Penemuan cadangan emas bawah laut terbesar di Asia oleh China kembali mengguncang peta kekuatan ekonomi kawasan pada 2025.
Temuan ini menegaskan dominasi China dalam cadangan emas Asia sekaligus memicu perhatian terhadap strategi penumpukan emas negara-negara regional.
China Temukan Cadangan Emas Terbesar di Asia
China kembali menjadi sorotan setelah berhasil menemukan cadangan emas bawah laut terbesar di Asia di perairan Laizhou, Provinsi Shandong.
Penemuan ini meningkatkan total cadangan emas terbukti di wilayah tersebut menjadi lebih dari 3.900 ton, setara sekitar 26% dari cadangan emas nasional China.
Temuan tersebut merupakan bagian dari rangkaian penemuan besar lainnya, termasuk cadangan emas super-besar di Provinsi Liaoning dan Pegunungan Kunlun.
Kementerian Sumber Daya Alam China menyebut penemuan ini sebagai yang terbesar sejak berdirinya Republik Rakyat China pada 1949.
Secara keseluruhan, penemuan cadangan emas ini memperkuat posisi China sebagai kekuatan utama emas di Asia dan mempertegas strateginya dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Perbandingan Cadangan Emas Negara Asia Tahun 2025
Perbandingan cadangan emas negara Asia tahun 2025 menunjukkan China berada di posisi teratas dengan 2.304,4 ton, jauh meninggalkan negara lainnya.
India menyusul di urutan kedua dengan 880,2 ton, lalu Jepang di posisi ketiga dengan 846 ton yang selisihnya tipis dari India.
Setelah itu ada Turki dengan 644,3 ton, menegaskan perannya sebagai salah satu pemegang emas terbesar di kawasan.
Kelompok berikutnya berada di level menengah, yakni Uzbekistan (370,8 ton), Kazakhstan (325 ton), dan Arab Saudi (323,1 ton) yang nilainya hampir setara.
Di Asia Tenggara, Thailand mencatat 234,5 ton dan Singapura sebesar 204,7 ton, menunjukkan cadangan yang cukup kuat dibanding tetangga regionalnya.
Filipina berada di angka 132,5 ton, sementara Korea Selatan mencatat 104,4 ton sehingga masih berada di atas seratus ton.
Indonesia memiliki 84,3 ton, yang menempatkannya di bawah Korea Selatan dan Filipina dalam daftar ini.
Pada lapisan terbawah, Malaysia memiliki 38,9 ton dan Bangladesh 14,3 ton sehingga jaraknya cukup jauh dari negara-negara papan atas.
Paling kecil adalah Brunei Darussalam dengan 4,6 ton, memperlihatkan perbedaan skala cadangan emas yang sangat lebar antarnegara Asia pada 2025.
Mengapa Cadangan Emas Penting bagi Stabilitas Ekonomi Negara?
Cadangan emas penting bagi stabilitas ekonomi negara karena menjadi aset aman yang nilainya cenderung bertahan saat krisis dan inflasi meningkat.
Emas juga membantu memperkuat kepercayaan terhadap mata uang dan kemampuan bank sentral menjaga stabilitas keuangan, terutama ketika pasar global bergejolak.
Selain itu, cadangan emas bisa dipakai sebagai penyangga devisa untuk mendukung perdagangan internasional.
Bagi negara, kepemilikan emas yang kuat memberi ruang untuk diversifikasi cadangan agar tidak terlalu bergantung pada satu mata uang asing tertentu.
Untuk itu, strategi menambah emas sering dipandang sebagai langkah jangka panjang untuk menjaga ketahanan ekonomi dan mengurangi risiko dari ketidakpastian global.
Dampak Penemuan Emas China bagi Peta Ekonomi Asia
Penemuan cadangan emas besar di China dapat menguatkan posisi Beijing dalam peta ekonomi Asia karena meningkatkan kepercayaan pasar terhadap ketahanan aset dan kebijakan moneternya.
Di sisi lain, temuan ini bisa memicu negara-negara Asia lain mempercepat strategi diversifikasi cadangan, termasuk menambah emas untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan menghadapi peningkatan global.
Dampaknya juga terasa pada persaingan investasi dan eksplorasi sumber daya, karena perhatian akan tertuju pada kawasan yang dinilai punya potensi logam mulia tinggi.
Pada akhirnya, temuan ini menegaskan bahwa emas masih menjadi strategis yang dapat memengaruhi arah kekuatan ekonomi Asia ke depan.
Baca Juga: 17% Rumah Tangga Indonesia Punya Emas, Kaltim Tertinggi
Sumber:
https://www.gold.org/goldhub/data/gold-reserves-by-country
Penulis: Angel Gavrila
Editor: Editor