Susu dan olahan lainnya seperti kepala susu menjadi komoditas hasil ternak yang penting di Indonesia. Hal ini tak lepas dari tingginya konsumsi makanan olahan berbahan dasar susu di masyarakat. Produk-produk seperti es krim, yogurt, roti, dan berbagai jenis kue telah menjadi bagian dari konsumsi sehari-hari banyak orang.
Sayangnya, tingginya permintaan tersebut masih belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Maka dari itu, impor menjadi salah satu solusi yang diambil untuk menutupi kekurangan pasokan di pasar domestik.
Terbukti, Indonesia masih mengimpor susu dan kepala susu dalam jumlah yang cukup besar. Tidak hanya susu, berbagai hasil ternak lainnya seperti lemak hewani, telur unggas, daging kambing atau domba, dan beberapa produk peternakan olahan juga masih didatangkan dari luar negeri.
Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor peternakan nasional masih menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Hal tersebut bisa menjadi pengingat bahwa penguatan sektor peternakan perlu menjadi perhatian bersama, baik oleh pemerintah maupun pelaku industri terkait.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian Indonesia masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan berbagai komoditas hasil ternak. Komoditas dengan volume impor terbesar adalah susu dan kepala susu, yang mencapai 154.171 ton, diikuti oleh kategori hasil ternak lainnya sebanyak 106.859 ton, yang mencakup berbagai produk hewani non-primer.
Daging sapi menjadi salah satu komoditas utama dengan jumlah impor mencapai 72.600 ton. Sementara itu, impor daging unggas tercatat sebesar 5.351 ton, disusul oleh lemak hewani sebanyak 4.454 ton. Komoditas daging babi juga turut diimpor dengan volume 3.633 ton, dan daging kambing atau domba sebanyak 1.115 ton.
Selain produk daging, Indonesia juga mengimpor telur unggas olahan sebanyak 1.090 ton serta madu sebanyak 943 ton. Jumlah ini mencerminkan permintaan tinggi terhadap produk peternakan yang belum seluruhnya dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri.
Indonesia Optimis Kurangi Impor Susu Sapi
Melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), pemerintah Indonesia berencana mengurangi ketergantungan terhadap impor hasil ternak, terutama daging dan susu sapi. Langkah ini diimplementasikan melalui Program Peningkatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN) yang tengah digencarkan. Salah satu upaya utama dalam program ini adalah mendatangkan sapi perah dan sapi pedaging dalam jumlah besar untuk memperkuat populasi ternak dalam negeri.
“Kami menargetkan mendatangkan 200 ribu ekor sapi perah dan 200 ribu sapi pedaging pada tahun 2025. Penambahan ini ditargetkan mencapai 1 juta ekor sapi perah dan 1 juta ekor sapi pedaging dalam lima tahun ke depan,” tegas Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, dalam acara sosialisasi P2SDN di Surabaya, Senin (22/12/2024), dikutip dari laman resmi Kementerian Pertanian.
Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi susu dan daging secara mandiri, sehingga Indonesia dapat secara bertahap mengurangi kebutuhan impor dan memperkuat ketahanan pangan nasional di sektor peternakan.
Baca Juga: Top 5 Negara Asal Impor Indonesia 2024
Sumber:
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/berita/2238-program-p2sdn-andalan-baru-kementan-untuk-kurangi-impor-susu-dan-daging-sapi
https://satudata.pertanian.go.id/
Penulis: Faiz Al haq
Editor: Editor