ISIS, Kelompok Teroris Paling Berbahaya dengan Jumlah Serangan dan Korban Terbanyak Sepanjang 2022

Terdapat banyak kelompok teroris berbahaya di dunia, namun ISIS menempati posisi teratas dengan jumlah korban tewas mencapai 1.045 jiwa sepanjang 2022.

ISIS, Kelompok Teroris Paling Berbahaya dengan Jumlah Serangan dan Korban Terbanyak Sepanjang 2022 Ilustrasi teroris dan aksi penyerangannya | Prazis Images/Shutterstock

Istilah terorisme merujuk pada aksi kekerasan yang diciptakan untuk mengintimidasi atau memaksa pemerintah dan warga sipil dalam mewujudkan tujuan politik atau sosial tertentu. Aksi ini biasanya dipraktikkan oleh organisasi politik, kelompok nasionalistik dan agama, revolusioner, hingga lembaga-lembaga nasional, seperti tentara, polisi, dan dinas intelijen.

Kematian akibat terorisme dilaporkan mengalami penurunan sebanyak 9% menjadi 6.701 kematian pada tahun 2022. Angka ini tercatat 38% lebih rendah dari puncaknya di tahun 2015. Penurunan jumlah kematian terjadi akrena pengurangan jumlah insiden, dengan serangan menurun hampir 28% dari 5.463 pada 2021 menjadi 3.955 pada 2022.

Data tersebut bersumber dari laporan Indeks Terorisme Global (Global Terrorism Index/GTI) edisi tahun 2023 oleh Institute for Economics & Peace (IEP). Perhitungan skor GTI tidak hanya mempertimbangkan kematian tetapi juga jumlah insiden, sandera dan cedera akibat terorisme.

Kelompok teroris paling berbahaya di dunia menurut jumlah serangan dan korban sepanjang tahun 2022 | Goodstats

Lebih lanjut, IEP juga mencatat beberapa kelompok teroris yang peling berbahaya sepanjang tahun 2022 lalu, seperti ISIS dan afiliasinya, al-shabaab, Tentara Pembebasan Balochistan (BLA), dan Jamaat Nusrat Al-Islam wal Muslimeen (JNIM). Berikut daftar selengkapnya.

1. ISIS

ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) atau yang juga dikenal sebagai ISIL (Negara Islam Irak dan Syam), adalah kelompok ekstrimis Sunni dan mendeklarasikan kelompoknya sebagai kekhalifahan serta mengklaim otoritas agama atas semua Muslim di seluruh dunia.

Serangan oleh kelompok teroris tersebut telah menyumbang sebesar 27% dari total seluruh angka kematian akibat terorisme secara global pada tahun 2022. Meskipun demikian, jumlah serangan ISIS turun dari 865 pada 2021 menjadi 643 pada 2022.

Sehubungan dengan menurunnya jumlah serangan di tahun 2022, angka korban tewas juga tercatat mengalami penurunan hampir 16% menjadi 1.045 jiwa pada tahun 2022. Meski begitu, ISIS masih menjadi kelompok teroris paling berbahaya di dunia dengan jumlah serangan dan korban tewas terbanyak dibandingkan kelompok lain.

Adapun, serangan ISIS terjadi di lima wilayah di dunia pada 2022, yakni Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA), Afrika sub-Sahara, Rusia dan Eurasia, dan Asia-Pasifik.

2. Al-Shabaab

Al-Shabaab adalah kelompok militan Salafi yang aktif di Afrika Timur. Kelompok ini pertama kali muncul dalam pertempuran memperebutkan ibu kota Somalia pada tahun 2006 silam. Sebagai afiliasi Al-Qaeda yang berbasis di Somalia dan Kenya, al-Shabaab berusaha untuk mengibarkan aspirasi kenegaraan Islam di Somalia dan diperkirakan memiliki jumlah pejuang sebanyak 7.000 hingga 9.000 pejuang pada 2019.

Kelompok tersebut menggunakan pemboman dan serangan bersenjata sebagai modus serangan utamanya. Hampir 63% kematian terorisme yang disebabkan oleh Al-Shabaab sepanjang 2022 adalah akibat dari pemboman. Sementara, proporsi tertinggi serangan al-Shabaab ditujukan kepada militer.

3. IS-K

IS-K (Negara Islam - Provinsi Khorasan) adalah afiliasi regional dari kelompok teroris IS (Negara Islam). Kelompok ini merupakan kelompok yang paling ekstrem dan kejam dari semua kelompok militan jihadis yang berbasis di Afghanistan.

IS-K didirikan pada Januari 2015 pada puncak kekuasaan ISIS di Irak dan Suriah, sebelum masa pendeklarasian kekhalifahannya dikalahkan dan dibongkar oleh koalisi pimpinan dari Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan laporan IEP, IS-K menempati posisi ketiga sebagai kelompok teroris paling berbahaya di dunia sepanjang tahun 2022. Tercatat, jumlah serangan yang dilancarkan oleh kelompok ini mencapai 141 kejadian dengan jumlah korban tewas sebanyak 498 jiwa dan korban luka-luka mencapai 832 jiwa.

4. Jamaat Nusrat Al-Islam wal Muslimeen (JNIM)

JNIM dibentuk pada tahun 2017 dan berbasis di wilayah Sahel di Afrika sub-Sahara sebagai koalisi kelompok pemberontak Salafi-jihadis termasuk Ansar Dine, Front Pembebasan Macina, Al-Mourabitoun dan Al-Qaeda.

Kelompok teroris ini menempati posisi keempat setelah IS-K dalam daftar kelompok paling berbahaya sepanjang tahun 2022 menurut laporan IEP. Jumlah aksi yang dipelopori oleh JNIM mencapai 77 serangan dengan total korban tewas sebanyak 279 jiwa dan korban luka-luka mencapai 215 jiwa pada tahun 2022.

Adapun, militer menjadi target serangan utama JNIM yang mewakili lebih dari setengah total korban serangan JNIM pada tahun 2022. Diikuti oleh warga sipil, yang menyumbang proporsi sebanyak 38% dari total korban.

5. Tentara Pembebasan Balochistan (BLA)

BLA adalah organisasi etno-nasionalis yang menentang pemerintah Pakistan dan pada akhirnya berusaha untuk mendapatkan otonomi daerah yang lebih besar dari provinsi Balochistan di barat daya Pakistan, yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran. Kelompok ini muncul pada tahun 2000 sebagai bentuk protes terhadap pemerintah serta diskriminasi terhadap orang-orang Balochi.

Sejak 2004, BLA telah menggunakan taktik kekerasan, termasuk serangan bersenjata dan peledak, terhadap Pakistan dengan tujuan untuk memisahkan Balochistan dari Pakistan. Kelompok ini telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Pakistan, Inggris, dan pemerintah AS.

BLA menempati posisi kelima dalam daftar kelompok teroris paling berbahaya di dunia sepanjang tahun 2022. Tercatat, jumlah aksi yang dilancarkan oleh kelompok ini mencapai 30 serangan dengan jumlah korban tewas sebanyak 233 jiwa dan korban luka-luka 113 jiwa pada 2022.

Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Mendagri Sebut Jumlah ASN Akan Dikurangi, Bagaimana Pertumbuhannya Selama Ini?

Jumlah ASN di Indonesia sebanyak 4.758.730, terus meningkat sejak 2021.

Survei Indikator: Mayoritas Masyarakat Puas dengan Kondisi Transportasi Umum di Era Jokowi

65% masyarakat puas dengan kondisi transportasi umum di 10 tahun pemerintahan Jokowi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook