Ragam Kritik Masyarakat Terhadap Film Lokal, Alur yang Mudah Ditebak Salah Satunya

Berdasarkan survei Populix, mayoritas responden mengaku bahwa alur cerita yang mudah ditebak menjadi salah satu hal yang tidak disukai dari film lokal.

Ragam Kritik Masyarakat Terhadap Film Lokal, Alur yang Mudah Ditebak Salah Satunya Ilustrasi suasana ketika menonton film di bioskop | Mr. Music/Shutterstock

Seiring dengan menurunnya angka Covid-19 di Indonesia, industri perfilman yang sempat mengalami pasang surut akhirnya dapat kembali berjaya. Industri tersebut kini terlihat semakin berkembang bersamaan dengan meningkatnya jumlah produksi dan antusiasme penonton.

Namun, masih ada beberapa kritik yang dilayangkan oleh masyarakat terhadap film lokal menurut platform survei Populix terhadap sebanyak 1.401 responden. Sebagian besar responden (58%) menyayangkan jalur cerita yang mudah ditebak pada mayoritas film produksi dalam negeri.

Beberapa hal yang tidak disukai masyarakat dari film lokal | Goodstats

Terdapat pula beberapa kritik lain, seperti teknis dalam film yang kurang bagus (19%), genre kurang bervariasi (14%), dan akting pemain kurang bagus (9%).

Selain kritik, Populix juga mencatat beberapa alasan masyarakat menyukai/mengapresiasi film lokal, di antaranya ialah relatable dengan kehidupan (41%), jalan cerita menarik (23%), pesan moral yang disampaikan (23%), dan akting pemain bagus (13%).

Sementara, film Dilan 1990 dan Habibie & Ainun menjadi film lokal yang paling banyak disukai dengan persentase masing-masing sebesar 18% responden. Disusul oleh Laskar Pelangi (13%), Cek Toko Sebelah (10%), dan Imperfect (9%). Sedangkan, film Mencuri Raden Saleh, Pengabdi Setan, dan Warkop DKI Reborn sama-sama mendapatkan persentase sebanyak 8% responden.

Jika dilihat berdasarkan daftar aktor favorit, Reza Rahardian menempati peringkat pertama dengan persentase 41%. Ada pula responden yang memilih aktor lain, seperti Nicholas Saputra (15%), Iqbaal Ramadhan (13%), Joe Taslim (12%), Rio Dewanto (10%), dan Angga Yunanda (9%).

Selanjutnya, Dian Sastro juga menempati peringkat pertama dalam daftar aktris Indonesia terfavorit dengan persentase 32% responden. Diikuti oleh Prilly Latuconsina (21%), Pevita Pearce (15%), Amanda Rawles (11%), Sheila Dara (11%), dan Marsha Timothy (10%).

Sementara itu, wacana untuk mengganti kebijakan yang mengatur tentang perfilman Indonesia telah muncul sejak beberapa tahun lalu. Sehubungan dengan ini, Badan Perfilman Indonesia (BPI) bakal menyiapkan naskah akademik yang bertujuan untuk menggantikan Undang-Undang No. 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman.

“Jadi, kita akan melahirkan suatu naskah akademik terkait dengan bagaimana mengembangkan industri ini. Kemudian, tindak lanjutnya seperti apa,” ungkap Gunawan Panggaru selaku Ketua Umum BPI pada Kamis, (30/3/2023) seperti yang dikutip dari Antaranews.

Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

AI dan Masa Depan Dunia Kerja: Meningkatkan Efisiensi atau Menggantikan Pekerja?

AI dalam dunia kerja dinilai memiliki dampak signifikan. Apakah AI dapat meningkatkan produktivitas atau malah “menyingkirkan” pekerja?

Buku Sastra Sering Dipinjam di Perpustakaan Umum, Apakah Koleksinya Memadai?

Laporan Perpusnas 2023 menunjukkan adanya perbedaan porsi koleksi buku di perpustakaan umum dengan minat peminjam, terutama pada kategori Sastra dan Komputer.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook