Transportasi kereta api telah menjadi salah satu moda perjalanan yang semakin diminati oleh masyarakat saat ini. Dengan keunggulan seperti efisiensi waktu, kenyamanan, dan harga yang relatif terjangkau, kereta api kini tidak hanya menjadi alat transportasi utama bagi perjalanan antarkota, tetapi juga untuk mobilitas lokal.
Popularitas ini terus meningkat seiring dengan perbaikan infrastruktur, layanan, dan konektivitas yang mendukung kebutuhan perjalanan masyarakat modern.
Di berbagai daerah, kereta api lokal menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin bepergian jarak pendek dengan cepat dan praktis. Sementara itu, kereta api antarkota menawarkan pilihan perjalanan yang efisien untuk rute jarak jauh, menghubungkan berbagai wilayah dengan akses yang semakin luas.
Keduanya melayani kebutuhan yang berbeda, namun memiliki peran penting dalam mendukung mobilitas masyarakat, baik untuk aktivitas harian maupun perjalanan jarak jauh.
Menariknya, jumlah penumpang yang diangkut oleh setiap jenis kereta api pun bervariasi, tergantung pada rute, jadwal, dan jenis layanan yang ditawarkan. Perbedaan ini menunjukkan fleksibilitas kereta api dalam melayani kebutuhan perjalanan masyarakat yang beragam.
Berdasarkan data jumlah penumpang kereta api sepanjang tahun 2024, kereta Joglosemarkerto (KA 167) mencatatkan jumlah penumpang terbanyak, yakni 413.320 penumpang.
Angka ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap layanan kereta ini, yang kemungkinan besar didukung oleh rute strategis dan frekuensi perjalanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Di posisi kedua, kereta Joglosemarkerto (KA 161) juga mencatat jumlah penumpang yang signifikan, yaitu 384.336. Hal ini menunjukkan bahwa varian layanan dari kereta ini tetap menjadi pilihan utama bagi banyak penumpang, memberikan kontribusi besar pada total volume perjalanan sepanjang tahun.
Selanjutnya, kereta Matarmaja (KA 233) menempati urutan ketiga dengan jumlah penumpang mencapai 373.978. Kereta ini menjadi alternatif populer bagi mereka yang hendak bepergian jarak jauh dengan biaya yang efisien, mencerminkan daya tarik layanan kelas ekonomi yang tetap diminati.
Kereta Kertajaya (KA 220) berada di posisi berikutnya dengan jumlah penumpang sebanyak 363.571. Sementara itu, kereta Jayakarta (KA 217) juga menunjukkan performa yang kuat dengan 360.887 penumpang. Popularitas kereta ini dipengaruhi oleh konektivitasnya dengan beberapa kota besar, memberikan kemudahan akses bagi pelaku perjalanan.
Kereta Kertajaya (KA 219) yang mencatatkan jumlah penumpang sebesar 356.324, menegaskan konsistensi layanan kereta ini dalam memenuhi kebutuhan perjalanan jarak jauh. Jumlah ini hampir setara dengan varian lain dari kereta Kertajaya, menunjukkan stabilitas permintaan.
Kereta Logawa (KA 212) juga tidak kalah menarik perhatian, dengan 334.012 penumpang sepanjang tahun.
Pada urutan berikutnya, kereta Matarmaja (KA 234) mengangkut 331.669 penumpang, menegaskan reputasi kereta ini sebagai salah satu pilihan utama untuk perjalanan dengan layanan kelas ekonomi.
Kereta Jayabaya (KA 107) berhasil mencatatkan 322.749 penumpang sepanjang tahun. Terakhir, kereta Jayakarta (KA 218) mengangkut 320.228 penumpang, memperlihatkan bagaimana kereta tetap relevan dan diminati meskipun berada di urutan terbawah dalam daftar.
Secara keseluruhan, data ini mencerminkan bagaimana variasi layanan kereta api mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dengan karakteristik perjalanan yang berbeda-beda, dari lokal hingga antarkota. Hal ini semakin memperkuat posisi kereta api sebagai moda transportasi yang andal dan diminati di Indonesia.
Baca Juga: WNA dari 154 Negara Telah Menggunakan Kereta Cepat Whoosh
Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor