Belakangan ini, suhu udara di Indonesia semakin meningkat, menjadi tanda nyata dampak perubahan iklim yang kian terasa di seluruh wilayah. Cuaca ekstrem semakin sering terjadi, musim kemarau semakin panjang, gelombang panas di perkotaan, hingga berkurangnya curah hujan di beberapa daerah, membuat suhu udara semakin panas.
Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengungkapkan bahwa rata-rata suhu pada 2025 memang tercatat lebih tinggi dibanding suhu rata-rata tahun 1991-2020. Pada bulan September 2025, rata-rata suhu di Indonesia mencapai 26,9°C, lebih tinggi dibanding rata-rata suhu bulanan pada September 1991-2020 yang sebesar 26,6°C.
Di setiap bulan, rata-rata suhu pada 2025 lebih tinggi dibanding 1991-2020. Pada Januari, rata-rata suhu mencapai 26,6°C tahun 2025, padahal beberapa tahun sebelumnya di angka 26,4°C.
Suhu terendah pada 1991-2020 tercatat pada bulan Juli, sebesar 26,1°C, sedangkan suhu terendah pada 2025 sebesar 26,5°C.
Sebaliknya, suhu tertinggi pada kedua periode sama-sama terjadi pada Mei, dengan periode 1991-2020 sebesar 27,3°C dan pada 2025 sebesar 27°C.
Adapun rata-rata suhu ini diperoleh dari 116 stasiun pengamatan BMKG.
Per September 2025, Manokwari jadi wilayah terpanas, dengan rata-rata suhu bulanan sebesar 29,7°C, diikuti Surabaya dengan 29,5°C dan Larantuka dengan 29,2°C.
Sebaliknya, wilayah dengan suhu terendah dipegang oleh Papua Tengah dengan rata-rata suhu bulanan sebesar 19°C, diikuti Tapanuli Utara dengan 19,2°C dan Ruteng dengan 19,5°C.
Suhu Panas Terus Berlanjut
BMKG turut mengungkapkan bahwa suhu panas yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia akan terus berlanjut hingga awal November 2025, dengan suhu maksimum mencapai 37,6°C. Suhu panas ini disebabkan oleh kombinasi gerak semu matahari yang berada di selatan ekuator.
Penguatan angin timuran atau Monsun Australia juga membuat suhu semakin panas, membawa massa udara kering dan hangat yang mengakibatkan pembentukan awan minim. Sinar radiasi matahari pun bisa mencapai permukaan bumi dengan maksimal.
“Posisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan, seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga cuaca terasa lebih panas di banyak wilayah Indonesia,” tutur Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, Rabu (15/10).
Adapun wilayah yang paling terdampak suhu panas ini adalah Nusa Tenggara, Jawa bagian barat hingga timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi bagian selatan dan tenggara, dan beberapa wilayah Papua.
“Konsistensi tingginya suhu maksimum di banyak wilayah menunjukkan kondisi cuaca panas yang persisten, didukung oleh dominasi massa udara kering dan minimnya tutupan awan,” ungkap Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani (15/10).
Meski begitu, BMKG tetap mengimbau masyarakat agar waspada terhadap potensi perubahan cuaca, terutama pada malam hari.
“Tetap waspada terhadap potensi perubahan cuaca mendadak seperti hujan disertai petir dan angin kencang pada sore atau malam hari,” lanjut Guswanto.
Baca Juga: Bumi Kembali Catat Rekor Suhu Tertinggi
Sumber:
https://www.bmkg.go.id/iklim/anomali-suhu-udara/anomali-suhu-udara-bulan-september-2025
https://www.bmkg.go.id/siaran-pers/suhu-panas-landa-sejumlah-wilayah-indonesia-bmkg-ungkap-penyebab-dan-potensinya-ke-depan
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor