Di Indonesia, keberagaman suku menciptakan variasi dalam akses, budaya, dan pencapaian pendidikan. Salah satu isu menarik yang belakangan mencuat adalah: suku mana yang memiliki jumlah sarjana terbanyak di Indonesia?
Pertanyaannya bisa dijawab dalam dua versi, secara absolut (jumlah) dan secara persentase.
Jika melihat secara persentase, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), suku Batak jadi pencetak sarjana terbanyak pada 2024, dengan 18,02% populasinya (>25 tahun) menyandang status sarjana.
Tidak hanya itu, persentase penduduk suku Batak yang tidak sekolah juga terendah di Indonesia, hanya 4,38%.
Selain Batak, Minangkabau juga mencatat angka tingga 18%, kemudian Bali 14,54%, diikuti Bali dan Bugis yang masing-masing mencatat angka 14,54%.
Seorang pengamat sosial senior, Togar Butar-Buat menjelaskan alasan tingginya persentase suku Batak. Menurutnya, hal ini dapat terjadi karena masyarakat Batak kuat dan konsisten untuk meningkatkan kecerdasan intelektual agar dapat menopang kecerdasan kultural mereka. Hal ini terjadi secara turun temurun.
Selain itu, suku Batak juga sangat menekankan keturunan yang sukses, kekayaan, kehormatan sosial. Dengan demikian, suku Batak terus mendorong anak dan keturunan mereka untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Ini menjadi dorongan dan motivasi bagi suku lainnya untuk semakin aktif memprioritaskan pendidikan, karena pendidikan tidak hanya menjadi jalan untuk kesuksesan individu tetapi juga cara untuk memajukan suku dan bangsa.
Sejauh ini, lebih dari 50% penduduk suku Batak, Betawi, dan Minangkabau sudah menamatkan pendidikan minimal SMA/sederajat, sedangkan di suku lainnya, mayoritas menamatkan pendidikan hingga SMP/sederajat atau lebih rendah.
Perlu dicatat bahwa data ini berdasarkan pada survei BPS dan persentase ini dapat bervariasi tergantung pada metodologi survei dan populasi yang disurvei.
Data ini juga bersifat agregatif dan tidak mengesampingkan potensi individu dari suku lain di Indonesia yang juga terus berkembang secara pendidikan. Pemerataan akses pendidikan di seluruh nusantara tetap menjadi tantangan dan prioritas nasional.
Sementara itu, jika dilihat dari jumlah absolut, suku Jawa memiliki jumlah sarjana terbanyak karena populasi mereka yang besar dan akses ke pendidikan yang merata di wilayah mereka.
Selain itu, di Pulau Jawa juga tersedia banyak pusat pendidikan tinggi berada seperti Universitas Indonesia, UGM, ITB, dan lainnya.
Nilai budaya terhadap pendidikan keluarga Jawa pada umumnya sangat mendorong pendidikan sebagai jalan mobilitas sosial, sehingga tak heran jumlahnya tergolong banyak.
Baca Juga: Ironi, Angka Sarjana Menganggur Kian Naik
Penulis: Iip M Aditiya
Editor: Editor