Akhir-akhir ini ramai di media sosial, komentar warga Korea Selatan yang menyinggung perihal ras dan agama masyarakat Indonesia. Komentar tersebut didapat dari salah satu platform daring para pekerja asal Korea Selatan yang tengah bekerja di Indonesia.
Komentar-komentar tersebut di antaranya menyinggung warna kulit orang Indonesia yang dinilai paling gelap, serta singgungan yang berkaitan dengan agama Islam. Hal ini kembali didiskusikan di media sosial X dan menimbulkan banyak respon dari netizen Indonesia.
Sementara itu, komentar rasisme ini bukan pertama kali dialami masyarakat Indonesia. Tak hanya datang dari bangsa lain, orang Indonesia juga beberapa kali “tertangkap” mengeluarkan pendapat-pendapat rasisme mengenai saudara setanah airnya sendiri.
Dilansir dari BBC, seorang mahasiswi asal Papua yang mendapat beasiswa untuk studi di Amerika Serikat menyatakan bahwa rasisme tidak hanya dialaminya dari masyarakat di tempatnya belajar, melainkan juga dari masyarakat Indonesia.
Florida Nasategay pernah mendapatkan pertanyaan seperti, “Di sana (Papua) sudah pakai baju?” atau, “Di sana masih makan manusia?”, bahkan sampai, “Cantik ya untuk ukuran orang Papua”. Perilaku rasisme juga diperolehnya di Amerika, di mana orang-orang enggan duduk bersebelahan dengannya di transportasi umum, atau mendadak mengamankan dompet ketika di dekatnya.
Dalam hasil survei dari The World Values Survey, sejumlah negara tergolong rasis dinilai dari beberapa situasi. Warga negara Iran menjadi yang paling tinggi komitmennya untuk enggan tinggal bersebelahan dengan orang-orang yang berasal dari ras berbeda.
Dalam situasi tersebut, Indonesia menempati posisi ke-14 dari 24 negara dalam daftar.
Iran juga masih memimpin dalam kategori negara yang warganya enggan tinggal bersebelahan dengan imigran atau pekerja asing. Ada 42% warga Iran dalam situasi tersebut, disusul Rusia 32%, Jepang 30%, China dan Yunani 26%, Maroko 23%, dan Korea Selatan 22%. Indonesia menempati posisi ke-12 dengan perolehan poin 17% pada situasi tersebut.
Dalam survei tersebut,warga Indonesia paling enggan memberikan kelonggaran untuk tinggal bersebelahan dengan pasangan belum menikah yang tinggal bersama. Situasi ini masih dipimpin Iran dengan 76%, kemudian disusul Indonesia dengan 70%.
Kemudian, Maroko mendapatkan 59%, China 40%, Nigeria 30%, Jepang 20% Filipina 16%, serta Meksiko 11% untuk situasi tersebut.
Indonesia juga masih mengotak-kotakan orang lain berdasarkan keyakinan yang dianutnya. Survei tersebut menyatakan bahwa 16% orang Indonesia enggan untuk tinggal bersebelahan dengan orang yang berbeda keyakinan. Situasi ini kembali dipimpin Iran dengan 34%, China 31%, Maroko 24%, Yunani 22%, dan Jepang 19%.
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor