Tren Bukber Masyarakat Indonesia di Masa Kini, Bagaimana Antusiasmenya?

Keadaan pandemi covid-19 yang semakin mereda membuat masyarakat akan kembali melaksanakan kegiatan buka puasa bersama

Tren Bukber Masyarakat Indonesia di Masa Kini, Bagaimana Antusiasmenya? Ilustrasi aktivitas buka puasa bersama | Foxys Forest Manufacture/Shutterstock

Bulan Ramadan menjadi salah satu momen yang ditunggu-tunggu bagi seluruh umat muslim dunia, tak terkecuali di Indonesia. Selain menjadi bulan yang istimewa untuk melakukan ibadah menurut agama, bulan ini juga menjadi bulan pengerat hubungan sosial antarmanusia lewat tradisi-tradisi yang dilakukan masyarakat Indonesia.

Ada satu tradisi masyarakat Indonesia yang menjadi rutin dilakukan tiap bulan suci ini, yakni buka puasa bersama. Aktivitas yang akrab disebut bukber ini merupakan kegiatan berbuka puasa berbarengan biasanya bersama satu grup, baik itu keluarga, teman terdekat, hingga komunitas.

Aktivitas ini secara umum dapat berdampak positif untuk mempererat hubungan antarmanusia. Selain itu, agama Islam juga menganggap hal ini sebagai sebuah anjuran positif yang biasa disebut dengan istilah silaturahmi.

Berbicara mengenai tren aktivitas bukber, baru-baru ini lembaga survei Jakpat merilis laporan survei terbarunya yang bertajuk "Welcoming 2023 Ramadan & Eid" yang dirilis pada Rabu (15/3) lalu. Secara umum, laporan ini berusaha untuk mendeskripsikan perilaku dan rencana masyarakat muslim Indonesia dalam mempersiapkan bulan Ramadan dan Idulfitri 2023.

Survei ini digarap Jakpat kepada 1.034 responden masyarakat muslim Indonesia secara proporsional berdasarkan populasi warganet dengan waktu pengumpulan data pada 25 dan 26 Februari lalu. Jakpat mengeklaim, survei ini memiliki tingkat margin of error pada angka di bawah 5%.

Survei tersebut dibagi atas beberapa bahasan, mulai dari bujeting dan pengeluaran keuangan masyarakat, persiapan bahan makanan dan logistik lainnya, hingga ragam tradisi yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia pada bulan Ramadan seperti mudik, mengirim hamper, hingga bukber.

Pandemi mereda, tren bukber kembali menggema

Head of Research Jakpat Aska Primardi menjelaskan, tren aktivitas bukber pada masyarakat Indonesia pada tahun ini kembali menggema. Keadaan pandemi covid-19 yang semakin mereda membuat masyarakat akan kembali melaksanakan bukber dan itu akan berdampak positif pada ragam instrumen.

"Selain memenuhi kewajiban agama seperti berpuasa dan membayar zakat, aktivitas lain yang ingin dilakukan oleh banyak orang di bulan Ramadan, terutama Gen Z adalah mengikuti acara buka bersama," kata Aska Primardi dalam keterangan resminya Rabu (15/3).

"Setelah selesai masa pandemi, nampaknya kerinduan berkumpul dan buka bersama sudah tidak terbendung lagi, sehingga semua ingin berkumpul dalam acara buka bersama. Hal inilah yang disambut baik oleh semua pelaku usaha restoran dan hotel yang sejak saat ini sudah mulai mempromosikan tentang aktivitas buka bersama di tempat mereka," lanjutnya.

Mayoritas masyarakat Indonesia tertarik untuk ikut bukber pada Ramadan tahun ini

Salah satu yang menjadi bahasan Jakpat pada bagian tren bukber ini adalah mengenai ketertarikan masyarakat untuk mengikuti kegiatan ini ketika diajak oleh rekan terdekat. Hasilnya, mayoritas masyarakat Indonesia mengaku tertarik untuk ikut bukber dengan persentase 52% yang menyebut tertarik dan 31% sangat tertarik.

Tanggapan masyarakat terhadap tren bukber pada bulan Ramadan 2023 | GoodStats

Sementara itu, hanya segelintir orang yang mengaku kurang tertarik dengan ajakan ini. Hasilnya, hanya ada 14% responden yang mengaku kurang tertarik, 2% yang mengaku tidak tertarik, dan 1% sisanya sangat tidak tertarik.

"Sebanyak 8 dari 10 responden mengaku tertarik menghadiri acara buka puasa pada Ramadan 2023 ini. Nilai rata-rata adalah 4,11 dari skala 1 sampai 5. Sudah lebih dari 20% dibanding Ramadan 2022. Tingkat minat ini konsisten di semua demografi, dengan lebih dari 80% orang ingin menghadiri acara musim yang sangat dinantikan," kata Jakpat.

Berbicara mengenai pihak yang mengajak, Jakpat turut membuat indeks mengenai ketertarikan masyarakat Indonesia untuk hadir ke dalam acara bukber terkait pihak yang mengundang. Hasilnya, indeks ketertarikan masyarakat di tiap pihak yang mengundang juga naik dari tahun sebelumnya.

Sebagai contoh, keluarga (berbeda rumah) masih menjadi pihak yang mengundang bukber dengan angka ketertarikan tertinggi. Pada 2022, instrumen keluarga ini memiliki indeks di angka 4.32 dan pada tahun ini naik ke 4.46.

Indeks kemungkinan menghadiri bukber masyarakat Indonesia | GoodStats

Begitu juga dengan teman terdekat yang pada 2022 lalu memiliki indeks 4.06, pada 2023 kali ini angka indeksnya naik ke 4.33. Sebagai informasi, skala pada indeks ini berada pada kisaran 1 hingga 5 (paling tertarik dan disukai).

"Masyarakat cenderung tertarik untuk menghadiri acara buka puasa bersama dengan orang-orang terdekatnya, seperti keluarga dan teman dekat. Trennya serupa dari tahun 2022, tetapi ada sedikit lebih banyak minat yang ditunjukkan pada setiap acara buka puasa," tulis Jakpat dalam laporannya.

Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Lebih dari Separuh Bahasa di Indonesia Terancam Punah

Indonesia menjadi negara dengan jumlah bahasa terbanyak yang terancam punah, yaitu sebanyak 425 bahasa.

7 Tradisi Natal Terunik di Seluruh Dunia, Austria Paling Aneh!

7 negara ini punya tradisi tersendiri dalam merayakan Natal, Austria merayakannya dengan parade kostum Krampus.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook
Student Diplomat Mobile
X