Metaverse adalah masa depan internet. Metaverse digambarkan sebagai fitur teknologi futuristik yang kelak berpotensi menjadi tren di masa mendatang, di mana semua orang dapat terkoneksi dalam satu lingkungan secara virtual melalui kehadiran avatar 3D.
Istilah ini semakin populer sejak Mark Zuckerberg melakukan rebranding Facebook menjadi Meta sekitar kurang lebih 6 bulan yang lalu. Zuckerberg mengungkapkan bahwa metaverse adalah dunia komunitas virtual tanpa akhir yang saling terhubung. Melalui komunitas virtual ini, orang-orang dapat bekerja, bertemu, bermain dengan menggunakan sejumlah perangkat teknologi seperti virtual reality (VR) headset atau kacamata augmented reality (AR).
Berdasarkan hasil survei Populix yang dirilis pada tahun 2022, hanya 29 persen masyarakat Indonesia yang familiar dengan istilah metaverse. Sementara itu sebagian besar masih ragu-ragu bahkan belum mengetahui metaverse.
Meskipun masih banyak yang belum memahami tentang metaverse, lebih lanjut survei tersebut mengungkapkan bahwa sebesar 42 persen responden menyatakan ketertarikannya untuk tahu lebih jauh tentang metaverse dan 45 persen di antaranya mengungkapkan tertarik untuk bergabung ke dalam metaverse.
Terdapat beberapa alasan yang mendasari masyarakat ingin bergabung ke dalam dunia metaverse. Alasan utamanya ialah karena metaverse menawarkan pengalaman untuk dapat mengekspresikan kebebasan di media sosial yang lebih luas. Adapun persentasenya mencapai 44 persen.
Alasan berikutnya ialah karena metaverse menawarkan teknologi yang lebih tinggi dalam berkomunikasi dengan persentase sebesar 43 persen. Kemudian sebesar 42 persen responden beralasan bahwa metaverse memberikan lebih banyak kesempatan untuk melakukan pemasaran.
Selain itu terdapat beberapa alasan lainnya di balik keinginan masyarakat untuk bergabung ke dalam metaverse. Beberapa alasan tersebut di antaranya dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan pengalaman tak terbatas (35 persen) serta mengubah cara orang berjualan dan beriklan (34 persen).
Di sisi lain, sebesar 27 persen responden mengungkapkan bahwa mereka masih belum mengetahui alasan bergabung ke dalam metaverse dan masih melakukan observasi lebih lanjut terkait potensi dari metaverse di masa yang akan datang.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Editor