Diabetes melitus (DM) kini menjadi salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia maupun dunia. Menurut International Diabetes Federation (IDF), Indonesia menempati peringkat ke-5 dunia dengan jumlah penderita diabetes terbanyak pada 2021.
Prevalensi diabetes didefinisikan sebagai proporsi penduduk yang terdiagnosa menderita DM dalam suatu populasi. Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi DM nasional mencapai 10,9% pada penduduk usia ≥15 tahun, meningkat dari 6,9% pada 2013.
Angka ini menunjukkan tren kenaikan signifikan dan menjadi peringatan penting bagi upaya pencegahan serta penanganan diabetes di Indonesia.
Tren Prevalensi dan Proyeksi Diabetes Melitus Indonesia
Diabetes melitus kini menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia maupun dunia. Menurut Riskesdas tahun 2013, prevalensi diabetes nasional tercatat 6,9%, kemudian melonjak menjadi 10,9% pada tahun 2018, menunjukkan peningkatan tajam dalam lima tahun. Data terbaru dari International Diabetes Federation (IDF) 2024 memperkuat tren ini, dengan prevalensi diabetes pada orang dewasa Indonesia mencapai 11,3% atau sekitar 20,4 juta kasus.
Secara global, 589 juta orang hidup dengan diabetes pada 2024, dengan proyeksi meningkat menjadi 783 juta pada 2045. Indonesia sendiri berada di peringkat ke-5 dunia dengan jumlah penderita terbanyak, menjadikannya salah satu negara dengan beban diabetes tertinggi. Di tingkat regional, wilayah Western Pacific mencatat 215 juta kasus diabetes pada 2024, yang diperkirakan akan naik menjadi 254 juta pada 2050.
Tren ini menegaskan bahwa diabetes di Indonesia tidak hanya menjadi tantangan nasional, tetapi juga bagian dari krisis kesehatan global yang perlu penanganan serius.
Distribusi dan Profil Penderita Diabetes di Indonesia
Berdasarkan Pada Usia Produktif dan Lansia
Prevalensi diabetes di Indonesia meningkat tajam seiring bertambahnya usia. Pada kelompok usia 20 - 44 tahun, prevalensi masih relatif rendah sekitar 1,5%, tetapi melonjak pada usia 45 - 54 tahun menjadi 6%.
Angka ini semakin tinggi pada kelompok 55 - 64 tahun mencapai 12,8%. Lansia berusia 65 tahun ke atas mencatat prevalensi tertinggi hampir 20%, menandakan resiko besar pada kelompok usia tua.
Berdasarkan Jenis Kelamin
Penderita diabetes sedikit lebih tinggi pada wanita dibanding pria. Wanita tercatat memiliki prevalensi sekitar 11,5%, sementara pria berada di angka 10,2%.
Perbedaan ini dipengaruhi oleh faktor hormonal, risiko obesitas, dan pola aktivitas fisik. Fakta ini menegaskan perlunya pendekatan pencegahan yang mempertimbangkan perbedaan gender.
Berdasarkan Geografi di Perkotaan dan Pedesaan
Prevalensi diabetes terbukti lebih tinggi di wilayah perkotaan dibandingkan pedesaan. Gaya hidup masyarakat kota yang cenderung sedentari, konsumsi makanan tinggi kalori, serta tingkat stres yang tinggi menjadi faktor utama pemicu kasus diabetes di perkotaan.
Indonesia menunjukkan prevalensi diabetes di wilayah kota dapat mencapai 12,5%, sedangkan di pedesaan sekitar 8,5%, dengan provinsi seperti DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur mencatat angka di atas rata-rata nasional.
Sebaliknya, masyarakat pedesaan menghadapi tantangan berupa keterbatasan akses pelayanan kesehatan dan rendahnya literasi kesehatan, yang berkontribusi pada rendahnya deteksi dini dan pengelolaan kasus diabetes.
DM yang Tidak Terdiagnosis
Salah satu tantangan terbesar dalam pengendalian diabetes di Indonesia adalah tingginya kasus yang tidak terdiagnosis. Data menunjukkan bahwa lebih dari 73% penderita diabetes di Indonesia belum mengetahui dirinya mengidap penyakit ini.
Kondisi ini berbahaya karena pasien kerap baru terdeteksi ketika komplikasi serius, seperti kerusakan ginjal atau penyakit jantung, sudah muncul. Situasi ini menegaskan pentingnya program skrining dini dan peningkatan edukasi masyarakat tentang gejala serta faktor risiko diabetes.
Faktor Risiko Utama Diabetes Melitus di Indonesia
- Kurangnya aktivitas fisik
- Konsumsi makanan tinggi gula dan rendah serat.
- Obesitas dan kelebihan berat badan.
- Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
- Riwayat keluarga dengan diabetes.
- Tingkat stres tinggi, terutama di wilayah perkotaan.
Implikasi Tingginya Prevalensi Diabetes
Meningkatnya prevalensi diabetes membawa konsekuensi serius bagi sistem kesehatan di Indonesia. Biaya pengobatan dan penanganan komplikasi diabetes membebani anggaran kesehatan negara. Selain itu, produktivitas masyarakat juga terancam karena banyak penderita yang mengalami penurunan kualitas hidup akibat komplikasi makrovaskuler maupun mikrovaskuler.
Langkah Pemerintah dan Individu dalam Pencegahan Diabetes
Goodstats mengutip dari situs Kemenkes, Pemerintah Indonesia menjadikan pencegahan diabetes sebagai prioritas dalam kebijakan kesehatan nasional. Berbagai program strategis dijalankan untuk mendorong gaya hidup sehat sekaligus memperkuat sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut beberapa program yang dijalani pemerintah:
- Program CERDIK: Cek kesehatan berkala, Mengenyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat, Istirahat cukup, Kelola stress.
- Kampanye GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) untuk mendorong aktivitas fisik dan pola makan sehat.
- Peningkatan akses layanan primer dengan skrining diabetes di puskesmas dan rumah sakit daerah.
- Edukasi massal melalui media dan sekolah untuk meningkatkan kesadaran risiko diabetes sejak dini.
- Kolaborasi lintas sektor antara Kemenkes, BPJS, dan komunitas dalam pengendalian faktor risiko.
Pencegahan diabetes dapat dimulai dari diri sendiri melalui langkah sederhana namun konsisten. Deteksi dini sangat penting, seperti rutin memeriksa kadar gula darah dan tekanan darah secara berkala.
Individu juga perlu menerapkan gaya hidup aktif dengan berolahraga minimal 30 menit setiap hari. Pola makan sehat, mengurangi konsumsi gula dan memperbanyak serat dari buah serta sayur, menjadi kunci pengendalian risiko.
Dengan kesadaran ini, setiap orang dapat berperan dalam menurunkan prevalensi diabetes sekaligus meningkatkan kualitas hidupnya.
Baca Juga: Bukan Korupsi, Kesehatan jadi Isu Mendesak Semester I 2025
Sumber:
https://lms.kemkes.go.id/courses/acdcbe95-9e14-4b6b-9ffd-305e13989c8e
https://idf.org/our-network/regions-and-members/western-pacific/members/indonesia/
Penulis: Angel Gavrila
Editor: Muhammad Sholeh