Simak Soft Power Index ASEAN 2025, Indonesia Nomor Berapa?

Singapura dinilai menjadi negara dengan pengaruh, reputasi dan popularitas tertinggi di kawasan ASEAN pada 2025. Indonesia finish di peringkat keempat.

Simak Soft Power Index ASEAN 2025, Indonesia Nomor Berapa? Ilustrasi Negara ASEAN | nguyenthuantien/Pixabay
Ukuran Fon:

Kekuatan sebuah negara tidak selalu diukur dari hal-hal yang bersifat material. Tidak semata-mata ditentukan oleh banyaknya alutsista, kecanggihan teknologi militer, atau jumlah personel angkatan bersenjata yang dimiliki. Ada bentuk kekuatan lain yang sering kali tidak terlihat secara kasat mata, tetapi mampu memberi pengaruh besar dalam hubungan antarnegara. Kekuatan ini bekerja melalui daya tarik, bukan paksaan, dan dikenal dengan istilah soft power.

Soft power merujuk pada kemampuan suatu negara membentuk pandangan, sikap, dan kebijakan negara lain melalui pesona dan pendekatan persuasif. Pengaruh ini hadir lewat berbagai aspek seperti kekayaan budaya, reputasi pendidikan, hubungan dagang yang saling menguntungkan, serta diplomasi yang efektif. Berbeda dengan hard power yang mengandalkan kekuatan militer atau sanksi ekonomi, soft power memanfaatkan citra positif dan rasa percaya yang dibangun secara berkelanjutan.

Lalu, bagaimana kekuatan yang sifatnya tak kasat mata ini diukur? Brand Finance, melalui World Soft Power Index 2025, menilai soft power negara-negara di dunia dengan menggunakan delapan pilar utama: bisnis & perdagangan, hubungan internasional, edukasi & sains, budaya & peninggalan, pemerintah, media & komunikasi, masa depan berkelanjutan, serta manusia & nilai. Masing-masing pilar merepresentasikan area penting di mana soft power dapat dibangun dan dikembangkan untuk memperkuat posisi suatu negara di kancah global.

Selain pilar utama, Brand Finance juga menetapkan tiga indikator kinerja yang menjadi tolok ukur, yaitu familiarity (tingkat keterkenalan), reputasi, dan pengaruh. Pengukuran dilakukan terhadap 193 negara dengan melibatkan 173.602 responden dari berbagai latar belakang dan wilayah dunia. Dengan cakupan yang luas ini, hasil indeks mencerminkan persepsi global yang relatif akurat terhadap kekuatan soft power setiap negara.

Singapura menjadi negara dengan soft power terbesar di kawasan ASEAN | Goodstats

Di tingkat Asia Tenggara, Singapura menempati posisi teratas dengan skor 55,6, unggul cukup jauh dari negara-negara lain di kawasan. Malaysia berada di urutan kedua dengan skor 46,1, diikuti Thailand di posisi ketiga dengan skor 45,4. Indonesia menempati peringkat keempat dengan skor 42,9, sementara Vietnam dan Filipina sama-sama meraih skor 39,9. Pencapaian ini menunjukkan bahwa negara dengan ekonomi yang stabil, reputasi internasional yang baik, serta hubungan diplomasi yang kuat cenderung meraih skor lebih tinggi.

Di sisi lain, Kamboja, Brunei Darussalam, Laos, Myanmar, dan Timor-Leste menempati posisi terbawah. Kamboja memperoleh skor 31,9, disusul Brunei Darussalam dengan 31,4, Laos (29,4), Myanmar (27,6), dan Timor-Leste (23,5).

Skor rendah ini dapat mengindikasikan keterbatasan daya saing dalam budaya, diplomasi, maupun pengaruh global. Perbedaan skor antarnegara ASEAN menggambarkan bahwa kekuatan soft power di kawasan ini belum merata, dan sebagian besar negara masih perlu meningkatkan citra positif, memperluas jangkauan diplomasi, serta memperkuat daya tarik di mata dunia internasional.

Baca Juga: Negara Paling Bahagia di ASEAN

Sumber: 

https://brandfinance.com/insights/global-soft-power-index-2025-the-shifting-balance-of-global-soft-power
https://www.ucg.ac.me/skladiste/blog_45671/objava_195259/fajlovi/Global%20Soft%20Power%20Index%202025.pdf

Penulis: Faiz Al haq
Editor: Editor

Konten Terkait

BPOM Resmi Cabut Izin Edar 14 Merek Dagang Kosmetik Wanita! Ini Daftarnya

BPOM mencabut izin edar 14 kosmetik wanita karena promosi berlebihan dan melanggar norma kesusilaan, serta mengimbau konsumen tetap waspada.

Fenomena Rohana dan Rojali, Efek Ekonomi Melemah atau Digitalisasi?

Ramai istilah rohana dan rojali, pelaku ritel sebut karena daya beli menurun, pemerintah bilang karena pergeseran pola belanja.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook