Tingkat Pengangguran Anak Muda Dunia Menurun, Terendah Selama 15 Tahun Terakhir

Tingkat pengangguran anak muda dunia capai titik terendah sejak 15 tahun terakhir, yakni sebesar 13% pada 2023.

Tingkat Pengangguran Anak Muda Dunia Menurun, Terendah Selama 15 Tahun Terakhir Ilustrasi Pengangguran Anak Muda | jcomp/Freepik

Pada 2023 lalu, sebanyak 64,9 juta anak muda dunia berusia 15 hingga 24 tahun masuk kategori pengangguran. Laporan Global Employment Trends for Youth 2024 yang dikeluarkan International Labour Organization (ILO) menyebutkan bahwa angka tersebut merupakan yang terendah sejak tahun 2000, bahkan 4 juta lebih sedikit dibandingkan jumlah pengangguran anak muda di tahun 2019, pada masa pandemi Covid-19.

Per 2023, tingkat pengangguran anak muda berskala global mencapai 13%, terendah sejak 15 tahun terakhir. Peningkatan ini menunjukkan perbaikan positif setelah pasar kerja dihantam ketidakpastian Covid-19 dan sejumlah masalah global lainnya. 

Tingkat pengangguran anak muda dunia capai titik terendah sejak 15 tahun terakhir.
Tingkat pengangguran anak muda dunia capai titik terendah sejak 15 tahun terakhir | GoodStats

Tingkat pengangguran pada 2023 ini 0,8% lebih rendah dibanding masa pra-pandemi yang sebesar 13,8%. Meski capaian ini perlu dipertahankan, dunia tidak boleh berpaling dari fakta bahwa masih ada nyaris 65 juta anak muda di seluruh dunia yang sampai sekarang masih berusaha mencari pekerjaan.

Penurunan tingkat pengangguran berskala global ini dialami oleh pria dan wanita. Kendati demikian, ILO mencatat bahwa penurunan lebih besar terjadi pada pria ketimbang wanita. ILO menyayangkan masih adanya ketidaksetaraan gender yang terjadi di tengah-tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini.

“Masa pemulihan merepresentasikan pergeseran pada dinamika gender dari anak muda dalam mencari pekerjaan, di mana perempuan mendapat kerugian yang lebih besar,” tulis ILO dalam laporan tersebut.

Meski begitu, ILO juga menggarisbawahi bahwa proporsi pengangguran laki-laki dan perempuan yang sebelum masa pandemi terasa sangat berbeda jauh, kini angkanya semakin dekat satu sama lain. Di 2023 ini, tingkat pengangguran laki-laki mencapai 13%, sedangkan perempuan berada di angka 12,9%.

Saat ini, terdapat total 435 juta anak muda yang bekerja, angka tertinggi sejak 2016. Rasio pekerja terhadap jumlah penduduk (employment-to-population ratio atau EPR) di 2023 pun mencapai 35%.

Tingkat Pengangguran Asia Tenggara Naik

Meski tingkat pengangguran di skala global telah membaik, tingkat pengangguran di Asia Tenggara justru memburuk. Tingkat pengangguran anak muda di Asia Tenggara di 2023 naik 1% dibandingkan tahun 2019, dengan jumlah anak muda pengangguran naik 0,2 juta orang dan jumlah angkatan kerjanya berkurang 2,9 juta jiwa. Satu-satunya wilayah yang mengalami hal serupa adalah di Asia Timur.

Hampir 10 Juta Anak Muda Indonesia Pengangguran

Di Indonesia, tingkat pengangguran anak mudanya masih yang tertinggi kedua di Asia Tenggara, menjadi alarm peringatan bagi pemerintah untuk segera membenahi pasar tenaga kerja tanah air.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia juga menyebutkan bahwa tingkat pengangguran anak muda Indonesia berusia 15-24 tahun di 2023 mencapai 42,62%, tertinggi dibandingkan kelompok usia lainnya. Nilainya sedikit turun dari tahun 2022 yang sebesar 46,1% namun naik dari tahun 2021 yang sebesar 41,64%. Bahkan, di tahun 2024, BPS menyebutkan nyaris 10 juta anak muda Indonesia menganggur.

“Mereka yang pengangguran itu kebanyakan adalah Generasi Z ya. Mereka yang rentang usianya 18-24 tahun, yang selesai lulus SMA, SMK atau mereka lulus perguruan tinggi,” ujar Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, mengutip Kompas.

Ida menuturkan bahwa tingginya pengangguran anak muda ini disebabkan oleh kurangnya kecocokan antara pendidikan dengan permintaan tenaga kerja.

“Ini tentu menjadi tantangan bagi kita semua karena ternyata kalau kita dalami data kita lulusan SMA/SMK, terutama SMK itu menyumbangkan pengangguran kita. Kenapa terjadi begini? Karena di antaranya adalah tidak terjadi link and match,” ungkapnya.

Selain itu, berkurangnya lapangan kerja di sektor informal turut mendorong tingginya pengangguran anak muda di Indonesia.

Menghadapi hal ini, perlu adanya gebrakan baru dari pemerintah dalam meningkatkan serapan anak muda ke lingkungan kerja. Bagaimana pun juga, anak mudalah yang akan memimpin bangsa Indonesia ke depannya. Tingginya tingkat pengangguran anak muda di Indonesia takkan dipandang baik untuk masa depan bangsa. Perlu adanya upaya perbaikan, baik dari anak muda maupun perusahaan dan pemerintah.

Baca Juga: Indonesia Peringkat Ke-2 Negara dengan Pengangguran Anak Muda Tertinggi di ASEAN

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Tak Ada Oposisi, Terbentuknya KIM Plus Jadi Indikasi Degradasi Demokrasi?

Terbentuknya KIM Plus dipercaya telah menurunkan kualitas demokrasi, padahal 55,8% masyarakat menginginkan adanya oposisi di luar pemerintahan Prabowo.

Mayoritas Pendukung Anies dan Ganjar Yakin dengan Pemerintahan Prabowo

Prabowo sebentar lagi akan dilantik menjadi Presiden RI. Pendukung Anies dan Ganjar yang adalah rival Prabowo di Pilpres lalu menaruh kepercayaan padanya.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook