International Diabetes Federation (IDF) mencatat bahwa penderita diabetes di Indonesia diproyeksi akan mencapai 28,6 juta pada 2045 mendatang. Jumlah ini menjadi salah satu yang terbanyak di dunia. Bahkan pada 2021 lalu, Indonesia menjadi negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia, dengan total 19,5 juta.
Diabetes dikenal sebagai penyakit berbahaya karena mengakibatkan komplikasi lain, seperti penyakit jantung, rusaknya pembuluh darah, kerusakan saraf, mata, dan masih banyak lagi.
“Diabetes itu adalah mother of all diseases. Kalau tidak terkontrol, dia bisa terkena penyakit jantung, stroke, ginjal yang akan lebih berat lagi masalahnya, akan lebih berat lagi biayanya,” tutur Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Eva Susanti, mengutip laman Sehat Negeriku.
Eva melanjutkan, risiko diabetes sangat dipengaruhi oleh faktor gaya hidup dan riwayat keluarga yang memiliki diabetes. Konsumsi gula yang terlalu tinggi menjadi salah satu penyebab utamanya.
Di Indonesia, kebiasaan konsumsi minuman berkarbonasi (soft drink) memang tidak setinggi di Amerika Serikat dan Inggris. Namun menurut Kementerian Kesehatan dalam Survei Kesehatan Indonesia 2023, 2,5% penduduk Indonesia tercatat mengonsumsi minuman bersoda paling tidak sekali per harinya.
Proporsi yang mengonsumsi minuman berkarbonasi setiap harinya memang tidak sebanyak proporsi yang mengonsumsinya 1-6 kali per minggu (11,9%) dan kurang dari 3 kali per bulan (85,6%). Namun hal kebiasaan ini tetap harus diwaspadai.
Ditinjau per provinsi, Maluku Utara mencatatkan kebiasaan konsumsi minuman bersoda tertinggi. Sebanyak 10% penduduknya mengonsumsi soft drink minimal satu kali setiap harinya, tertinggi di antara provinsi lain.
Berdasarkan kelompok usianya, maka mereka yang berusia 20-24 tahun tercatat paling sering meminum soft drink, 3,4% di antaranya minum setiap hari. Sedangkan dari tempat tinggalnya, proporsi penduduk yang mengonsumsi minuman berkarbonasi minimal sekali per harinya lebih tinggi di pedesaan (2,6%) dibanding di perkotaan (2,4%).
Bahaya Konsumsi Minuman Bersoda
Konsumsi minuman bersoda selama tidak berlebihan tentu tidak menjadi masalah. Hal yang ingin digarisbawahi adalah konsumsi yang berlebih terhadap minuman bersoda, yang bahkan menjadi adiksi bagi sebagian orang.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), 1 kaleng minuman bersoda ukuran 350 mililiter (ml), rata-rata mengandung 39 gram gula, setara dengan 10 sendok teh gula. Sementara itu, batas konsumsi gula yang disarankan adalah 50 gram, sekitar 4 sendok makan. Artinya, dengan mengonsumsi 1 gelas minuman berkarbonasi saja, kebutuhan gula harian sudah hampir tercukupi.
Sayangnya, gula tidak hanya diperoleh dari makanan manis saja. Nasi putih, roti, hingga berbagai makanan siap saji turut mengandung gula di dalamnya. Bila tidak diperhatikan dengan baik, konsumsi gula yang berlebih dapat meningkatkan risiko diabetes.
Konsumsi minuman bersoda secara berlebihan juga dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Saking cepatnya, hormon insulin tak lagi bisa bekerja dengan efektif dalam mengubah gula dalam darah menjadi energi. Inilah yang turut meningkatkan risiko diabetes.
Alternatif Pengganti Minuman Bersoda
Alih-alih minuman bersoda, perbanyak konsumsi air putih. Air putih tidak mengandung kalori dan gula, sehingga baik untuk tubuh dan takkan membuat kadar gula darah meningkat.
Selain air putih, teh, jus buah, dan susu rendah lemak juga bisa menjadi alternatif pengganti minuman bersoda. Meski masih mengandung gula, kadarnya tidak terlalu tinggi, sehingga lebih aman dikonsumsi. Namun, karena minuman-minuman tersebut pada akhirnya masih mengandung gula, konsumsi yang berlebihan tetap akan menimbulkan risiko diabetes.
Baca Juga: Besar Kandungan Gula dalam Minuman Kemasan, Hati-hati Diabetes
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor