Tesla Terpeleset di Pasar Eropa, Tantangan Baru di Pasar Mobil Listrik

Meskipun Tesla pernah menjadi pelopor dan ikon mobil listrik global, tantangan di pasar Eropa terus berkembang dan memerlukan strategi yang lebih adaptif.

Tesla Terpeleset di Pasar Eropa, Tantangan Baru di Pasar Mobil Listrik Ilustrasi Mobil Tesla | Reuters
Ukuran Fon:

Tesla, perusahaan otomotif dan energi asal Amerika Serikat yang didirikan oleh Elon Musk, telah merevolusi industri mobil listrik dunia. Dengan misi utamanya untuk mempercepat transisi global menuju energi berkelanjutan, Tesla menghadirkan berbagai model mobil listrik yang menggabungkan performa tinggi, desain futuristik, serta teknologi canggih seperti autopilot dan integrasi perangkat lunak berbasis cloud.

Kehadiran Tesla tidak hanya mengubah cara pandang masyarakat terhadap kendaraan listrik, tetapi juga mendorong para produsen otomotif lain untuk ikut berinovasi di ranah mobil ramah lingkungan.

Di kawasan Eropa, Tesla sempat meraih popularitas luar biasa. Negara-negara seperti Jerman, Norwegia, Belanda, dan Inggris menjadi pasar penting bagi Tesla, berkat tingginya kesadaran lingkungan dan berbagai insentif dari pemerintah setempat untuk penggunaan kendaraan listrik.

Model-model seperti Tesla Model 3 dan Model Y bahkan sempat mendominasi penjualan mobil listrik di beberapa negara tersebut. Gigafactory Berlin, pabrik Tesla di Jerman yang mulai beroperasi pada 2022, menjadi simbol kuat dari ambisi perusahaan untuk memperkuat posisinya di pasar Eropa.

Namun, dalam beberapa waktu terakhir, popularitas Tesla mulai mengalami penurunan di sejumlah negara Eropa. Beberapa faktor diduga menjadi penyebabnya, mulai dari meningkatnya persaingan dari produsen mobil listrik lokal seperti Volkswagen, BMW, dan Renault, hingga kritik terhadap kualitas layanan purnajual Tesla serta isu ketidakpuasan terhadap fitur-fitur otomatisasi yang belum sepenuhnya optimal.

Penjualan Tesla turun drastis di awal 2025 dibandingkan dengan awal 2024 | GoodStats

Data dari Reuters yang dikumpulkan oleh Statista menunjukkan pertumbuhan tahunan penjualan Tesla di berbagai negara Eropa pada kuartal pertama tahun 2025 (Januari–Maret), dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Data ini memperlihatkan adanya tren penurunan signifikan di sebagian besar negara, yang menandakan tantangan besar bagi Tesla dalam mempertahankan dominasinya di pasar kendaraan listrik Eropa.

Penurunan paling tajam terjadi di Jerman, yang merupakan salah satu pasar utama Tesla sekaligus lokasi Gigafactory Berlin. Penjualan Tesla di negara ini anjlok hingga 62,2%, menandakan adanya tantangan serius di tengah dominasi produsen mobil lokal seperti Volkswagen dan BMW yang juga gencar meluncurkan mobil listrik.

Penurunan tajam ini bisa jadi dipicu oleh berkurangnya insentif pemerintah, masalah produksi lokal, atau kompetisi harga yang semakin ketat.

Swedia dan Denmark mengalami penurunan yang sama besar, yakni 55,3%. Kedua negara Skandinavia ini sebelumnya dikenal sebagai pendukung kuat transisi energi bersih, namun penurunan tersebut menunjukkan bahwa konsumen mulai melirik alternatif lain, mungkin karena pertimbangan harga, layanan purnajual, atau fitur kendaraan yang ditawarkan oleh pesaing.

Belanda dan Prancis pun tidak luput dari tren penurunan. Penjualan Tesla turun 49,7% di Belanda dan 41,1% di Prancis. Penurunan ini cukup mengejutkan mengingat kedua negara sebelumnya menunjukkan minat besar terhadap kendaraan listrik.

Sementara itu, Portugal mengalami penurunan lebih moderat sebesar 25,7%, disusul oleh Norwegia (-12,5%), Spanyol (-11,8%), dan Italia (-6,8%). Meskipun tidak sedalam negara-negara sebelumnya, tren negatif ini tetap menunjukkan bahwa Tesla menghadapi tekanan yang tidak ringan di pasar Eropa Selatan dan Utara.

Bahkan di Norwegia, yang selama ini menjadi “pasar surga” bagi mobil listrik, penurunan ini menunjukkan bahwa kejayaan Tesla tidak lagi mutlak.

Satu-satunya negara yang mencatatkan pertumbuhan positif adalah Inggris Raya, dengan kenaikan penjualan sebesar 3,5%. Hal ini bisa disebabkan oleh strategi distribusi yang lebih efektif, promosi lokal yang agresif, atau tingginya minat pasar terhadap model-model tertentu.

Secara keseluruhan, grafik ini mencerminkan bahwa Tesla tengah menghadapi masa sulit di pasar Eropa. Persaingan yang semakin ketat, perubahan kebijakan pemerintah, serta tantangan dalam mempertahankan kualitas dan kepuasan pelanggan menjadi faktor-faktor yang perlu diantisipasi perusahaan jika ingin tetap relevan dan kompetitif di benua biru.

Baca Juga: Penjualan Tesla Turun 13% pada 2025

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor

Konten Terkait

Tabel Batas Usia Pensiun ASN Saat Ini Berdasarkan Undang-undang

Tabel batas usia pensiun ASN berdasarkan UU terbaru serta menyoroti usulan kenaikan usia pensiun yang menuai pro dan kontra.

Jadwal KRL Solo Jogja Pekan Ini 20-24 Mei 2025

Informasi terbaru mengenai jadwal KRL Solo–Jogja pekan ini, tanggal 20 hingga 24 Mei 2025.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook