Pada Senin (10/11/2025) lalu, Presiden Kedua Republik Indonesia, Soeharto, ditetapkan menjadi salah satu dari sepuluh tokoh yang dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah. Penganugerahan gelar ini didasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 116/TK/Tahun 2025 tanggal 6 November 2025, sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa luar biasa dalam mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia.
Pro kontra soal isu ini telah ramai diperbincangkan sejak rencana pemberian gelar pahlawan ini tersiarkan kepada publik. Tidak hanya di “warung kopi”, arena diskusi juga meriah di ruang digital. Drone Emprit melakukan pemantauan tren percakapan pada platform digital dan media online tentang usulan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto dari 20 Oktober hingga 7 November 2025.
Media Online: 64% Sentimen Positif
Portal berita daring menunjukkan 64% sentimen positif, di mana isu yang paling sering muncul terkait pembangunan ekonomi rakyat, stabilitas nasional selama 32 tahun dan ketahanan pangan serta dukungan positif dari berbagai organisasi besar seperti Muhammadiyah, PUI dan NU. Sekitar 29% pemberitaan negatif menyoroti pelanggaran HAM serta warisan korupsi dan KKN.
Facebook: Soeharto Memenuhi Persyaratan Pahlawan Nasional
Pada platform ini, 80% sentimen bernuansa positif, menampilkan Soeharto sebagai tokoh sentral sejarah modern Indonesia, pemimpin yang berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan swasembada pangan. Hanya 9% pengguna yang menyuarakan penolakan karena pelanggaran HAM berat dan symbol KKN.
Instagram: Antara Setuju dan Tidak
Tren percakapan pada platform Instagram menunjukan 56% sentiment positif. Rata-rata pengguna menyoroti kontribusi Soeharto dalam pembangunan ekonomi dan infrastruktur. Namun, 29% unggahan tetap kritis mempertanyakan rekam jejak HAM dan moralitas kepemimpinan.
Youtube: Ruang Reflektif, Tempat Menimbang Ulang Sejarah
Youtube menampilkan 62% konten positif tentang stabilitas ekonomi dan penurunan inflasi pada masa Soeharto. Sedangkan 35% konten berisi kritik terkait praktik korupsi dan pelanggaran ham, dengan argumen bahwa pemberian gelar berpotensi mencederai semangat Reformasi 1998.
TikTok: Soeharto Memiliki Jasa Besar Bagi Negara
TikTok menjadi ruang dengan sentimen positif tertinggi di antara semua platform digital. Konten yang menonjol adalah Soeharto sebagai pemimpin kuat, berjasa dan tegas. Hanya 12% konten bersentimen negatif dengan narasi Soeharto sebagai simbol KKN dan pelanggaran HAM.
X (Twitter): Dominasi Sentimen Negatif
Berbeda dari semua platform digital lainnya, X (Twitter) menjadi satu-satunya ruang platform digital dengan dominasi sentimen negatif (63%). Unggahan yang kerap muncul menyoroti isu korupsi sistemik, pelanggaran HAM, dan represi kebebasan di era Orde Baru. Sementara 27% sentimen positif merupakan narasi yang mengakui peran Soeharto dalam fondasi pembangunan ekonomi.
Menurut Drone Emprit, perbedaan sentimen lintas-platform memperlihatkan bagaimana algoritma, demografi pengguna, dan format komunikasi membentuk cara publik memandang masa lalu. Platform visual seperti TikTok, Instagram, Youtube cenderung menonjolkan jasa dan stabilitas, sedangkan pada platform tekstual seperti X menyoroti aspek pelanggaran dan etika kekuasaan.
X Platform Digital Julid?
Bukan sebuah keganjilan ketika X didominasi sentimen negatif. Survei yang dilakukan oleh perusahaan konsultan pemasaran SimpleTexting pada Maret 2022 lalu mendukung pernyataan ini. Dengan responden sebanyak 1.018 pengguna media sosial di seluruh Amerika Serikat dari usia 18-75 tahun, X (Twitter) dinilai menjadi media sosial yang saat ini paling toxic. Dalam data Kominfo bertajuk Statistik Penanganan Konten Internet Negatif pada Media Sosial, X menjadi media sosial dengan konten negatif terbanyak.
Terlepas dari X yang terkenal sebagai media sosial “julid”, merujuk pada pemantauan Data Emprit, pada isu penetapan Soeharto sebagai pahlawan nasional, X tetap menjadi kanal utama bagi kalangan yang melek sejarah dan politik. Perbincangan Soeharto bukan sekedar nostalgia, tetapi juga evaluasi terhadap warisan kekuasaan.
Baca Juga: Resmi Diangkat, 80% Publik Setuju Soeharto Diberi Gelar Pahlawan Nasional
Sumber:
https://pers.droneemprit.id/soeharto-di-mata-warganet-semua-positif-kecuali-di-x/
https://validnews.id/kultura/twitter-jadi-media-sosial-paling-toxic
https://www.tempo.co/politik/fakta-fakta-usulan-pemberian-gelar-pahlawan-nasional-kepada-soeharto-2088046
https://nasional.kompas.com/read/2025/11/10/05291901/soeharto-bakal-diberi-gelar-pahlawan-di-tengah-pro-dan-kontra-hari-ini
Penulis: wida sugito
Editor: Editor