Sejak sekolah dasar, kita sering kali mendengar kata PLTU atau Pembangkit Listrik Tenaga Uap. PLTU adalah salah satu jenis pembangkit listrik yang banyak digunakan di seluruh dunia karena pembangkit jenis ini memiliki kemampuan menghasilkan listrik dalam jumlah besar dan relatif stabil.
Dilansir dari Liputan6.com, cara kerja PLTU dimulai dengan proses pembakaran batu bara di dalam tungku pembakaran. Pada saat batu bara terbakar, panas yang dihasilkan akan menyalakan air yang berada di dalam pipa-pipa boiler dan mengubahnya menjadi uap air. Uap air yang dihasilkan ini kemudian diarahkan ke turbin uap yang terhubung dengan generator untuk menghasilkan listrik.
Salah satu negara yang mengandalkan PLTU untuk menghasilkan listrik tersebut adalah Indonesia. Bahkan di Indonesia, PLTU diasumsikan sebagai penyokong utama energi listrik negara ini.
Hal tersebut diungkapkan melalui laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang berjudul “Statistik Listrik 2021”. Dalam laporan yang dirilis pada 20 Februari 2023 itu disebutkan bahwa PLTU mempunyai jumlah kapasitas terpasang yang tinggi.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia mempunyai 253 PLTU yang tersebar di berbagai wilayah. Kalimantan menjadi wilayah dengan jumlah PLTU yang paling banyak, yakni 26 unit.
Meski Kalimantan menjadi wilayah dengan PLTU terbanyak, nyatanya keberadaan PLTU-PLTU besar di Indonesia mayoritas berlokasi di Pulau Jawa. Terdapat enam Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang dijuluki sebagai PLTU terbesar di Indonesia, yakni PLTU Paiton, PLTU Suralaya, PLTU Batang, PLTU Jawa 7 Serang, PLTU Sumsel 8 Muara Enim, dan PLTU Cirebon.
- PLTU Paiton
Sesuai namanya, PLTU Paiton terletak di Kecamatan Paiton, tepatnya di Desa Binor, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. PLTU ini menjadi salah satu penyumbang energi listrik terbesar di Pulau Jawa dan Bali.
PLTU Paiton memiliki usia yang sudah tua. Pembangkit listrik ini pertama kali diresmikan pada tahun 1999 oleh Presiden Soeharto dan merupakan hasil kerja sama antara empat perusahaan, yaitu PT PLN (Persero), Mitsui & Co. Ltd, Tokyo Electric Power Company, dan International Power PLC.
Pembangkit listrik yang satu ini memiliki luas mencapai 400 hektar dengan total kapasitas energi listrik sebesar 4.600 megawatt (MW) yang terdiri dari 8 unit pembangkit yang dikelola oleh beberapa perusahaan, termasuk PT PLN Nusantara Power yang merupakan anak perusahaan PT PLN Persero.
- PLTU Suralaya
PLTU Suralaya berada di Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Provinsi Banten. PLTU ini dibangun pada tahun 1984 dengan 2 unit pembangkit dan terus ditingkatkan hingga menjadi 7 unit pembangkit dengan total kapasitas terpasang 3.440 MW.
PLTU Suralaya memproduksi sekitar 50% dari total produksi PT Indonesia Power dan menyumbang 17% dari energi listrik kebutuhan Jawa-Madura-Bali. Pembangkit listrik ini dioperasikan oleh PT Indonesia Power, anak usaha PLN.
- PLTU Batang
PLTU Batang berlokasi di Ujungnegoro, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. PLTU ini memiliki kapasitas dengan tegangan yang berada pada angka 2 x 1.000 MW yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Pulau Jawa yang diprediksi akan habis pada tahun 2017 silam.
Namun, PLTU yang juga dikenal dengan nama Central Java Power Plant (CKPP) ini masih terus beroperasi dan berperan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan energi di Pulau Jawa.
Selain itu, PLTU yang dikelola oleh PT Bhimasena Power Indonesia tersebut memiliki peran strategis untuk mendorong keterlibatan investasi swasta dalam pembangunan infrastruktur.
- PLTU Jawa 7 Serang
PLTU Jawa 7 Serang merupakan PLTU yang terletak di Kabupaten Serang, Banten. PLTU yang mulai beroperasi pada tahun 2019 tersebut memiliki kapasitas sebesar 2 x 1.000 MW.
Daya listrik PLTU Jawa 7 Serang akan disalurkan untuk memperkuat sistem interkoneksi Jawa-Bali melalui jaringan Suralaya-Balaraja 500 kV menuju interkoneksi Jawa-Bali sehingga bisa menopang kebutuhan listrik yang meningkat setiap tahunnya.
PLTU 7 Jawa Serang adalah PLTU pembangkit listrik pertama di Indonesia yang menggunakan boiler Ultra Super Critical (USC) yang mampu meningkatkan efisiensi pembangkit hingga 15% lebih tinggi daripada non USC. Teknologi USC ini juga membuat emisi yang dihasilkan menjadi lebih rendah sehingga lebih ramah lingkungan.
Adapun, proyek PLTU Jawa 7 Serang merupakan hasil kerja sama antara anak usaha PLN yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali dengan China Shenhua Energy Company Limited.
- PLTU Sumsel 8 Muara Enim
PLTU ini berada di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. PLTU ini mencapai status Commercial Operation Date (COD) atau mulai dioperasikan secara komersial pada 7 Oktober 2023 oleh PLN.
PLTU Sumsel 8 Muara Enim yang memiliki kapasitas 2 x 660 MW tersebut merupakan bagian dari Program Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW berlokasi di Desa Tanjung Lalang.
PLTU ini menggunakan teknologi super critical dan menerapkan teknologi flue gas desulfurization (FGD) yang berfungsi meminimalisir sulfur dioksida (SO2) dari emisi gas buang PLTU sehingga PLTU ini dinilai ramah lingkungan.
- PLTU Cirebon
PLTU Cirebon atau disebut juga dengan PLTU Jawa-1 dibangun di Desa Kanci, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
PLTU ini merupakan bagian dari proyek pembangkit dengan program 35.000 MW yang dibuat pemerintah pada 4 Mei 2015 lalu. PLTU Cirebon sendiri memiliki kapasitas ekspansi 1 x 1.000 MW. Dengan masa konstruksi yang memakan waktu sekitar 51 bulan, PLTU ini dioperasikan secara komersial (COD) pada semester 1 tahun 2020 silam.
Unit pembangkit listrik di sini diperkirakan mampu menghasilkan energi listrik hingga 6,9 Tera Watt hour (TWh) yang akan disalurkan melalui Gardu Induk (GI) 500 kilo volt Mandirancan untuk wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.
Penulis: Wiena Amalia Salsabilla
Editor: Iip M Aditiya