Dilansir dari Insider Monkey dalam beberapa dekade terakhir, para ahli telah mengamati laju pemanasan global atau global warming yang cukup mengkhawatirkan. Suhu bumi telah meningkat sebesar 0,18℃ sejak tahun 1981 dan diperkirakan akan meningkat sebesar 2-4℃ pada tahun 2100 mendatang.
Negara-negara yang paling terpengaruh oleh pemanasan global sering mengalami bencana alam yang intens, seperti angin topan, banjir, dan kekeringan, hingga cuaca ekstrem serta peristiwa seperti gelombang panas.
Pemanasan global tak hanya mengakibatkan kerugian fisik, lingkungan, infrastruktur, dan biaya finansial, tetapi juga turut melemahkan ekonomi negara-negara terdampak. Dituliskan oleh Insider Monkey bahkan diperkirakan, dampak bencana terkait iklim di Pakistan, India, Sri Lanka, dan Bangladesh dapat menurunkan PDB Asia Selatan sebesar 10-18%.
Sangat disayangkan, negara-negara yang paling terkena dampak pemanasan global justru merupakan negara yang memberikan kontribusi minimal terhadap emisi gas rumah kaca global.
Sebaliknya, sebagian besar negara maju, yang tahan terhadap peningkatan suhu dan bencana terkait, secara kolektif menghasilkan 79% emisi karbon secara historis. Sebanyak 73,2% dari emisi karbon dan gas rumah kaca ini berasal dari sektor energi termasuk listrik, panas, dan transportasi yang telah mendorong pembangunan negara-negara tersebut.
Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) telah meminta negara-negara maju untuk membantu negara-negara yang terkena dampak pemanasan global dalam membangun infrastruktur tahan iklim dengan jumlah kolektif $100 miliar per tahun.
Namun, pada kenyataannya negara-negara ini secara konsisten gagal memberikan jumlah target dana Iklim setiap tahun. Akibatnya, negara-negara berkembang harus menanggung biaya sebesar US$ 300 miliar untuk beradaptasi dengan perubahan iklim pada tahun 2030.
Insider Monkey menyusun peringkat negara yang memperoleh dampak pemanasan global terbesar berdasarkan rata-rata Indeks Risiko Iklim Global German Watch dan Indeks Risiko Perubahan Iklim INFORM.
Berikut ini adalah negara-negara teratas yang paling terpengaruh oleh pemanasan global:
1. Afghanistan
Melalui perolehan 85,5 poin, Afghanistan menjadi negara yang paling terpengaruh adanya pemanasan global dibandingkan negara lain di dunia. Bahkan, berdasarkan Indeks Adaptasi Global Notre Dame, Afghanistan berada di posisi kedelapan sebagai negara yang paling rentan terhadap bencana iklim sekaligus juga paling tidak beradaptasi untuk memerangi efek pemanasan global.
Negara yang beribukota di Kabul ini dilanda kekeringan selama 3 tahun berturut-turut yang, dikombinasikan dengan banjir besar, sehingga mengakibatkan semakin berkurangnya produksi pangan dan membuat 23 juta orang sangat tidak aman pangan.
2. Mozambik
Mozambik merupakan negara yang terletak di Benua Afrika dengan luasnya yang hampir 800 ribu km2. Negara yang berbatasan langsung dengan Zimbabwe ini memiliki garis pantai Mozambik sepanjang 2.300 km. Panjangnya garis pantai ini membuat Mozambik sangat rentan terhadap angin topan, banjir, dan naiknya permukaan air laut yang mengakibatkan salinisasi tanah dan hilangnya daratan.
Kerentanan tersebut membuat Mozambik berada di urutan kedua sebagai negara yang paling terpengaruh akan pemanasan global dengan total skor mencapai 84,7 poin. Menurut Indeks Risiko Perubahan Iklim INFORM, Mozambik juga merupakan negara paling rentan ke-9 terhadap bahaya terkait iklim seperti gelombang panas, kekeringan, dan banjir.
Negara dengan mata uang Metical Mozambik ini bahkan pernah dilanda Topan Freddy yang menghancurkan pada Maret 2023 lalu. Topan ini menyebabkan lebih dari 20.000 orang mengungsi dan kerusakan infrastruktur yang signifikan.
3. Myanmar
Myanmar menjadi negara di kawasan Asia Tenggara yang dinilai menerima dampak pemanasan global terbesar dengan skor 80,5 poin.
Hal ini tampak dari data Insider Monkey yang menyebutkan bahwaMyanmar telah terkena dampak setidaknya 57 bencana alam yang disebabkan oleh pemanasan global sejak tahun 2000.Pemanasan global ini setidaknya menyebabkan rata-rata lebih dari 7.000 kematian per tahun dan kerugian ekonomi sebesar US$ 1,5 miliar.
Pada Mei 2023, negara dengan ibukota Naypyidaw ini juga pernah dilanda Topan Mocha, topan terkuat yang pernah tercatat di Samudra Hindia Utara, yang menyebabkan 250.000 orang sangat membutuhkan makanan dan tempat tinggal.
4. Pakistan
Pakistan masuk dalam daftar negara terdampak pemanasan global terparah dengan skor 77,9 poin. Salah satu dampak terburuk dari pemanasan global dan perubahan iklim yakni terjadinya banjir muson dahsyat yang dialami Pakistan pada tahun 2022.
Banjir ini memberi dampak pada kehidupan dan mata pencaharian bagi 33 juta orang, menghancurkan 4,4 juta hektar lahan pertanian, serta membunuh 800.000 ternak. Dengan meningkatnya suhu dan gletser yang mencair dengan cepat, negara ini juga akan mengalami periode kekeringan yang dapat menyebabkan lebih dari 14,6 juta orang menjadi korban kelaparan akut.
5. Haiti
Haiti menjadi negara kelima yang paling banyak menerima dampak dari pemanasan global, skornya sebesar 76,7 poin. Negara dengan luas 27 ribu km2 ini juga menempati urutan ke-17 dalam daftar Ecological Threat Report (ETR) sebagai negara yang paling terancam oleh bencana terkait iklim. Itu telah dilanda 80 peristiwa serupa sejak tahun 2000 dan telah mengalami kerugian ekonomi sebesar US$ 392 juta.
Haiti baru-baru ini menerima bantuan sebesar US$ 22,4 juta dari Green Climate Fund untuk membangun ketahanan iklim melalui reboisasi dan pengelolaan banjir.
6. Bangladesh
Negara yang beribukota di Dhaka ini menempati peringkat keenam sebagai negara paling terdampak pemanasan global dengan skor 75,7 poin.
Dilansir dari insider monkey, Bangladesh telah menghadapi lebih dari 185 bencana alam akibat pemanasan global sejak tahun 2000 dan seterusnya. Negara ini juga telah menderita kerugian ekonomi sebesar US$ 3,72 miliar.
Pemanasan global juga membuat 143 juta orang di Bangladesh terancam dalam sektor lingkungan, serta peningkatan permukaan laut sehingga menyebabkan negara itu kehilangan 11% daratan tambahan pada tahun 2050.
7. Filipina
Filipina bergabung dengan Myanmar sebagai salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang menerima dampak pemanasan global di dunia. Negara yang beribukota di Manila ini tercatat mengantongi skor 75,5 poin.
Insider monkey menuliskan bahwa Filipina diperkirakan akan mengalami peningkatan suhu rata-rata 1,8-2,2℃ pada tahun 2050. Selain itu, dengan jumlah pulaunya yang mencapai 7.641, membuat negara ini juga sangat rentan terhadap banjir, siklon, hingga hilangnya tanah akibat naiknya permukaan laut.
8. Madagaskar
Negara seluas 586 ribu km2 ini juga mengisi daftar negara paling terdampak pemanasan global di urutan kedelapan dengan skor 72,9 poin.
Dilansir dari Insider Monkey, Madagaskar mengalami bencana angin topan serta kekeringan akibat pemanasan global disaat yang bersamaan. Bencana ini mengakibatkan kerusakan tanaman dan membuat 2 juta orang kelaparan parah. Bahkan, beberapa badan di PBB menyebut situasi ini sebagai kelaparan.
Tercatat, Madagaskar Selatan sedang mengalami kondisi terkering di kawasan itu dalam 40 tahun terakhir yang juga mengancam spesies satwa liar langka yang ditemukan secara eksklusif di dalam ekosistem yang beragam di negara itu.
9. India
Negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, India juga masuk dalam daftar negara paling terdampak pemanasan global. India tercatat meraih skor 72,3 poin dalam daftar tersebut.
Akibat pemanasan global, India telah mengalami kehilangan lebih dari 24.000 orang akibat gelombang panas yang terjadi selama tiga dekade terakhir.
Bahkan menurut perkiraan, kenaikan suhu dapat berkontribusi pada penurunan PDB India sebesar 2,8% pada tahun 2050.
10. Nepal
Nepal menjadi negara kesepuluh yang menerima dampak pemanasan global terparah di dunia. Negara ini tercatat memperoleh skor 69,9 poin dalam daftar tersebut.
Sejumlah bencana akibat pemanasan global seperti kenaikan suhu global serta akibat mencairnya gletser telah mengancam Nepal dengan banjir besar, tanah longsor, dan mengakibatkan kekurangan makanan.
Negara ini juga kehilangan gletser penting dari pegunungan Hindukush Himalaya yang telah menyediakan air bersih bagi 1,89 miliar orang selama berabad-abad dengan laju 65% lebih cepat dibandingkan dekade sebelumnya. Keparahan suhu juga dapat mengakibatkan wabah diare, yang dapat mengakibatkan lebih dari 6.000 kematian tahunan di dalam negeri.
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Iip M Aditiya
