Menutup November 2025, dinamika kebutuhan masyarakat kembali menjadi sorotan. Di sejumlah provinsi, terasa tekanan harga yang lebih berat dibanding wilayah lain. Perbedaan kenaikan harga bahan pangan, biaya transportasi, dan tarif layanan lain mencerminkan kondisi ekonomi lokal yang berbeda-beda.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi inflasi tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 2,72% pada November 2025. Indeks harga konsumen (IHK) tercatat sebesar 109,22.
Meski begitu, BPS menegaskan bahwa inflasi pada bulan ini masih terkendali, menunjukkan stabilitas harga menjelang akhir tahun 2025.
Di tingkat provinsi, inflasi tertinggi terjadi di Riau, mencapai 4,27% yoy, dengan IHK sebesar 110,86. Di urutan kedua ada Papua Pegunungan dengan inflasi tahunan sebesar 4,05%, disusul Sumatra Barat (3,98%), Sumatra Utara (3,96%), dan Aceh (3,58%).
Jambi duduk di peringkat keenam provinsi dengan inflasi tertinggi, mencapai 3,55% yoy. Pemeringkatan dilanjut oleh Sulawesi Tengah (3,5%), Papua Selatan (3,39%), Kalimantan Selatan (3,35%), dan Kepulauan Riau (3%).
Sebaliknya, Sulawesi Utara mengalami inflasi tahunan terendah dengan 0,65% dan IHK sebesar 108,05. Provinsi lain yang turut mencatatkan inflasi terendah adalah Papua (0,8%), Lampung (1,14%), Papua Barat (1,33%), dan Papua Barat Daya (1,38%).
Untuk tingkat kabupaten/kota, Kabupaten Toli-Toli di Sulawesi Tengah mengalami inflasi tahunan tertinggi, sebesar 6,69% dengan IHK sebesar 117,71. Sementara yang terendah terjadi di Kabupaten Halmahera Tengah di Maluku Utara dengan inflasi sebesar 0,1% dan IHK sebesar 108,47.
Kenaikan harga terjadi pada sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, mulai dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lain yang naik 12,49%, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,25%, kelompok kesehatan sebesar 2,09%, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,57%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,5%, kelompok pendidikan sebesar 1,26%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya yang naik 1,15%, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,76%, kelompok transportasi dengan kenaikan 0,71%, serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,23%. Hanya kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang indeksnya turun 0,25%.
Adapun komoditas dominan yang mendorong inflasi tahunan pada November ini adalah cabai merah, beras, telur ayam ras, ikan segar, daging ayam ras, minyak goreng, bawang merah, kopi bubuk, santan jadi, kelapa, wortel, sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM), tarif air minum PAM, sewa rumah, bahan bakar rumah tangga, upah asisten rumah tangga, mobil, uang kuliah akademi, dan emas perhiasan.
Baca Juga: Naik Turun Inflasi Makanan di Indonesia 1 Tahun Terakhir
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2025/12/01/2486/inflasi-year-on-year--y-on-y--pada-november-2025-sebesar-2-72-persen.html
Penulis: Agnes Z. Yonatan