Perguruan tinggi di dunia memiliki kapasitas mahasiswa yang berbeda-beda. Hal ini tidak secara langsung berkaitan dengan “kualitas terbaik” perguruan tinggi yang rilis dari beberapa versi.
Akan tetapi, jumlah mahasiswa internasional dapat menjadi salah satu pertimbangan tingkat kualitas sebuah perguruan tinggi.
Menurut catatan Times Higher Education, perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa paling banyak di dunia berada di Nepal, yaitu Tribhuvan University. Perguruan tinggi ini menampung 482,541 mahasiswa. Namun, tidak terdapat mahasiswa internasional di Tribhuvan University.
Sebagian besar perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa terbanyak, memiliki persentase mahasiswa internasional yang rendah. Dalam daftar tersebut, rata-rata persentase mahasiswa internasional masih di bawah 10%.
Kondisi ini berbeda dengan beberapa perguruan tinggi di Inggris atau Amerika Serikat misalnya. Perguruan tinggi di negara-negara tersebut relatif banyak didatangi mahasiswa internasional.
Di London Business School, terdapat 91% mahasiswa internasional. Kemudian, perguruan tinggi lain di Inggris, seperti Royal College of Art memiliki 80% mahasiswa internasional. New York University memiliki 42%, serta Illinois Institute of Technology dan The University of Chicago memiliki 36% mahasiswa internasional.
Sementara itu, di Indonesia, Universitas Brawijaya menjadi perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa paling banyak, yaitu 55,332 mahasiswa. Perguruan tinggi di Jawa Timur ini memiliki 1% mahasiswa internasional.
Proporsi mahasiswa internasional di Indonesia juga cukup rendah, rata-rata di bawah 10%. Paling tinggi terdapat di Universitas Indonesia sebanyak 16% dari kapasitas 41,222 mahasiswa.
Setelah Universitas Indonesia, menyusul Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi 10 Nopember dengan 6% mahasiswa internasional. Masing-masing perguruan tinggi tersebut berkapasitas 39,209 dan 20,658.
Posisi berikutnya diisi oleh Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Indonesia, dan Binus University yang memiliki 4% mahasiswa internasional di masing-masing perguruan tinggi. Oleh karena itu, masih banyak perguruan tinggi di Indonesia yang tidak memiliki mahasiswa internasional.
Sedikit mengesampingkan mahasiswa internasional, per Maret 2023 lalu, baru ada 10,15% anak Indonesia yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Persentase paling besar ada di jenjang SMA/SMK sederajat, yaitu 30,22%.
SMP/sederajat mencakup 22,74% anak dan SD/sederajat mencakup 24,62%. Sayangnya, masih ada 9,01% anak Indonesia yang tidak tamat SD. Sementara itu, ada 3,25% anak yang tidak atau belum pernah sekolah.
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional Maret 2023 ini, diketahui ada 63,11% anak Indonesia yang telah mencapai wajib belajar 9 tahun. Angka Melek Huruf (AMH) untuk penduduk usia 15 tahun ke atas juga telah mencapai 96,53%.
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Iip M Aditiya