Survei GoodStats 2025: Mayoritas Masyarakat Masih Ragu pada Polisi

Mayoritas masyarakat pernah mengalami pengalaman buruk dengan polisi, namun tetap menaruh harapan reformasi pelayanan yang lebih bersih, adil, dan humanis.

Survei GoodStats 2025: Mayoritas Masyarakat Masih Ragu pada Polisi Ilustrasi Polisi | Kementerian PANRB
Ukuran Fon:

Polisi sebagai garda terdepan penegakan hukum seharusnya menjadi simbol keadilan dan perlindungan bagi masyarakat. Namun realitas di lapangan masih jauh dari harapan. GoodStats melalui surveinya bertajuk “Penilaian Pengalaman Masyarakat terhadap Pelayanan Polisi Tahun 2025” mengungkap bahwa sekitar 2 dari 3 orang Indonesia mengaku pernah mengalami pengalaman buruk saat berurusan dengan polisi dalam dua tahun terakhir.

Tingginya Interaksi, Minimnya Kepuasan

Survei Interaksi dengan Kepolisian | GoodStats

Sebanyak 75,1% responden menyatakan pernah berurusan dengan polisi dalam dua tahun terakhir. Jenis urusannya beragam, mulai dari

  • Pembuatan surat kendaraan (SIM/STNK/BPKB) sebesar 60,5%

  • Kena tilang sebesar 34,5%

  • Laporan tindak pidana/khusus sebesar 12,9%

  • Lainnya sebesar 5,4%

Tingginya angka ini mencerminkan bahwa kepolisian tetap memegang peran vital dalam kehidupan masyarakat. Sayangnya, tingginya interaksi tersebut tidak dibarengi dengan kualitas pelayanan yang memuaskan.

Pungli, Luka Lama yang Belum Sembuh

Survei Interaksi dengan Pengalaman Buruk | GoodStats

Dari total responden, 66,2% mengaku pernah memiliki pengalaman negatif dengan polisi. Dan dari pengalaman tersebut, 55,1% menyebut pungli (pungutan liar) sebagai bentuk paling umum yang mereka alami.

Pungli tidak selalu dilakukan secara terang-terangan. Banyak yang menyampaikan bahwa oknum aparat sering “memberi kode” agar warga memberikan imbalan tertentu untuk mempermudah urusan. Praktik seperti ini memperburuk citra polisi yang seharusnya menjadi pelayan masyarakat.

Selain pungli, 41,8% responden juga mengeluhkan lambatnya penanganan kasus, dan 22,3% mengaku mengalami ketidakadilan hukum seperti salah tuduh atau pemaksaan mengaku bersalah. Pelayanan kasar juga masih ditemukan, dialami oleh 17% responden.

Reaksi Publik dari Jengkel hingga Malu

Penilaian Pengalaman | GoodStats

Respon publik terhadap pengalaman negatif ini pun bervariasi

  • 45,9% merasa jengkel,

  • 21% merasa malu tindakan itu dilakukan oleh aparat,

  • hanya 33,1% yang menganggap hal tersebut biasa saja.

Yang lebih mengkhawatirkan, 60% responden tidak pernah melaporkan pengalaman buruk tersebut ke saluran resmi. Alasan mereka beragam, ada yang tidak peduli, tidak percaya laporan akan ditindaklanjuti, atau takut dipersulit.

Dari 40% yang sempat melapor, mayoritas menyebut bahwa laporan hanya ditanggapi secara “biasa saja” (47,6%). Bahkan 21% mengaku ditanggapi secara tidak profesional. Hanya 4,9% responden yang merasakan laporan mereka ditindaklanjuti dengan sangat baik.

Citra Polisi Masih Diragukan

Survei Tingkat Keyakinan Masyarakat terhadap Polisi | GoodStats

Temuan ini juga berbanding lurus dengan tingkat kepercayaan terhadap integritas institusi kepolisian. Hanya 34,4% responden yang mengaku percaya polisi adalah institusi yang bersih, profesional, dan mengayomi. Sementara itu

  • 40,9% merasa ragu-ragu,

  • 24,7% tidak percaya,

  • dan hanya 1,4% yang sangat percaya.

Angka-angka ini menjadi tamparan keras bagi institusi Polri yang secara resmi mengusung nilai-nilai Tribrata, yaitu melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat.

Baca Juga: Bagaimana Kesan Polisi di Mata Publik RI 2025?

Peran Positif Masih Diakui

Survei Peran Positif Bantuan Polisi | GoodStats

Meskipun kritik dan kekecewaan cukup tinggi, peran positif kepolisian juga masih diakui oleh masyarakat. 47% responden merasa sangat terbantu dengan peran polisi dalam pengaturan lalu lintas, terutama di kota-kota besar yang padat. Selain itu:

  • 27,5% terbantu dalam penanganan kasus kriminalitas,

  • 26% saat melaporkan kehilangan,

  • 25,1% saat menjaga keamanan dan ketertiban umum,

  • dan 19,2% saat pemberantasan narkoba.

Fakta ini menunjukkan bahwa harapan publik terhadap kepolisian sebenarnya masih besar, hanya saja belum sepenuhnya terjawab.

Harapan Masyarakat: Bersih, Adil, dan Humanis

Survei Harapan Masyarakat | GoodStats

Pada akhirnya, publik memiliki tiga harapan besar terhadap masa depan institusi kepolisian, antara lain

  • 80,5% berharap polisi bisa lebih bersih dari pungli, suap, dan praktik kotor lainnya.

  • 70,1% menginginkan institusi yang lebih adil dan profesional, tidak tebang pilih dalam penegakan hukum.

  • 39,1% mendambakan pendekatan yang lebih humanis, dekat dengan masyarakat, tidak sekadar represif.

Harapan ini bisa menjadi bahan refleksi serius bagi institusi Polri dalam melakukan reformasi internal, terutama di level pelayanan publik yang paling sering bersentuhan dengan masyarakat.

Kesimpulan

Survei GoodStats 2025 mengungkap bahwa kepercayaan terhadap institusi kepolisian di Indonesia masih rapuh. Masyarakat menginginkan reformasi nyata dalam sistem pelayanan polisi, bukan hanya sekadar slogan. Pungli, layanan lambat, dan ketidakadilan masih menghantui pengalaman publik. Namun, fakta bahwa masyarakat tetap menyuarakan harapan menunjukkan bahwa peluang untuk memperbaiki citra dan fungsi polisi masih terbuka luas.

Penulis: Rayhan Adri Fulvian
Editor: Editor

Konten Terkait

Tesla Terpeleset di Pasar Eropa, Tantangan Baru di Pasar Mobil Listrik

Meskipun Tesla pernah menjadi pelopor dan ikon mobil listrik global, tantangan di pasar Eropa terus berkembang dan memerlukan strategi yang lebih adaptif.

Ribuan Mahasiswa Internasional Harvard Bisa Terdampak Kebijakan Baru Trump

Kanada dan beberapa negara ini sumbang mahasiswa interasional terbanyak di Harvard.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook