Luasnya wilayah Indonesia menjadikan banyak kota berkembang menjadi pusat perdagangan yang konsisten memberikan kontribusi nyata dalam struktur perekonomian Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada Triwulan III tahun 2024, kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai 13,09 persen atau yang terbesar ketiga setelah sektor industri dan pertanian.
Berikut merupakan 5 provinsi dengan alokasi jumlah pasar terbanyak pada tahun 2024.
Dalam laporan BPS, Pulau Jawa menduduki deretan teratas pusat perdagangan, di mana Jawa Timur tercatat menduduki peringkat pertama sebagai provinsi dengan jumlah pasar terbanyak, mencapai angka 2.813.
Pencapaian ini terdiri dari beberapa indikator yang mencakup pasar tradisional, pusat perbelanjaan modern, maupun toko swalayan yang tersebar di berbagai wilayah. Disusul Jawa Tengah sebanyak 2.248 dan Jawa Barat 1.246.
Dua lainnya diisi oleh Pulau Sumatra, yang masing-masing mencapai angka 1.165 dan 1.072 untuk Sumatra Selatan dan Sumatra Utara.
Melihat dominasi lima provinsi dengan pusat perdagangan terbanyak, dalam laporan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Indonesia 2019-2023, BPS juga meninjau bagaimana penyebaran aktivitas ekonomi ini berlangsung di tingkat kota.
Setiap provinsi tentu memiliki kota-kota unggulan yang menjadi motor penggerak utama perdagangan, merujuk pada data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dijadikan indikator utama.
Berikut ini adalah daftar kota dengan PDRB tertinggi dari setiap provinsi tersebut.
Jawa Timur
Kota Surabaya mendominasi dengan PDRB sebesar Rp715.296 miliar, menjadikannya pusat perdagangan, industri, dan keuangan terbesar di Jawa Timur.
Diikuti oleh Kabupaten Sidoarjo (Rp275.698 miliar) dan Kabupaten Pasuruan (Rp186.946 miliar) yang menonjol di sektor industri.
Kabupaten Gresik dan Kota Kediri juga tampil dengan kontribusi PDRB masing-masing lebih dari Rp150 triliun, menjadi bukti tangguhnya perdagangan di provinsi Jawa Timur.
Jawa Tengah
Kota Semarang berada di puncak dengan PDRB sebesar Rp161.849 miliar, memperkuat posisinya sebagai pusat pemerintahan, logistik, dan perdagangan utama di Jawa Tengah. Sebagai ibukota provinsi, Kota Semarang memiliki infrastruktur niaga dan pelabuhan yang sangat menunjang aktivitas ekonomi.
Kabupaten Cilacap menyusul dengan PDRB Rp101.840 miliar, ditunjang oleh kuatnya sektor energi, terutama kilang minyak dan pelabuhan industri.
Jawa Barat
Kabupaten Bekasi tercatat menjadi motor ekonomi Jawa Barat dengan PDRB tertinggi mencapai Rp393.823 miliar, didorong oleh melimpahnya sektor industri manufaktur.
Kota Bandung dan Kabupaten Karawang menyusul dengan angka masing-masing Rp351.284 miliar dan Rp290.916 miliar.
Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bandung juga mencatat kontribusi yang tak kalah signifikan, menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang sudah cukup tersebar di berbagai wilayah.
Sumatra Utara
Kota Medan menempati posisi tertinggi dengan PDRB sebesar Rp303.312 miliar, menjadi pusat perdagangan di provinsi ini.
Disusul Kabupaten Deli Serdang (Rp139.098 miliar) yang berkembang pesat berkat dekatnya jarak dengan Medan.
Langkat, Simalungun, dan Asahan masing-masing berkontribusi lebih dari Rp50 triliun, menunjukkan kuatnya sektor agribisnis dan industri lokal di wilayah-wilayah tersebut.
Sumatra Selatan
Palembang menempati posisi teratas sebagai kota dengan kontribusi ekonomi terbesar di Provinsi Sumatra Selatan, mencapai total PDRB sebesar Rp194.570 miliar.
Hal ini wajar, mengingat statusnya sebagai ibu kota provinsi serta letaknya yang strategis di jalur perdagangan utama Sumatera bagian selatan.
Di posisi berikutnya ada Muara Enim (Rp118.518 miliar) dan Musi Banyuasin (Rp85.771 miliar) yang mengandalkan sektor sumber daya alam.
Dari sebaran pusat perdagangan di berbagai daerah, terlihat bahwa aktivitas ekonomi Indonesia juga bertumpu pada kota-kota dengan PDRB tinggi dan infrastruktur perdagangan yang kuat.
Mulai dari pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan modern turut membentuk keberagaman bentuk pusat perdangan di tengah dinamika konsumsi masyarakat yang terus berkembang.
Baca Juga: Menelaah Sektor Perdagangan Sebagai Tulang Punggung Ekonomi Indonesia
Penulis: Dilla Agustin Nurul Ashfiya
Editor: Editor