Setahun pemerintahan Prabowo–Gibran menjadi momentum penting bagi publik untuk menilai arah kebijakan dan efektivitas lembaga negara dalam menjalankan fungsinya.
Survei terbaru dari CELIOS menunjukkan adanya kesenjangan antara ekspektasi publik dan realisasi kinerja aparat, khususnya dalam hal transparansi, penegakan hukum, dan profesionalisme pelayanan publik.
Apa itu CELIOS dan Bagaimana Metode Surveinya?
Center of Economic and Law Studies (CELIOS) adalah lembaga riset independen yang berfokus pada kajian ekonomi, kebijakan publik, dan tata kelola pemerintahan.
Lembaga ini dikenal karena pendekatannya yang berbasis data dan analisis pakar untuk menilai efektivitas kebijakan nasional.
Dalam survei “Rapor 1 Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran”, CELIOS menggunakan dua pendekatan utama, yaitu expert judgment dan survei publik.
Pendekatan expert judgment melibatkan 120 jurnalis dari 60 lembaga media nasional, sementara survei publik mencakup 1.338 responden masyarakat umum dari wilayah perkotaan dan perdesaan.
Pengumpulan data dilakukan pada periode 30 September hingga 13 Oktober 2025, menggunakan metode penilaian berbasis skala 1–10 untuk menilai kinerja, kepercayaan publik, dan kepuasan terhadap lembaga negara.
Dengan metodologi ini, CELIOS berupaya menyajikan potret objektif dan seimbang tentang capaian serta tantangan pemerintahan dalam satu tahun pertama masa kepemimpinan Prabowo–Gibran.
Tingkat Kepercayaan terhadap Aparat Negara
Kinerja Polisi
Berdasarkan hasil survei CELIOS, mayoritas responden menilai kinerja Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) masih berada dalam kategori sangat buruk hingga buruk.
Sebanyak 55% responden memberikan nilai 1 dan 23% memberikan nilai 2, sehingga total 78% responden menilai kinerja Polri masih rendah. Sementara itu, sebagian kecil responden memberi penilaian lebih moderat, yakni 7% memberi nilai 3, 6% memberi nilai 4, dan 4% memberi nilai 5.
Hanya sedikit yang memberikan penilaian positif 3% memberi nilai 6, 1% memberi nilai 7, serta 1% memberi nilai 8–10.
Rata-rata skor yang diperoleh Polri adalah 2 dari 10, mencerminkan rendahnya kepercayaan publik terhadap lembaga penegak hukum ini.
Secara keseluruhan, hasil ini menegaskan perlunya reformasi menyeluruh di tubuh Polri, baik dalam aspek profesionalisme, transparansi, maupun pelayanan publik.
Kinerja TNI
Hasil survei CELIOS mengenai kinerja Tentara Nasional Indonesia (TNI) dinilai masih belum memuaskan oleh sebagian besar responden.
Sebanyak 28% responden memberikan nilai 1 dan 22% memberikan nilai 2, sehingga total 50% menilai kinerja TNI dalam kategori sangat buruk. Sementara itu, 40% responden lainnya memberi nilai antara 3 hingga 5, yang dikategorikan sebagai buruk hingga cukup.
Hanya sebagian kecil responden yang memberikan nilai positif, yaitu 5% memberi nilai 6, 3% nilai 7, 2% nilai 8, dan 1% nilai 10.
Secara keseluruhan, rata-rata skor TNI berada di angka 3 dari 10, yang menggambarkan bahwa kinerja TNI masih dipersepsikan buruk oleh kalangan pakar, meskipun sedikit lebih baik dibanding Polri.
Makna dan Arah Perbaikan
Hasil survei CELIOS mencerminkan meningkatnya kesadaran publik terhadap pentingnya akuntabilitas dan integritas lembaga negara.
Menurunnya tingkat kepercayaan publik ini bukan semata cerminan kegagalan, melainkan sinyal kuat bagi pemerintah untuk memperkuat transparansi, efektivitas, serta komunikasi publik yang lebih terbuka.
Reformasi kelembagaan, perbaikan mekanisme pengawasan internal, dan peningkatan kesejahteraan aparatur menjadi langkah strategis untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Selain itu, penting bagi pemerintah memperkuat koordinasi antara TNI, Polri, dan lembaga penegak hukum lain agar penegakan hukum berjalan lebih humanis dan konsisten.
Baca Juga: Bagaimana Penilaian Jurnalis terhadap Kinerja Prabowo-Gibran?
Sumber:
https://celios.co.id/
https://celios.co.id/rapor-kinerja-1-tahun-prabowo-gibran/
Penulis: Angel Gavrila
Editor: Editor