Di tengah pesatnya perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI), banyak bidang dunia kerja yang juga turut mengalami transformasi besar-besaran. Teknologi yang awalnya diciptakan untuk membantu manusia sekarang justru membuat kekhawatiran baru, terutama bagi mereka yang pekerjaannya mulai tergantikan oleh AI.
Pada tahun 2024, Microsoft Research melakukan analisa terhadap 200 ribu percakapan pengguna Copilot untuk mengetahui jenis pekerjaan mana saja yang terancam bisa tergantikan oleh AI.
Copilot sendiri adalah asisten digital berbasis AI yang terintegrasi dalam Windows. Fitur ini membantu pengguna dalam berbagai tugas, seperti menjawab pertanyaan dan menjalankan perintah secara otomatis dari perangkat mereka.
Percakapan lewat Copilot ini diukur berdasarkan seberapa baik AI menyelesaikan tugas yang diberikan. Microsoft juga menganalisis sejauh mana tiap tugas relevan dengan tiap jenis pekerjaan. Tiap pekerjaan lalu diberi skor keseluruhan yang di mana skor yang lebih tinggi menunjukkan tingkat paparan yang lebih besar pada AI.
5 Pekerjaan Paling Berisiko Tergantikan AI
1. Penerjemah dan juru bahasa – skor 0,49
Penerjemah dan juru bahasa menjadi pekerjaan yang paling terancam bisa tergantikan oleh AI menurut skor data Microsoft. Mendukung pernyataan ini, dilansir dari CEPR, sudah ada hilangnya sekitar 28 ribu posisi penerjemah selama periode 2010-2023 yang seharusnya dapat tercipta kalau saja tak ada alat penerjemah otomatis.
CEPR juga mengatakan bahwa daerah tempat tinggal dengan penggunaan penerjemah otomatis yang lebih tinggi mengalami penurunan pertumbuhan dalam pekerjaan penerjemah dan juru bahasa.
2. Sejarawan – skor 0,48
Tak asing lagi bahwa AI dapat meringkas jutaan informasi dalam hitungan detik, termasuk di antaranya informasi sejarah. AI bisa menemukan apa yang pengguna butuhkan dalam sekejap, yang mungkin bisa memakan manusia bertahun-tahun untuk mencarinya.
Namun AI tak bisa menggantikan sejarawan sepenuhnya karena sejarah bukan hanya tentang logika namun di dalamnya terdapat empati, moral, dan makna sosial.
3. Petugas pelayan penumpang – skor 0,47
Pekerja yang tugasnya melayani dan memastikan keselamatan penumpang di atas kapal, bus, kereta api, atau di dalam stasiun dan terminal ini masuk ke dalam daftar bidang pekerjaan yang mudah tergeser AI di urutan ketiga.
Petugas pelayan penumpang termasuk di antaranya pekerja yang melaksanakan tugas-tugas seperti menjelaskan penggunaan peralatan keselamatan, menyajikan makanan dan minuman, atau menjawab pertanyaan terkait perjalanan.
Pekerjaan ini tidak termasuk pramugari, petugas pembawa bagasi, dan petugas pembawa barang ke hotel/bandara. Sekarang ini banyak dari bagian tugas mereka yang sudah diambil alih oleh robot untuk menekan biaya operasional.
4. Perwakilan sales – skor 0,46
Perwakilan sales atau biasa disebut sales representative biasanya bertugas untuk memahami kebutuhan pelanggan. Bagaimana pun, sekarang ini, AI dapat menganalisis data perilaku konsumen, riwayat pembelian, dan hal terkait lainnya dengan jauh lebih efisien.
Banyak proses penjualan kini juga bisa dilakukan tanpa campur tangan manusia, seperti layaknya fitur chatbot dan email marketing otomatis.
5. Penulis dan pengarang – skor 0,45
Di zaman modern ini, AI bisa menghasilkan tulisan yang semakin alami dengan mudahnya robot otomatis ini meniru gaya bahasa penulisan, dan bahkan kadang dilengkapi dengan riset tanpa kita minta. Ini membuat AI dapat menjadi saingan kompetitif dibandingkan dengan tulisan manusia. Karenanya, penulis dan pengarang menduduki posisi kelima di dalam daftar pekerjaan yang paling berisiko tergantikan oleh AI menurut Microsoft.
Bagaimana Tanggapan Ahli?
Shuhua Sun, profesor manajemen dari Tulane University, menyatakan bahwa perusahaan yang mengganti banyak pekerja manusia mereka dengan AI mengabaikan dampak yang lebih luas ke depannya. Ia percaya bahwa AI masih kesulitan menjalankan tugas-tugas manusia.
“Sisi manusiawi seperti judgement, pengetahuan tersirat, dan konteks masih sangat sulit untuk direplikasi AI. Perusahaan yang menempatkan AI untuk sepenuhnya mengambil alih peran manusia berisiko terjebak dalam hasil kerja yang tak optimal,” kata Sun lewat publisannya yang berjudul How and for Whom Using Generative AI Affects Creativity: A Field Experiment (Juni 2025).
Bagaimana penggunaan AI di Indonesia?
Di Indonesia sendiri, 72,8% publiknya mengandalkan AI untuk kepentingan sehari-hari, seperti tugas dan pekerjaan profesional. Data ini adalah hasil survei dari Standard Insight yang dilakukan terhadap 500 partisipan pada tahun 2024.
Berdasarkan survei tersebut, 19,8% responden sangat sering menggunakan AI di keseharian mereka, sementara 53% menyatakan mereka hanya menggunakan AI dari waktu ke waktu. Di sisi lain, 27,2% responden mengaku tak pernah menggunakan AI untuk membantu tugas dan pekerjaan mereka.
Baca Juga: 72% Publik Indonesia Gunakan AI untuk Bantu Pekerjaan Sehari-hari
Sumber:
https://arxiv.org/pdf/2507.07935
https://cepr.org/voxeu/columns/lost-translation-ais-impact-translators-and-foreign-language-skills#:~:text=Our%20findings%20indicate%20that%20regions,over%20the%202010%E2%80%932023%20period.
https://www.bls.gov/oes/2023/may/oes536061.htm#:~:text=53%2D6061%20Passenger%20Attendants,%E2%80%9D%20(53%2D2031).
https://app.standard-insights.com/my-reports/67ba7fb6323a8ba02baa06f2?view_as=public
https://www.researchgate.net/publication/390706627_How_and_For_Whom_Using_Generative_AI_Affects_Creativity_A_Field_Experiment#fullTextFileContent
Penulis: Zelin Feby Zeina Subagyo
Editor: Editor