Snapcart dalam publikasinya bertajuk Hooked on Happiness: Products Indonesians Can’t Quit menyajikan data tentang varian produk yang sulit ditinggalkan masyarakat Indonesia. Survei dilakukan pada Agustus 2025 terhadap 711 responden berusia di atas 18 tahun dengan metode Targeted Audience-based Survey & Crowdsourcing (TASC) secara online.
Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas publik Indonesia tidak bisa lepas dari penggunaan media sosial dalam kesehariannya. Sebanyak 43% responden merasa sulit untuk tidak menggunakan media sosial selama beberapa waktu.
Kehadiran media sosial membuat penggunanya merasa terhubung satu sama lain. Dengan begitu, kebutuhan utama manusia untuk terus berkomunikasi dan berjejaring dapat terpenuhi tanpa terbatas pada ruang dan waktu. Dengan keunggulan yang dimiliki, tak heran jika media sosial jadi yang paling sulit ditinggalkan oleh sebagian besar publik.
Berikutnya, kopi atau minuman berkafein menjadi produk kedua yang sulit dilepaskan dari aktivitas sehari-hari dengan persentase 31%. Dalam menjalani rutinitas, kopi masih menjadi andalan bagi kebanyakan publik untuk membantu meningkatkan fokus dan produktivitas. Khasiat ini biasanya dimanfaatkan oleh para pekerja untuk menunjang kualitas hasil pekerjaan.
Lebih lanjut, produk berupa skincare dan kosmetik berada pada posisi ketiga dengan persentase 20%. Kemudian disusul produk cemilan gurih sebesar 18% dan teh manis atau teh boba 13%.
Pernahkah Publik Berhenti Menggunakan Produk?
Dalam mengonsumsi kelima jenis produk tersebut, publik memiliki cara yang berbeda-beda dalam menyikapi pola penggunaanya. Ada yang pernah mencoba untuk meninggalkan produk dan ada pula yang tidak melakukannya dengan alasan tertentu.
Masih pada hasil survei yang sama, dari 711 responden, 51% di antaranya pernah mencoba berhenti menggunakan produk namun pada akhirnya tetap kembali menggunakannya. Angka ini mengindikasikan bahwa kelima produk di atas telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mayoritas publik di masa kini.
Sementara itu, sebanyak 27% tidak pernah mencoba berhenti menggunakan produk karena merasa hal tersebut tidak perlu dilakukan. Selanjutnya, dibalik kegagalan 51% responden dalam meninggalkan produk, 19% responden lainnya ternyata mampu untuk melepas penggunaan kelima kategori produk. Persentase ini menandakan bahwa kelima kategori produk bukanlah suatu kebutuhan mutlak yang tak bisa ditinggalkan sama sekali.
Kemudian 4% sisanya menyatakan tidak pernah meninggalkan produk karena takut akan mengalami kegagalan. Sebagian kecil publik merasa khawatir upaya meninggalkan produk hanya akan berujung sia-sia.
Baca Juga: Publik RI Habiskan Lebih dari 8 Jam per Minggu Akses Media Sosial
Sumber:
https://snapcart.global/hooked-on-happiness-products-indonesians-cant-quit/
Penulis: NAUFAL ALBARI
Editor: Editor