BRI Liga 1 musim 2022/2023 telah berjalan melewati 10 pekan. Atmosfer kompetitif liga di sepertiga musim ini mulai terasa dari panasnya persaingan antarklub di tiap laga yang berlangsung.
Menurut data Lapangbola per 1 Oktober 2022, terdapat 2.528 pelanggaran tercipta sepanjang 10 pekan liga berjalan. Ribuan pelanggaran tersebut telah menghasilkan 421 kartu kuning dan 12 kartu merah.
Jika dibuat rata-rata, dalam sepekan wasit setidaknya perlu merogoh kantong sekitar 38 kali atau empat kali per laga untuk mengeluarkan kartu kuning. Nama gelandang asal Persik Kediri Ady Eko pun menjadi yang terbanyak diganjar kartu kuning (6) hingga pekan ke-10 berlangsung.
Sementara itu, ke-12 pemain yang telah diganjar kartu merah oleh wasit selama 10 pekan ini antara lain Andhika Wijaya dan Nadeo Argawinata (Bali United), Javlon Guseynov dan Leo Guntara (Borneo FC Samarinda), Fahmi Al Ayyubi (Dewa United), Jaimerson Xavier (Persis Solo), Jan Pluim (PSM Makassar), Rizky Dwi (Arema FC), Ady Eko (Persik Kediri), Yuswanto Aditya (Barito Putera), Vidtor Sallinas (RANS Nusantara FC), serta Agustin Cattaneo (Persita Tangerang).
PSIS telah lakukan 182 pelanggaran, jadi yang terbanyak
Klub yang saat ini menduduki posisi 12 klasemen sementara dengan koleksi 11 poin, PSIS Semarang menjadi klub dengan jumlah pelanggaran terbanyak sepanjang 10 pekan Liga 1 22/23 berlangsung. Laskar Mahesa Jenar telah melakukan 182 kali pelanggaran.
PSIS Sendiri saat ini telah mendapatkan tiga kemenangan, dua hasil imbang, dan lima kekalahan dari 10 laganya di Liga 1 22/23. Dari 10 laga tersebut mereka berhasil mencetak 11 gol dan 13 kali kebobolan.
Kampiun Liga 1 musim lalu, Bali United menjadi klub kedua yang paling sering melanggar dalam 10 pekan terakhir. Klub berjuluk Serdadu Tridatu ini telah melakukan 172 kali pelanggaran.
Persib Bandung berada di posisi tiga dengan total 163 kali pelanggaran, disusul oleh PS Sleman dengan 152 kali pelanggaran. Persik Kediri berada di posisi lima dengan selisih satu pelanggaran dari PS Sleman.
Posisi 6 hingga 10 diisi oleh Persija Jakarta (148), Dewa United FC (147 ), Persis Solo (146), Persita Tangerang (141), dan PS Barito Putera (138). Sementara itu, tim yang paling sedikit melanggar jatuh kepada RANS Nusantara FC yang saat ini baru melakukan 101 pelanggaran.
Laskar Mahesa Jenar juga telah diganjar 31 kartu kuning
Tak hanya jadi klub yang miliki jumlah pelanggaran terbanyak, PSIS Semarang juga jadi klub yang memiliki koleksi kartu kuning terbanyak hingga pekan ke-10 Liga 1 22/23 berlangsung. Laskar Mahesa Jenar telah mengoleksi total 31 kartu kuning atau jika dibuat rata-rata, klub ini mendapat sekitar 3 kartu kuning di tiap laganya.
Kartu kuning tersebut paling banyak disumbang oleh Alie Sesay dan Oktafianus Fernando, yang masing-masing pemain telah mendapatkan empat kartu kuning dari pengadil lapangan. Apabila mengacu pada regulasi Liga 1 musim ini, kedua pemain tersebut mendapatkan skorsing satu laga karena telah mendapatkan akumulasi empat kartu kuning.
Dilansir Tribun Banyumas, aturan ini tertuang dalam regulasi Liga 1 2022/2023 Pasal 57. Selanjutnya, akumulasi akan kembali berlaku jika pemain mendapat tiga kartu kuning dari tiga pertandingan berbeda.
"Pemain yang memperoleh akumulasi 4 kartu kuning dalam 4 pertandingan yang berbeda selama berlangsungnya BRI Liga 1 tidak diperkenankan untuk bermain 1 kali pertandingan pada pertandingan berikutnya setelah akumulasi tersebut tercapai," tulis pasal tersebut.
"Aturan larangan satu pertandingan ini juga berlaku untuk setiap akumulasi kartu kuning berikutnya dalam 3 pertandingan yang berbeda selama Liga 1," sambungnya.
Bali United berada di posisi kedua dengan koleksi 30 kartu kuning, diikuti Persita Tangerang dengan 29 kartu kuning, serta Persik Kediri dan Persib Bandung dengan 26 kartu kuning. Lebih lanjut, PS Barito Putera dan PS Sleman berada di posisi lima yang sama-sama mengoleksi 25 kartu kuning.
Enam klub yang paling jarang diberikan kartu kuning oleh wasit antara lain Borneo FC Samarinda (19), Persebaya Surabaya (19), Bhayangkara FC (17), RANS Nusantara FC (17), Persikabo 1973 (16), dan Persija Jakarta (16).
Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya
