Kasus influenza di Indonesia tahun 2025 menjadi perhatian serius karena peningkatan penularannya. Laporan Kementerian Kesehatan menunjukkan tren kasus influenza yang signifikan, termasuk temuan kasus HMPV di beberapa wilayah.
Influenza merupakan tipe virus influenza yang paling sering menimbulkan gejala berat dan berpotensi wabah. Data terbaru kasus influenza dan HMPV di Indonesia 2025 memberikan gambaran urgensi langkah pencegahan kesehatan masyarakat.
Apa itu Influenza dan Human Metapneumovirus (HMPV)?
Influenza adalah penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh virus influenza tipe A, B, atau C, dengan gejala utama berupa demam, batuk, pilek, nyeri otot, dan kelelahan. Virus ini sangat mudah menular melalui droplet ketika penderita batuk atau bersin, sehingga dapat menyebar cepat di masyarakat.
Sementara itu, Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus pernapasan yang juga menyerang saluran pernapasan atas dan bawah, dengan gejala mirip influenza, seperti batuk, pilek, dan sesak napas. HMPV paling berisiko menimbulkan komplikasi pada kelompok rentan, seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan penyakit penyerta.
Tren Kasus Influenza 2025
Perkembangan proporsi pasien positif influenza di Indonesia tahun 2025 menunjukkan tren yang fluktuatif. Pada 5 Juli, angka proporsi mencapai 22%, namun turun drastis menjadi 4% pada 18 Juli. Setelah itu, terjadi kenaikan kembali menjadi 22% pada 25 Juli, sebelum menurun lagi ke titik terendah 8% pada 1 Agustus.
Tren kemudian meningkat tajam hingga mencapai puncak 34% pada 15 Agustus, disusul penurunan menjadi 26% pada 22 Agustus dan 18% pada 28 Agustus. Memasuki September, proporsi pasien positif tercatat 18% pada 4 September, lalu meningkat ke 26% pada 13 September, sedikit menurun menjadi 24% pada 19 September, dan kembali naik ke 26% pada 25 September.
Data ini memperlihatkan dinamika penularan influenza yang cepat berubah, sehingga memerlukan kewaspadaan dan pemantauan berkelanjutan dari masyarakat serta pemerintah.
Lonjakan Kasus HMPV di Indonesia
Lonjakan kasus Human Metapneumovirus (HMPV) menjadi sorotan setelah Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan 79 kasus pada awal 2025. Jika dihitung sejak 2023, total kasus HMPV di Jakarta mencapai 214 kasus, dengan tren meningkat dari tahun ke tahun.
Kasus ini menimbulkan kekhawatiran karena HMPV dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Pemerintah daerah pun mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan, memakai masker saat sakit, serta segera berkonsultasi ke tenaga medis bila mengalami gejala berkelanjutan.
Faktor Risiko Penularan Influenza dan HMPV
Risiko penularan keduanya lebih tinggi pada kelompok dengan daya tahan tubuh lemah, balita, lansia, dan penderita penyakit kronis. Influenza sering dipicu oleh faktor imunitas dan kondisi tubuh yang kurang fit, sementara HMPV banyak ditularkan melalui udara, kontak langsung, maupun kebersihan yang buruk.
Faktor Risiko Influenza
- Sistem imun lemah.
- Hamil atau baru melahirkan.
- Balita dan lansia.
- Penyakit penyerta: diabetes, asma, jantung, obesitas.
- Tinggal atau bekerja di fasilitas umum.
- Kondisi tubuh tidak fit atau kurang istirahat.
Faktor Risiko HMPV
- Penularan lewat udara (batuk, bersin, atau benda terkontaminasi).
- Kontak langsung dengan penderita (jabat tangan, berbagi alat makan).
- Daya tahan tubuh lemah (bayi, lansia, penderita penyakit kronis, pasien kemoterapi).
- Kebersihan kurang terjaga (jarang cuci tangan, sanitasi buruk, paparan di sekolah/rumah sakit/transportasi umum).
Langkah Pencegahan dan Respons Pemerintah
Berdasarkan situs Kmenkes yang dikutip Goodstats, Pemerintah dan tenaga kesehatan terus mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan diri serta meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pernapasan. Setiap individu dapat berperan aktif dalam memutus rantai penularan melalui langkah sederhana yang konsisten dilakukan.
Tindakan pencegahan ini tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitar kita. Berikut cara mencegahnya:
- Cuci tangan secara rutin: Gunakan sabun dan air mengalir, terutama setelah batuk, bersin, atau menyentuh permukaan umum.
- Gunakan masker: Kenakan masker ketika sedang batuk, flu, atau berada di ruang publik untuk mengurangi risiko penularan.
- Jaga kebersihan lingkungan: Rutin disinfeksi permukaan yang sering disentuh seperti gagang pintu, meja kerja, dan peralatan rumah tangga.
- Konsultasi ke dokter: Segera periksa diri jika mengalami gejala flu berat atau sesak napas agar mendapat penanganan tepat waktu.
Kasus influenza dan HMPV di Indonesia sepanjang 2025 menunjukkan bahwa penyakit pernapasan masih menjadi ancaman nyata bagi kesehatan masyarakat.
Dengan pencegahan sederhana dan kesadaran kolektif, risiko penularan dapat ditekan sekaligus melindungi kelompok rentan dari dampak yang lebih serius.
Sumber:
https://kemkes.go.id/id/layanan/laporan-pengawasan-kasus-influenza-dan-covid-19-tahun-2025
Penulis: Angel Gavrila
Editor: Muhammad Sholeh