomi RI Dinilai Memburuk Ilustrasi Ekonomi Melemah | Pexels
Ukuran Fon:

Tahun 2025 menjadi periode penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia. Berhasil melalui pandemi Covid-19, banyak yang menilai ekonomi Indonesia kini melemah. Pertumbuhan ekonomi melambat, daya beli masyarakat menurun, tingkat pengangguran meningkat, banyaknya pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), hingga minimnya lowongan kerja yang tersedia, mendorong pelemahan ekonomi dalam negeri. Ditambah lagi tekanan inflasi, naiknya suku bunga global, dan ketidakpastian kondisi dunia, mendorong sektor strategis seperti manufaktur, perdagangan, dan pertanian cenderung menurun performanya.

Sejalan dengan itu, survei Snapcart mengungkapkan bahwa mayoritas publik Indonesia merasa pesimis dengan kondisi ekonomi saat ini.

“Menurut survei ini, 41% dari responden Indonesia percaya bahwa kondisi ekonomi di Indonesia lebih buruk dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sementara itu, 37% merasa kondisinya tetap sama, dan 22% bahkan menilai adanya perbaikan,” ujar Sales Executive dari Snapcart, Liza Amelia di Jakarta, Kamis (15/5/2025).

Ada ragam alasan yang mendorong mayoritas responden menilai ekonomi Indonesia kini memburuk.

Deretan alasan ekonomi Indonesia kini memburuk | GoodStats
Deretan alasan ekonomi Indonesia kini memburuk | GoodStats

Menurut survei tersebut, 35% menganggap harga produk dan jasa menjadi mahal, yang membuat mereka menilai kondisi ekonomi di Indonesia saat ini memburuk. Sementara itu, 21% responden menyaksikan banyaknya pekerja yang di-PHK, 14% menekankan rendahnya lowongan kerja, dan 10% responden menilai daya beli menurun. Masifnya pekerja yang kena PHK ditambah sulitnya mencari kerja membuat pendapatan masyarakat menurun, yang mengakibatkan daya beli melemah.

Edukasi Jadi Prioritas

Meski di tengah melemahnya kondisi ekonomi, edukasi masih menjadi prioritas. Menurut survei, 50% responden mengutamakan pengeluaran untuk edukasi. Sementara itu, 35% responden memprioritaskan alokasi dana untuk tabungan dan biaya darurat, sedangkan 15% responden lainnya mengutamakan makanan dan kebutuhan pokok lain.

Prioritas akan keperluan edukasi mencerminkan kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai kunci masa depan generasi muda guna memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia.

Sebaliknya, pengeluaran untuk liburan dan berwisata jadi yang paling banyak kena pangkas, seperti dipilih oleh 57% responden. Lebih lanjut, 52,48% responden memilih memotong pengeluaran untuk fesyen dan aksesoris, serta 51,98% responden mengurangi pengeluaran untuk makan keluar di restoran.

Adapun survei Snapcart ini dilakukan pada Mei 2025 secara daring, melibatkan 1.993 responden.

Baca Juga: Tingkat Ekonomi Masyarakat Indonesia 2024

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

5 Strategi Gamer Indonesia Dapat Cuan Besar dari Game Free Fire!

Dari menjual diamond hingga menjadi konten kreator, berikut lima strategi yang dapat diterapkan untuk mendapatkan cuan besar dari Free Fire.

DeepSeek vs OpenAI, Mana Kecerdasan Buatan Paling Unggul?

Di tengah kemajuan AI ini, pemain besar muncul sebagai pesaing utama: DeepSeek, sebuah startup AI asal Tiongkok.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook