Pertumbuhan usaha e-commerce di tanah air patut diacungi jempol. Berawal dari dorongan pandemi Covid-19 yang membatasi adanya interaksi langsung, banyak pelaku usaha kemudian memutar otak untuk tetap mempertahankan bisnisnya, salah satunya melalui e-commerce.
Kesuksesan e-commerce di Indonesia tidak lepas dari upaya setiap pihak, mulai dari seller hingga buyer, dalam memanfaatkan platform ini. Ditambah dengan dukungan dari teknologi dan infrastruktur yang semakin canggih, kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan dari adanya e-commerce telah mengubah pola konsumsi masyarakat.
Badan Pusat Statistik (BPS) melalui survei Statistik E-Commerce 2023 yang dirilis pada awal 2025 ini menyebutkan bahwa jumlah usaha e-commerce naik 27,40% secara tahunan mencapai 3,82 juta usaha pada 2023. Dari seluruh usaha yang telah didata hingga Desember 2023, tercatat 41,51% melakukan kegiatan e-commerce, sedangkan 58,49% sisanya non e-commerce, yang berarti masih menjalankan usaha secara konvensional.
“Kemajuan teknologi yang didukung dengan infrastruktur dan kemudahan regulasi telah mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha e-commerce,” tulis BPS dalam laporannya.
Kemajuan e-commerce juga dilihat dari nilai transaksinya yang mencapai Rp1.100,87 triliun pada 2023, naik hingga 40% dari tahun sebelumnya.
Kurang Pengetahuan Jadi Kendala
Meski bertumbuh, tak dapat dipungkiri bahwa masih banyak pelaku usaha yang lebih memilih jalan konvensional dalam menjalankan bisnisnya, yakni dengan penjualan langsung tanpa perantara online. Melalui survei terhadap 6.372 blok sensus di 365 kabupaten/kota di Indonesia, ditemukan bahwa 77,60% responden tercatat memang lebih nyaman berjualan offline, sehingga mengurungkan niat untuk melakukan e-commerce.
Selain itu, 28,96% responden mengaku kurang paham mengenai penjualan online. Mereka tidak punya pengetahuan atau keahlian yang cukup untuk membuka e-commerce sehingga masih menjalankan usaha secara konvensional. Sementara itu, 28,84% beralasan memang tidak tertarik jualan online.
Sebaran E-Commerce Indonesia
Ditinjau dari lokasinya, e-commerce Indonesia masih memadati Jawa, dengan Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah usaha e-commerce terbanyak, mencapai 818 ribu usaha, setara dengan 21,43% dari total usaha nasional. Jawa Timur menyusul dengan 699 ribu usaha (18,31%), diikuti Jawa Tengah dengan 674 ribu (17,66%).
Dengan demikian, 75,04% usaha e-commerce berada di Jawa, sedangkan sisanya di luar Jawa.
Secara keseluruhan, sektor utama usaha e-commerce Indonesia didominasi oleh perdagangan besar dan eceran, serta reparasi dan perawatan mobil hingga sepeda motor, yang mencapai 33,13%. Penyediaan akomodasi dan makanan serta minuman juga cukup populer, dengan total 23,94% usaha. Terakhir, 19,01% usaha e-commerce Indonesia merupakan industri pengolahan.
Baca Juga: E-Wallet Jadi Metode Pembayaran E-Commerce Pilihan Indonesia
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor