Update Kasus Cacar Monyet Indonesia: 61% Sembuh

61% penderita cacar monyet dinyatakan sembuh, dan hingga saat ini terdapat 1 pasien yang meninggal

Update Kasus Cacar Monyet Indonesia: 61% Sembuh Ilustrasi Orang Sakit | rawpixel.com/Freepik

Di tengah menurunnya angka kasus COVID-19 di seluruh dunia, WHO kembali mengungkapkan ancaman baru dalam bentuk penyakit cacar monyet (monkeypox) dari negara non endemis. Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus ini termasuk ke dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. 

Cacar monyet sendiri pertama kali ditemukan pada tahun 1958, namun kasus yang tercatat menginfeksi manusia baru ditemukan di tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Cacar monyet dapat ditularkan melalui sentuhan dengan virus atau hewan yang terkontaminasi. Gejala cacar monyet ini hampir mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejala-gejala umum dari cacar monyet adalah sebagai berikut.

  1. Sakit kepala
  2. Demam diatas 38 derajat Celcius
  3. Limfadenopati, kondisi dimana kelenjar getah bening mengalami pembesaran
  4. Nyeri otot (Myalgia)
  5. Sakit punggung
  6. Asthenia
  7. Lesi cacar, kondisi dimana terjadi benjolan berisi air atau nanah di sekujur tubuh

Penyakit ini biasanya berlangsung selama 2-4 minggu. Di Afrika, penyakit ini terbukti mengakibatkan kematian pada 1 dari 10 orang terinfeksi. Di Indonesia sendiri, per tanggal 28 November 2023, Kemenkes menyebutkan sudah ada 59 kasus cacar monyet, dimana 61% di antaranya berhasil kembali sembuh. Meski begitu, terdapat 1 pasien yang meninggal dunia.

Jumlah kasus cacar monyet terkonfirmasi di Indonesia adalah 59 kasus, 61% di antaranya dinyatakan sembuh
Jumlah kasus cacar monyet terkonfirmasi di Indonesia adalah 59 kasus, 61% di antaranya dinyatakan sembuh | GoodStats

"Total terdapat 59 kasus ya, dengan 36 sembuh," ungkap Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, SIti Nadia Tarmizi pada Selasa (28/11/2023), seperti dilansir Antara.

Hingga saat ini, seluruh pasien cacar monyet adalah laki-laki, didominasi oleh generasi milenial yang berusia 27 hingga 42 tahun. "Jadi, kita belum ada laporan khusus pada wanita," ujar Achmad Farchanny Tri Adryanto, Direktur Surveilans Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, pada Kamis (23/11/2023), seperti dilansir Kompas

Apabila menilik wilayahnya, saat ini kasus cacar monyet terbanyak terjadi di DKI Jakarta, dengan lebih dari 40 kasus. Urutan kedua dipegang oleh Banten dan Jawa Barat, masing-masing 6 kasus, Jawa Timur 2 kasus, dan terakhir di Kepulauan Riau terdapat 1 kasus. Saat ini sendiri terdapat 8 orang suspek cacar monyet, menunggu hasil tes laboratirum keluar. Sementara itu, 191 orang lainnya yang sudah dites dinyatakan negatif.

Lebih lanjut, Nadia menghimbau masyarakat agar tidak perlu terlalu khawatir dengan penyakit cacar monyet ini, karena penyakit ini berbeda dengan pandemi COVID-19, dimana waktu penularannya jauh lebih cepat. Selama semua orang menjaga pola hidup sehat, maka penularan penyakit cacar monyet ini dapat dicegah penularannya.

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Universitas Lokal Masih Jadi Favorit Anak Muda di Tengah Minat Studi ke Luar Negeri

Simak preferensi wilayah dan faktor-faktor yang memengaruhi keputusan anak muda Indonesia dalam memilih tempat studi untuk pendidikan tinggi.

Simak Pertimbangan Anak Muda dalam Memilih Calon Gubernur 2024

Survei mengungkap 83,4% anak muda akan menggunakan hak pilihnya pada Pilkada 2024.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook