Habiskan Rp710 Miliar, Siswa SD/MI Jadi Penerima Makan Bergizi Gratis Terbanyak

Program ini diharapkan mampu memberikan dampak nyata dalam meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia di masa depan.

Habiskan Rp710 Miliar, Siswa SD/MI Jadi Penerima Makan Bergizi Gratis Terbanyak Ilustrasi Makan Bergizi Gratis | indonesia.go.id
Ukuran Fon: 12px16px14px

Program makan bergizi gratis menjadi salah satu program unggulan pemerintahan Prabowo yang dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam aspek kesehatan dan gizi.

Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap warga, terutama kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan masyarakat dengan keterbatasan ekonomi, mendapatkan asupan nutrisi yang cukup. Dengan menyediakan makanan yang bergizi secara gratis, pemerintah berharap dapat menekan angka stunting, meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat, serta menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif di masa depan.

Sasaran utama dari program ini adalah masyarakat yang paling membutuhkan, termasuk anak-anak sekolah, balita, ibu hamil, serta kelompok ekonomi lemah yang kesulitan mengakses makanan bergizi. Anak-anak sekolah, misalnya, sering kali mengalami keterbatasan dalam mengonsumsi makanan yang cukup nutrisi akibat faktor ekonomi keluarga.

Sementara itu, ibu hamil dan balita juga menjadi prioritas karena masa pertumbuhan awal sangat menentukan kualitas kesehatan jangka panjang. Dengan adanya program ini, diharapkan kelompok-kelompok tersebut dapat menikmati manfaat gizi yang cukup tanpa harus terbebani dengan biaya yang besar.

912.023 siswa SD/MI telah menerima bantuan makanan bergizi gratis | GoodStats

Berdasarkan data Kementerian Keuangan RI per 12 Maret 2024, kelompok penerima manfaat terbesar adalah siswa Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan jumlah 912.023 penerima.

Hal ini menunjukkan fokus utama program ini adalah anak-anak usia sekolah dasar yang sedang berada dalam fase pertumbuhan krusial dan membutuhkan nutrisi cukup untuk mendukung perkembangan fisik serta kognitif mereka.

Selain itu, siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) juga menjadi target signifikan dengan 578.465 penerima. Kelompok ini juga berada dalam masa pertumbuhan dan membutuhkan dukungan gizi yang cukup agar dapat belajar dengan optimal.

Di tingkat yang lebih tinggi, program ini turut mencakup siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan total 424.145 penerima. Dengan cakupan yang luas pada jenjang pendidikan, pemerintah menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kualitas kesehatan generasi muda secara menyeluruh.

Tidak hanya anak usia sekolah, program ini juga menyentuh kelompok usia dini dengan memberikan makanan bergizi kepada 111.127 anak pra-SD. Masa ini sangat krusial dalam pembentukan pola makan sehat serta tumbuh kembang anak.

Selain itu, pondok pesantren juga menjadi sasaran dengan 10.681 penerima, mencerminkan upaya pemerintah dalam menjangkau kelompok pelajar yang tidak hanya berada di sekolah formal tetapi juga di lingkungan pendidikan berbasis keagamaan.

Program ini turut menyasar kelompok yang lebih rentan, seperti balita (7.811 penerima), anak berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan 4.548 penerima, serta ibu menyusui (2.613 penerima) dan ibu hamil (1.835 penerima). Kelompok ini menjadi prioritas karena asupan gizi yang cukup sangat penting untuk kesehatan ibu dan bayi, terutama dalam mencegah stunting dan meningkatkan kesehatan generasi mendatang.

Habiskan Anggaran Rp710,5 Miliar dengan 726.000 SPGG

Hingga 12 Maret 2024, program makan bergizi gratis telah mencairkan anggaran sebesar Rp710,5 miliar dan berhasil menjangkau lebih dari 2 juta penerima manfaat. Pernyataan yang disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, dalam konferensi pers APBN KiTA ini menunjukkan bahwa program tersebut terus berjalan dengan pendanaan yang signifikan.

“Sampai dengan 12 Maret, pencairan anggaran telah mencapai Rp710,5 miliar, dan sesuai laporan ini telah menjangkau penerima manfaat sebanyak lebih dari 2 juta orang,” ujar Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (13/3/2025).

Dengan alokasi dana yang besar, pemerintah berupaya memastikan bahwa kelompok sasaran, terutama anak-anak sekolah dan masyarakat rentan, dapat memperoleh asupan gizi yang memadai guna mendukung pertumbuhan dan kesehatan mereka.

Selain itu, jumlah satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang telah beroperasi mencapai 726.000 unit dan akan terus bertambah. SPPG ini berfungsi sebagai titik distribusi makanan bergizi bagi penerima manfaat, memastikan bahwa program ini berjalan secara merata di berbagai wilayah Indonesia.

Pemerintah juga menargetkan cakupan penerima yang jauh lebih besar, yaitu 82,9 juta orang, yang mencerminkan ambisi besar untuk menjangkau seluruh masyarakat yang membutuhkan.

“Dan pada saat ini telah tercatat jumlah satuan pelayanan pemenuhan gizi atau SPPG yang telah beroperasi 726.000 SPPG yang dari waktu ke waktu akan terus ditingkatkan sehingga nantinya bisa menjangkau keseluruhan dari Rp82,9 juta target penerima Makan Bergizi Gratis,” katanya.

Baca Juga: Efisiensi Anggaran buat MBG, Kementerian/Lembaga Mana yang Paling Terdampak?

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor

Konten Terkait

Bukan Bali Atau Jakarta, Ini Daerah dengan Tingkat Penghunian Hotel Tertinggi

TPK menjadi salah satu indikator yang dapat mencerminkan pertumbuhan industri perhotelan.

Bawa Botol Minum Pribadi Jadi Cara Andalan Gen Z Kurangi Sampah

Aksi-aksi kolektif ini menjadi bagian dari upaya masyarakat untuk menjaga lingkungan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook