Kebutuhan akan listrik menjadi hal yang sangat penting saat ini. Tanpa listrik, berbagai aktivitas manusia di berbagai belahan dunia akan terhambat. Untuk itu, sejak dulu pengembangan pembangkit listrik dari berbagai sumber daya terus dilakukan. Sayangnya, di tengah kondisi menuju komitmen Net Zero Emission, PLTU masih menjadi penyokong utama energi listrik Indonesia hingga kini.
Menurut laporan BPS dengan judul “Statistik Listrik 2021” yang dirilis pada 20 Februari 2023, PLTU dapat diasumsikan menjadi penyokong utama energi listrik Indonesia karena memiliki jumlah kapasitas terpasang yang tinggi. Kapasitas terpasang PLTU di tahun 2021 tercatat berada di angka 33.092 megawatt. Angka tersebut bahkan cukup timpang dengan kapasitas terpasang dari PLTGU dan PLTA masing-masing berada di angka 12.429 dan 5.661 megawatt.
Jika dilihat berdasarkan persentase listrik yang dihasilkan, tercatat 66 persen dari seluruh listrik yang terdistribusi ke seluruh wilayah Indonesia berasal dari PLTU. Sementara, 13 persennya dari PLTGU dan 6 persennya dari PLTA.
Data-data di atas juga menunjukkan bahwa di tengah kecanduan Indonesia atas energi fosil, potensi sumber daya air melalui PLTA yang merupakan salah satu energi EBT (Energi Baru Terbarukan) dapat dimanfaatkan dengan baik. Sayangnya jenis EBT yang lain masih belum dikembangkan dengan baik.
Badan Pusat Statistik juga mencatat bahwa Provinsi Jawa Timur menjadi provinsi yang memiliki kapasitas pembangkit listrik terpasang tertinggi di Indonesia pada tahun 2021. Tercatat ada lebih dari 10 ribu kapasitas pembangkit listrik yang terpasang di Provinsi Jawa Timur. Di bawahnya ada Provinsi Jawa Barat dan Banten yang masing-masing memiliki kapasitas pembangkit listrik terpasang di angka 9.079 dan 8.932 megawatt di tahun 2021.
Penulis: Puja Pratama Ridwan
Editor: Iip M Aditiya