Kekeringan merupakan kondisi kekurangan pasokan air bersih pada suatu daerah dalam jangka waktu yang panjang. Kekeringan dapat disebabkan secara alami dan dapat pula dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Bencana kekeringan dapat mengakibatkan kerugian pada aspek ekonomi, lingkungan, kesehatan, dan sosial.
Kekeringan dalam 5 Tahun Terakhir
Berdasarkan data BNPB, terdapat total 407 kasus kekeringan di Indonesia dalam rentang Januari 2019 hingga Oktober 2024. Tahun 2019 dan 2023 menunjukkan angka kasus kekeringan yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun lainnya.
Di tahun 2019 dan 2023 terdapat masing-masing 124 dan 189 kasus kekeringan. Lonjakan kasus kekeringan pada tahun 2019 dan 2023 berkaitan dengan siklus El Nino. Berdasarkan BMKG terdapat tiga fase iklim yang ada di Samudera Pasifik yaitu Fase Netral, Fase El Nino, dan Fase La Nina.
Ketiga fase iklim yang terjadi di Samudera Pasifik akan mempengaruhi iklim dan cuaca yang ada di Indonesia, dikarenakan letak Indonesia yang berdekatan dengan Samudera Pasifik. Fase El Nino menyebabkan angin pasat yang biasa berhembus dari timur ke barat melemah atau bahkan berbalik arah.
Pelemahan tersebut menyebabkan suhu muka laut yang hangat di timur dan tengah Pasifik. Air hangat yang bergeser ke timur menyebabkan penguapan, awan, dan hujan pun ikut bergeser menjauh dari Indonesia. Curah hujan yang bergeser ke arah timur membuat Indonesia berisiko mengalami kekeringan.
Jawa Barat dan Jawa Tengah Mendominasi
BNPB juga menyebut bahwa bencana kekeringan terjadi di 26 dari 38 provinsi di Indonesia. Kasus kekeringan tersebut disebabkan oleh hilangnya mata air dan kekeringan yang berkepanjangan.
Mayoritas kasus kekeringan terjadi di Pulau Jawa, dengan total 250 kasus. Kasus kekeringan di Pulau Jawa tersebar di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Kasus tertinggi bencana kekeringan berada di Jawa Barat dengan total 102 kasus. Jawa Tengah dan Jawa Timur menyusul di urutan kedua dan ketiga dengan masing-masing 89 dan 45 kasus.
Nusa Tenggara Barat menduduki peringkat keempat dengan total 31 kasus kekeringan. Gorontalo menduduki peringkat kelima dengan total 25 kasus kekeringan. Nusa Tenggara Timur menduduki peringkat keenam dengan total 23 kasus kekeringan.
Sulawesi Selatan menduduki peringkat ketujuh dengan total 22 kasus kekeringan. Bali menduduki posisi kedelapan dengan total 17 kasus kekeringan. Delapan belas provinsi lain yang mengalami kekeringan memiliki jumlah kasus kurang dari 10.
Baca Juga: Kasus Kekeringan di Indonesia dalam Satu dekade Terakhir
Penulis: Bintang Ridzky Alfathi
Editor: Editor