Inflasi Dorong Kenaikan Pengeluaran Bahan Makanan di Indonesia 2025

Inflasi jadi faktor utama yang mendorong kenaikan pengeluaran bahan makanan, diikuti situasi keuangan pribadi dan gaya hidup.

Inflasi Dorong Kenaikan Pengeluaran Bahan Makanan di Indonesia 2025 Ilustrasi Pasar Tradisional Bandung | Nurinsani Alfisyah/Unsplash
Ukuran Fon:

Kebiasaan masyarakat Indonesia yang rutin berbelanja bahan makanan menunjukkan bahwa kebutuhan pangan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir setiap rumah tangga rutin membeli bahan makanan, baik di pasar tradisional, supermarket, minimarket, maupun lewat platform digital. Aktivitas ini mencerminkan tingginya permintaan terhadap bahan makanan di pasar. Namun, tingkat permintaan tersebut tidak selalu stabil.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi tingkat permintaan bahan makanan, baik dari sisi internal maupun eksternal. Sisi internal meliputi situasi keuangan pribadi, perubahan preferensi, hingga pergeseran pola konsumsi sehari-hari. Sementara dari sisi eksternal, faktor seperti ketidakpastian ekonomi, resesi, atau tingginya inflasi dapat menurunkan daya beli masyarakat dan berdampak pada turunnya permintaan terhadap bahan makanan.

YouGov meluncurkan laporan APAC Grocery Retail Report 2025 yang mengeksplorasi kebiasaan, preferensi, dan prioritas masyarakat dalam berbelanja. Survei dilaksanakan pada 25 Maret-6 April 2025 melibatkan 7.252 responden dari lima negara, yakni Australia, Hong Kong, Singapura, Indonesia, dan Thailand. Responden dari Indonesia berjumlah 2.018 responden berusia 18 tahun ke atas.

Inflasi Dorong Pengeluaran Bahan Makanan Publik RI

Inflasi yang terjadi di suatu negara pada umumnya memicu perubahan stabilitas harga pangan. Hal tersebut berdampak pada pola konsumsi dan minat berbelanja kebutuhan pokok sehari-hari, termasuk bagi masyarakat Indonesia.

Ketika harga bahan makanan naik, maka pengeluaran masyarakat cenderung meningkat. Banyak pula yang berbondong-bondong membeli lebih awal atau dalam jumlah besar sebelum harga kembali naik.

Fenomena tersebut menunjukkan perilaku adaptif masyarakat Indonesia terhadap tekanan ekonomi dan upaya menjaga stabilitas kebutuhan pokok di tengah dinamika perekonomian nasional yang tidak pasti.

Faktor yang Memicu Kenaikan Pengeluaran Bahan Makanan Publik R
Faktor yang Memicu Kenaikan Pengeluaran Bahan Makanan Publik RI | GoodStats

Survei dari YouGov mengungkapkan bahwa inflasi menjadi faktor utama yang memicu meningkatnya minat beli masyarakat Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, memandang bahwa tren kenaikan atau inflasi yang terjadi baik secara bulanan maupun tahunan membawa dampak yang positif bagi perekonomian.

"Kan inflasi sebetulnya bagus, menunjukkan demand (permintaan) konsumennya kuat," kata Airlangga kepada wartawan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (1/8/2025).

Faktor berikutnya kedua adalah situasi ekonomi pribadi dengan persentase 44%. Hal tersebut menunjukkan meningkatnya minat beli masyarakat Indonesia terhadap bahan makanan turut dipengaruhi oleh kemampuan finansial dari masing-masing individu. Selanjutnya, 36% responden mengaku jika perubahan gaya hidup menjadi pertimbangan.

Faktor lainnya, 33% responden merasa perubahan kebiasaan pembelian atau pola konsumsi lebih banyak akan meningkatkan intensitas dalam membeli bahan makanan. Adapun perubahan preferensi pembelian turut memengaruhi minat beli masyarakat.

Turunnya Minat Beli Bahan Makanan karena Situasi Ekonomi Pribadi

Setiap rumah tangga memiliki kemampuan finansial dan stabilitas pemasukan pribadi yang berbeda-beda. Ketika pendapatan stabil bahkan meningkat, maka daya beli akan kebutuhan pokok terasa aman. Sebaliknya, jika pemasukan pribadi mengalami penurunan, terlebih lagi jika adanya penambahan tanggung jawab terhadap anggota keluarga, maka daya beli kebutuhan pokok cenderung menurun.

Faktor yang Memicu Penurunan Pengeluaran Bahan Makanan Publik RI
Faktor yang Memicu Penurunan Pengeluaran Bahan Makanan Publik RI | Goodstats

Tidak hanya menyajikan faktor-faktor yang memicu meningkatnya minat beli masyarakat Indonesia akan kebutuhan bahan makanan, dalam survei YouGov turut menampilkan faktor-faktor yang mengakibatkan turunnya tingkat minat beli terhadap bahan makanan. Faktor pertama yang paling memengaruhi adalah situasi keuangan pribadi sebanyak 51%.

Selain situasi ekonomi pribadi, 46% responden mengurangi pengeluaran untuk bahan makanan karena memiliki prioritas lain yang lebih mendesak, seperti kebutuhan untuk pendidikan maupun persiapan masa depan.

Faktor lain yang turut menurunkan pengeluaran untuk bahan makanan adalah ketidakpastian ekonomi (35%), perubahan preferensi belanja (29%), hingga inflasi (20%).

Baca Juga: 10 Provinsi dengan Inflasi Tertinggi di Indonesia September 2025: Sumatra Utara Nomor Satu!

Sumber:

https://yougov.com/reports/52718-the-rise-of-value-shoppers-apac-grocery-retail-report

https://ekonomi.bisnis.com/read/20250801/9/1898511/tren-inflasi-naik-menko-airlangga-klaim-daya-beli-membaik

Penulis: Mar'atus Solichah
Editor: Editor

Konten Terkait

Akhir 2025, Produksi Padi Indonesia Diprediksi Turun

Produksi padi diproyeksi turun pada akhir tahun akibat cuaca ekstrem di berbagai wilayah produksi.

Produksi dan Luas Panen Padi Nasional Terus Turun, Ketahanan Pangan Diuji

Data BPS mencatat tren penurunan produksi dan luas panen padi nasional sejak 2018, menandakan tantangan serius bagi ketahanan pangan Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook