Salah satu fenomena sosial yang kini tengah ramai diperbincangkan oleh publik di media sosial adalah isu perselingkuhan. Kini, banyak warganet memilih mencurahkan perasaannya melalui media sosial guna mengundang simpati banyak orang-orang, termasuk soal perselingkuhan.
Sejumlah alat bukti perselingkuhan sering kali dibagikan ke media sosial dan menjadi perbincangan warganet, antara lain foto, video, status, tangkapan layar chat, postingan ulang (repost), hingga keterangan saksi terpercaya.
Perselingkuhan bisa terjadi karena sejumlah alasan dan menimpa berbagai jenjang status hubungan, mencakup berpacaran hingga pernikahan. Lantas, bagaimana pandangan publik terkait isu perselingkuhan?
Reaksi Publik atas Berita Perselingkuhan di Media Sosial
Hasil survei Populix menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden, yakni 53% merasa marah atau kesal ketika membaca berita perselingkuhan di media sosial. Lalu, sebanyak 20% responden cenderung memberikan reaksi simpatik kepada korban perselingkuhan, biasanya mereka aktif mengungkapkan pendapat dan dukungan kepada korban perselingkuhan.
Kemudian, 15% lainnya memilih untuk tidak mengikuti kasus perselingkuhan di media sosial. Sisanya sebanyak 5% mengaku penasaran dengan kasus tersebut.
Lantas, hal apa saja yang dianggap sebagai tindakan perselingkuhan oleh publik?
Sebanyak 41% responden menilai bahwa menyembunyikan hubungan dari pasangan jelas merupakan tindakan perselingkuhan. Selanjutnya, sebesar 29% percaya bahwa mengembangkan kedekatan emosional, seperti bertukar pesan dan mengobrol secara intens termasuk selingkuh.
Adapun 22% lainnya percaya bahwa perselingkuhan terjadi ketika pasangannya melakukan keintiman fisik dengan orang lain. Sisanya, sebesar 8% menilai pasangannya berselingkuh apabila memulai dan membalas obrolan genit di media sosial.
Lebih lanjut, survei Populix juga mengungkapkan lima alasan kenapa seseorang berselingkuh.
Banyak kasus perselingkuhan disebabkan oleh ketidakpuasan hubungan seperti dipilih 33% responden, diikuti dengan komunikasi buruk yang diyakini oleh 24% responden.
Kemudian, 20% responden lainnya percaya bahwa peluang di situasi-situasi tertentu dapat mendorong seseorang untuk berselingkuh. Adapun 13% lainnya menilai tindakan perselingkuhan muncul dari ketertarikan dengan orang baru dan 10% sisanya menilai karena sudah bosan dengan dengan pasangan.
Apa Perselingkuhan Bisa Dimaafkan?
Sebagai penutup, Populix mengungkapkan sebagian besar responden, yakni 71% meyakini bahwa perselingkuhan merupakan tindakan yang tidak bisa dimaafkan. Hal ini, mencerminkan bahwa publik masih menjunjung tinggi kesetiaan sebagai prinsip dalam hubungan.
Kemudian, sebanyak 33% responden mengakui bahwa perselingkuhan mungkin bisa dimaafkan tergantung pada situasi. Sisanya sebesar 3% menaruh pilihan pada bimbang, artinya mereka belum bisa menentukan apakah perselingkuhan bisa dimaafkan atau tidak.
Adapun survei ini dilakukan secara daring melalui PopPoll pada 24-27 Oktober 2025, melibatkan lebih dari 2.000 responden.
Baca Juga: Ramai Isu Selingkuh, Benarkah Jadi Penyebab Nomor 1 Perceraian di Indonesia?
Sumber:
https://www.instagram.com/populix.co/p/DQnujs2Ehjr/?img_index=4
Penulis: Faiza Az Zahra
Editor: Editor