Meskipun alpukat bukan buah asli Indonesia, buah lezat ini tersebar di seluruh kepulauan sejak abad ke-17 dibawa oleh pedagang Spanyol dan awalnya terbatas di daerah pegunungan.
Indonesia tercatat peringkat enam produsen alpukat terbesar di dunia pada tahun 2025, dengan estimasi produksi mencapai 0,4 juta ton, dan juga merupakan produsen terbesar di Asia Tenggara.
Dirjen Hortikultura, Kementerian Pertanian RI, Prihasto Setyanto, menyebutkan bahwa hasil alpukat ini diekspor sebanyak 400 ton per tahun.
Berdasarkan jumlah ekspor tersebut, Indonesia berhasil menduduki peringkat kelima dunia sebagai negara pengekspor alpukat terbesar.
Jawa Timur tercatat sebagai provinsi penghasil alpukat terbesar di Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per 2024. Provinsi ini memproduksi 2,4 juta kuintal , dengan jenis alpukat unggulan seperti Alpukat Aligator dan Alpukat Miki.
Jawa Tengah menyusul dengan produksi sebanyak 1,5 juta kuintal, di mana perkebunan di provinsi ini juga banyak menghasilkan Alpukat Kendil dan Alpukat Mentega.
Sumatra Barat berada di urutan ketiga dengan produksi 1,1 juta kuintal, di mana Alpukat Buttter adalah salah satu varietas yang dihasilkan. terkenal dengan Alpukat Hass dan Alpukat Mega.
Jawa Barat juga merupakan produsen utama dengan produksi 1,0 juta kuintal, diikuti oleh Aceh dengan 0,95 juta kuintal, di mana Alpukat Buttter adalah salah satu varietas yang dihasilkan.
Sebenarnya, Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor pertanian alpukat, namun tantangan utamanya adalah rendahnya produktivitas per hektar dan terbatasnya penetrasi pasar ekspor, dengan sebagian besar hasil produksi masih untuk kebutuhan dalam negeri.
Peningkatan teknologi pertanian, efisiensi distribusi, dan dukungan untuk pasar internasional menjadi kunci untuk mengoptimalkan peluang ekonomi alpukat Indonesia.
Penulis: Akmal
Editor: Iip M Aditiya