Terbaru, Inilah Data Korban Meninggal Dunia Erupsi Gunung Marapi

Masih ada satu korban belum ditemukan

Terbaru, Inilah Data Korban Meninggal Dunia Erupsi Gunung Marapi Proses Evakuasi di Guning Marapi | Foto: BASARNAS

Indonesia merupakan negara yang terkategorikan sebagai ring of fire, di mana Indonesia diapit oleh dua lempeng besar. Hal ini mengakibatkan Indonesia memiliki banyak sekali gunung berapi aktif yang bisa mengalami erupsi kapan saja. Persebaran gunung berapi aktif di Indonesia biasanya terpusat di area seperti Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, serta sebagian wilayah di Indonesia Timur.

Salah satu gunung berapi aktif di Indonesia adalah Gunung Marapi. Baru-baru ini, Gunung Marapi yang terletak di Sumatera Barat, mengalami serangkaian erupsi pada tahun 2023. Pada tanggal 3 Desember 2023, gunung ini mengalami erupsi yang disebut sebagai erupsi freatik, yang minim prekursor dan sulit terdeteksi. Erupsi ini menyebabkan korban jiwa, di mana 22 pendaki dinyatakan meninggal dunia.

Gunung Marapi telah berstatus Waspada atau level II sejak 2011, dan aktivitas erupsinya sulit diprediksi. Hingga saat ini, gunung ini masih berstatus Waspada.

Data sementara pendaki meninggal dunia teridentifikasi

Dalam rilis data yang diumumkan oleh Tim Evakuasi Erupsi Gunung Marapi yang diberitakan Humas Polres Bukittinggi, didapatkan hasil bahwa terdapat 22 korban meninggal dunia yang berhasil diidentifikasi oleh tim DVI (Disaster Victim Identification) hingga pada hari Rabu tanggal 6 Desember 2023.

Dalam data tersebut, dapat dilihat bahwa profil usia korban meninggal dunia didominasi oleh anak muda dengan usia di bawah 25 tahun. Bahkan, terdapat tujuh korban meninggal dunia teridentifikasi yang merupakan masyarakat berusia di bawah 20 tahun.

Korban termuda berdasarkan rilis tersebut adalah Reyhani Zahra Fadli dan juga Filhan Alfiqh Faizin. Kedua korban ini teridentifikasi berusia 18 tahun. Reyhani Zahra Fadli sendiri berjenis kelamin perempuan, sementara Filhan Alfiqh Faizin berjenis kelamin laki-laki. Keduanya tercatat berdomisili di Padang.

Sementara itu, korban meninggal dunia termuda selanjutnya berusia 19 tahun. Mereka bernama Muhammad Teguh Amanda (laki-laki, Padang Pariaman), Muhammad Alfikri (laki-laki, Padang), Wahlul Alde Putra (laki-laki, Padang), Lenggo Baren (perempuan, Sumatera Utara), Zikri Habibi (laki-laki, Padang).

Berikut data nama korban meninggal dunia teridentifikasi hingga tanggal 6 Desember 2023 sesuai rilis Humas Polres Bukittinggi selengkapnya:

  1. Muhammad Adan, 21 tahun, laki-laki
  2. Muhammad Teguh Amanda, 19 tahun, laki-laki
  3. Nazahra Adzin Mufadhol, 22 tahun, laki-laki
  4. Muhammad Alfikri, 19 tahun, laki-laki
  5. Nurva Afitri, 27 tahun, perempuan
  6. M. Wilki Syaputra, 20 tahun, laki-laki
  7. Divo Suhandra, 26 tahun, laki-laki
  8. Afranda Junaidi, 26 tahun, laki-laki
  9. Wahlul Alde Putra, 19 tahun, laki-laki
  10. Riski Rahmat Hidayat, 20 tahun, laki-laki
  11. Reyhani Zahra Fadli, 18 tahun, perempuan
  12. Filhan Alfiqh Faizin, 18 tahun, laki-laki
  13. Aditya Prasetyo, 20 tahun, laki-laki
  14. Yusirli Amri, 20 tahun, perempuan
  15. Irfandi Putra, 21 tahun, laki-laki
  16. Muhammad Iqbal, 23 tahun, laki-laki
  17. Ilham Nanda Bintang, 21 tahun, laki-laki
  18. Novita Intan Sari, 39 tahun, perempuan
  19. Lenggo Baren, 19 tahun, perempuan
  20. Zikri Habibi, 19 tahun, laki-laki
  21. Liarni, 22 tahun, perempuan
  22. Frengki Chandra Kusuma, 23 tahun, laki-laki

Masih ada satu korban belum ditemukan

Dalam rilis lainnya, masih ada satu korban erupsi Gunung Marapi yang belum ditemukan. Pendaki tersebut bernama Siska Alfina. Pendaki tersebut tercatat pada pos BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam).

Kapolda Sumatera Barat Irjen Suharyono menyatakan kekhawatirannya. Ia memberikan dugaan bahwa satu pendaki yang dinyatakan hilang tersebut telah meninggal dunia. Ia meminta doa dari seluruh pihak.

"Diduga meninggal ada 23 orang. Kami semua berdoa semuanya bisa diselamatkan tapi tidak ada yang bisa kami lakukan, Tuhan dan alam sudah mengambil keputusan," kata Irjen Suharyono mengutip Liputan6.

Penulis: Pierre Rainer
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Program Makan Siang Gratis Dapat Dukungan dari China, Indonesia Bukan Negara Pertama

Langkah ini tidak hanya mengatasi permasalahan gizi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya global untuk memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan.

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook