Sapi merupakan salah satu hewan yang banyak digunakan sebagai tujuan konsumsi di Indonesia, bersama dengan ayam dan ikan. Sapi yang khusus diternakkan untuk dimanfaatkan dagingnya disebut sebagai sapi potong.
Di Indonesia, ada banyak jenis sapi potong yang tersedia dengan kualitas dan nutrisi yang berbeda-beda, mulai dari sapi brahma, sapi angus, sapi ongole, sapi limosin, dan masih banyak lagi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam pembaharuan terakhirnya, bahwa per 2022 lalu, terdapat 17,6 juta sapi potong di Indonesia. Jumlah tersebut mengalami penurunan sekitar 300 ribu ekor dari tahun 2021 yang sebanyak 17,9 juta ekor.
Adapun populasi sapi potong di Indonesia kebanyakan tersebar di Jawa Timur. Jumlahnya mencapai 4,9 juta di 2022 lalu. Wilayah dengan populasi sapi potong terbanyak di Jawa Timur ditemukan di Kabupaten Sumenep, sebanyak 388 ribu ekor, disusul Kabupaten Tuban dengan 360 ribu ekor, dan Kabupaten Probolinggo dengan 331 ribu ekor.
Tidak hanya populasi sapi potong, Jawa Timur juga menjadi rumah bagi mayoritas populasi sapi di Indonesia. Per Desember 2023 lalu, angka kelahiran sapi di Jawa Timur sepanjang 2023 mencapai 1,2 juta ekor. Jumlah ini berkontribusi terhadap 52% angka kelahiran sapi nasional. Selisih cukup jauh dicatatkan dengan Jawa Tengah yang berada di urutan kedua, yakni 320 ribu ekor kelahiran.
Menanggapi hal tersebut, mantan wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan bahwa capaian ini memperkuat posisi Jawa Timur sebagai Gudang Ternak Nasional.
“Terima kasih atas peran penting para pembudidaya sapi. Terutama untuk para peternak dan petugas lapang (dokter hewan, paramedik veteriner inseminasi buatan dan pengawas mutu bibit) yang telah melakukan budidaya sapi dengan penggunaan berbagai inovasi teknologi sehingga Jatim bisa mempertahankan predikatnya sebagai Gudang Ternak Nasional,” tutur Khofifah, mengutip laman resmi Kominfo Jatim.
Jawa Tengah berada di posisi kedua dengan populasi sapi potong sebesar 1,7 juta. Kabupaten Blora memberikan kontribusi tertinggi dengan populasi sapi sebesar 283 ribu ekor, diikuti dengan Kabupaten Grobogan dengan 207 ribu ekor.
Sebaran populasi sapi potong Indonesia berlanjut di Sulawesi Selatan, dengan total 1,4 juta ekor, diikuti oleh Nusa Tenggara Barat dengan 1,2 juta ekor, Nusa Tenggara Timur dengan 1,1 juta ekor, dan Sumatra Utara dengan 948 ribu ekor sapi potong.
BRIN Berupaya Tingkatkan Produktivitas Sapi Potong
Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Puji Lestari menyebutkan bahwa permintaan sapi potong sangat besar di Indonesia. Meski begitu, lebih dari 80% peternak masih memberi pakan sapi potong berupa pakan hijauan dalam jumlah terbatas. Hal ini membuat sapi mengalami defisiensi mineral yang tinggi dan pertumbuhannya kurang optimal.
“Defisiensi mineral merupakan salah satu penyebab masih rendahnya produktivitas sapi dalam negeri sehingga pada tahun 2022 masih harus impor daging sapi sebesar 273.532 ton,” ujar Puji, mengutip laman resmi BRIN.
BRIN pun berupaya menggunakan mineral blok sebagai sumber nutrisi bagi ternak. Menurut Kepala PR Peternakan ORPP BRIN Tri Puji Priyatno, penggunaan mineral blok sangat efektif untuk suplementasi mineral pada ternak.
“Mineral blok dapat menjadi sumber nutrisi ternak, seperti gula, protein, mineral dan vitamin, untuk menyeimbangkan asupan makanan dan dapat meningkatkan fermentasi rumen serta memperlancar pencernaan dan penyerapan nutrisi. Suplemen dalam mineral blok juga dapat meningkatkan produksi ternak, kesehatan dan imunitas, fungsi sistem pencernaan, homeostasis mikrobiota, metabolisme, dan kinerja reproduksi pada hewan ruminansia,” tuturnya.
Tim Periset Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG) dan PR Peternakan yang diketuai oleh Astu Unadi kini melakukan riset dan merancang bangun mesin pencetak mineral blok sebagai suplemen pakan sapi. Diharapkan pertumbuhan sapi potong ke depannya bisa lebih baik, sehingga Indonesia tidak perlu melakukan impor daging sapi lagi.
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor