Kualitas udara di suatu wilayah dapat menjadi penentu kesehatan suatu lingkungan dan makhluk hidup di tempat tersebut. Udara yang merupakan salah satu dumber daya alam, haruslah mendapat kualitas yang baik demi menjadi manfaatnya untuk kehidupan makhluk di bumi.
Mengutip UCAR Center for Science Education, kualitas udara atau air quality merupakan kadar kandungan udara berdasarkan konsentrasi polutan di lukasi tertentu. Kualitas udara ini disesuaikan dengan Indeks Kualitas Udara atau Air Quality Index (AQI).
Merilis laporan terbaru dari Kualitas Udara Dunia IQAir pada 21 Juni 2022, Jakarta masuk dalam peringkat pertama dalam daftar negara dengan kualitas udara terburuk di dunia dengan konsetntrasi PM2,5 mencapai 158 mikrogram per meter kubik (μg/m3). Angka ini sangat melampaui standar udara bersih dengan standar World Health Organization (WHO) dengan ambang batas PM2,5 sebesar 0-10 μg/m3.
IQ Air mengukur polusi di 93 negara di seluruh dunia dengan beberapa kategori kualitas udara baik (0-50), sedang (51-100), tidak sehat untuk grup sensitif (101-150), tidak sehat (151-200), sangat tidak sehat (201-300), hingga Berbahaya (301+).
Selain Jakarta, terdapat kota Delhi (158 μg/m3), Dubai (156 μg/m3), Beijing (156 μg/m3), Kuwait (155 μg/m3), dan Santiago (154 μg/m3) terdaftar dalam kategori negara dengan kualitas udara yang tidak sehat. Kategori tingkat tidak sehat dapat diartikan bahwa tingkat kualitas udara di wilayah tersebut dapat merugikan manusia dan kelompok hewan yang sensitif, serta menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Sementara itu, negara dengan kualitas udara terbaik diraih oleh Salt Lake City, Amerika Serikat dan Melborune, Australia dengan kualitas udara PM2,5 1 μg/m3.
Secara nasional, perhitungan kualitas udara di berbagai wilayah di Indonesia pemerintah telah menetapkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) tertuang dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP 45/MENLH/1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara. Perhitungan ISPU ditetapkan dengan cara mengubah kadar pencemaran udara yang terukur menjadi suatu angka yang tidak berdimensi.
Penulis: Nabilah Nur Alifah
Editor: Iip M Aditiya