Perjudian online melibatkan taruhan sesuatu yang berharga dengan hasil yang tidak pasti. Beberapa contohnya termasuk lotere, bingo, kasino, hingga permainan kartu. Industri ini merupakan salah satu industri terbesar yang tersebar di seluruh dunia.
Luasnya ketersediaan dan pengaruh aplikasi seluler untuk bermain game online diperkirakan akan terus mendorong ekspansi pasar judi. Selain itu, peningkatan penetrasi internet juga dapat meningkatkan penggunaan platform game online di seluruh dunia.
Melansir Yahoo.com, pasar kasino dan industri perjudian online di seluruh dunia pada tahun 2021 mencapai total US$ 231 miliar atau sekitar Rp3.498 triliun (kurs Rp15.145/US$). Bahkan, pasar perjudian online saja diproyeksikan akan melebihi US$ 114 miliar sebelum akhir dekade ini, dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sekitar 11 persen hingga 2028 mendatang.
Menurut laporan dari H2 Gambling Capital, Inggris merupakan pasar perjudian online teregulasi terbesar di dunia. Pendapatan kotornya mencapai US$ 12,5 miliar atau senilai Rp189 triliun pada tahun 2021. Pasar Inggris bahkan melampaui Amerika Serikat yang memiliki pendapatan kotor mencapai US$ 11,0 miliar atau Rp166 triliun.
Sementara, di posisi ketiga ada Australia dengan jumlah pendapatan dari pasar perjudian sekitar US$ 6,5 miliar. Disusul oleh Italia dengan US$ 4,5 miliar, Prancis US$ 3,8 miliar, Jerman US$ 3,6 miliar, Kanada US$ 2,6 miliar, dan Swedia dengan US$ 2,1 miliar.
Seperti yang dilaporkan oleh Public Health England, kerugian yang disebabkan oleh perjudian online ditaksir mencapai Rp2 triliun per September 2021 karena kegiatan kriminal yang terkait dengan kecanduan di Inggris.
Namun, efek kesehatan mental dan fisik negatif yang disebabkan oleh perjudian jauh lebih besar daripada biaya yang terkait dengan kejahatan. Jika memperhitungkan biaya tidak berwujud atas kerugian yang dirasakan, total faktur untuk masyarakat mencapai Rp15,7 triliun. Kemudian, total kerugian pada pendidikan, pekerjaan, dan biaya keuangan (terkait tunawisma) bahkan ditaksir mencapai Rp21,3 triliun tiap tahunnya.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya