Langit Jakarta bersiap menyambut kedatangan pesawat tempur canggih Chengdu J-10 buatan Cina yang disebut segera mengudara.
Restu dari Menkeu dan sinyal kuat Menhan menandai langkah baru Indonesia dalam memperkuat pertahanan udaranya.
Berbagai varian utama pesawat tempur Chengdu J-10 yang dikembangkan oleh Cina. Varian awal, J-10A menjadi dasar operasional Angkatan Udara Cina sejak awal 2000-an, sementara J-10S dirancang khusus untuk pelatihan pilot dengan konfigurasi dua kursi.
Evolusinya berlanjut ke J-10B yang membawa pembaruan signifikan seperti radar AESA dan sistem avionik modern. Versi tercanggih saat ini adalah J-10C dan J-10CE, di mana yang terakhir merupakan versi ekspor dengan sistem komunikasi yang kompatibel dengan standar NATO dan digunakan oleh Pakistan.
Spesifikasi Teknis dan Kemampuan
Jet tempur Chengdu J-10 merupakan pesawat multirole generasi keempat buatan China dengan desain sayap delta wing dan canard yang memberikan kelincahan tinggi dalam manuver udara.
Pesawat ini ditenagai mesin AL-31FN turbojet yang mampu menghasilkan kecepatan maksimum hingga 2.327 km/jam (Mach 2.2) dan beroperasi pada ketinggian hingga 18.000 meter.
Dengan 11 hardpoint eksternal, J-10 dapat membawa berbagai jenis rudal udara-ke-udara seperti PL-8, PL-12, dan PL-15, serta bom berpemandu presisi dan misil anti-kapal.
Dilengkapi radar AESA, sistem avionik digital, dan kemampuan pengisian bahan bakar di udara, J-10 menjadi tulang punggung kekuatan udara modern milik Angkatan Udara China.
Harga, Jumlah dan Pertimbangan Dari Kementerian Indonesia
Jet tempur Chengdu J-10 buatan Cina dibanderol sekitar US$40 juta atau Rp652 miliar per unit, jauh lebih terjangkau dibanding Rafale yang mencapai US$120 juta. Harga kompetitif ini menjadi pertimbangan utama Indonesia di tengah upaya efisiensi anggaran pertahanan.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengonfirmasi bahwa jet tempur tersebut segera terbang di Jakarta, menandai langkah baru dalam modernisasi kekuatan udara nasional.
Pemerintah berencana mengakuisisi hingga 42 unit J-10 melalui skema pembiayaan dengan Cina, meski nilai kontrak dan jadwal pembelian belum diumumkan resmi. Kemenhan menyebut TNI AU masih meninjau kecocokan varian J-10 dengan kebutuhan pertahanan sebelum keputusan final diambil.
Varian yang paling mungkin dipilih adalah J-10C, generasi 4,5 dengan radar AESA, sistem avionik modern, dan rudal udara-ke-udara PL-15. Jika rencana ini terealisasi, Indonesia akan menjadi negara kedua setelah Pakistan yang mengoperasikan jet tempur tersebut.
Langkah akuisisi Chengdu J-10 menjadi simbol keseriusan Indonesia dalam memperkuat pertahanan udara berbasis teknologi mutakhir. Kehadiran jet tempur ini diharapkan mampu meningkatkan daya gentar sekaligus menandai babak baru kemandirian alutsista nasional.
Baca Juga: Daftar 10 Pesawat Tercepat di Dunia, Ini Datanya!
Sumber:
https://www.airforce-technology.com/
Penulis: Angel Gavrila
Editor: Muhammad Sholeh