Indonesia cukup jauh dari ancaman episentrum resesi ekonomi dunia, karena perekonomian nasional sangat ditopang oleh permintaan domestik. Namun, tidak dapat dipungkiri pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat pada 2023 seiring dengan ketidakpastian di tingkat global, ditambah kemungkinan resesi di AS.
Diperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kisaran 4,8-5,4 persen YoY jika AS tidak dalam krisis, dan 4,4-5,0 persen (YoY) jika AS mengalami krisis tahun depan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Ekonom PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Anton Hendranata mengutip ANTARA (9/11/2022).
Anton juga menambahkan bahwa Indonesia harus dapat memanfaatkan momentum tahun depan, di mana ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh di saat berbagai negara diperkirakan akan mengalami resesi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 diproyeksikan akan dapat mengarungi ancaman resesi global dengan baik. Mengutip dari ANTARA, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan optimisme ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 4,5–5,3 persen pada 2023.
Pertumbuhan ini akan didukung oleh beberapa faktor seperti ekspor, konsumsi, dan investasi yang akan meningkat, tambahnya. Kegiatan hilirisasi, pembangunan infrastruktur, penanaman modal asing, dan pariwisata juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan. Dalam rapat itu, Warjiyo memperkirakan inflasi yang saat ini masih tinggi akan kembali turun ke target 3 plus/minus 1 persen tahun depan.
Kebijakan suku bunga, melalui langkah-langkah front-loaded, pre-emptive, dan forward-looking, secara terukur akan mengurangi ekspektasi inflasi yang sangat tinggi. Nilai tukar rupiah diperkirakan akan terjaga dan menguat pada 2023 jika gejolak ekonomi global mereda.
Rupiah akan terjaga didukung oleh fundamental ekonomi Indonesia yang baik, pertumbuhan yang tinggi, inflasi yang rendah, dan imbal hasil obligasi pemerintah yang menarik. Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah terhadap tekanan global juga diarahkan untuk mengendalikan inflasi serta menstabilkan ekonomi makro dan sistem keuangan.
Tahun depan, stabilitas eksternal Indonesia juga diperkirakan tetap kuat dengan neraca berjalan yang seimbang, surplus neraca modal dari investasi asing, ekspektasi re-entry investasi portofolio, dan cadangan devisa yang meningkat. Stabilitas sistem perekonomian akan terjaga dengan kecukupan modal yang tinggi serta likuiditas yang lebih dari cukup.
Terakhir, ekonomi dan keuangan digital diprediksi tumbuh pesat pada 2023, dengan transaksi eCommerce mencapai Rp572 triliun, transaksi uang elektronik Rp508 triliun, dan transaksi perbankan digital menembus Rp67 ribu triliun. “Sinergi dan inovasi menjadi kata kunci ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional,” kata Gubernur BI.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Iip M Aditiya