Saat ini, layanan hiburan Video on Demand (VOD) menjadi salah satu pilihan utama masyarakat Indonesia dalam mengisi waktu luang. Terlebih dengan kondisi pandemi di masa sekarang, keberadaan layanan streaming video tersebut semakin menjadi favorit karena sifatnya yang praktis dan fleksibel.
Lembaga survei ternama Populix baru-baru ini menyebut layanan VOD menjadi cara yang nyaman untuk menonton sebuah pertunjukan, mulai dari film hingga serial visual lain. Hal ini dikarenakan konsumen tidak perlu menunggu jadwal pertunjukan tersebut dimulai karena konsumen dapat memilih program favorit dan menonton kapan pun dan di mana pun.
Berangkat dari hal tersebut, Populix membuat survei yang bertajuk "Indonesian Video Entertainment on Demand Consumption" pada Mei lalu dan baru dipublikasi awal Juli lalu. Survei ini berusaha melihat lebih lanjut perilaku konsumsi VOD pada masyarakat Indonesia.
"Dengan banyaknya penyedia streaming yang bersaing di ruang hiburan daring, Populix melakukan penelitian untuk melihat lebih dekat konsumsi Video on Demand di kalangan konsumen Indonesia," tulis Populix pada deskripsi surveinya.
Hasil survei utama menyebutkan bahwa setidaknya 18 persen masyarakat Indonesia memiliki aplikasi video entertainment on demand di ponselnya. Lebih lanjut, survei juga menunjukkan bahwa Netflix menjadi aplikasi video on demand terfavorit dengan persentase 69 persen, disusul Disney+ (62 persen), YouTube (52 persen), dan Viu (36 persen).
Dalam hal perilaku penggunaan konsumen, Populix menyatakan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia (persentase 36 persen) membuka dan/atau menggunakan aplikasi VOD setiap hari. Kemudian, ada 13 persen responden yang membuka aplikasi sebanyak lebih dari 5x per pekan.
Lalu, ada 15 persen responden yang membuka aplikasi VOD sebanyak 4-5 kali per pekan dan 25 persen responden lainnya menggunakan aplikasi selama 2-3x per pekan. Hanya 6 persen pengguna yang membuka aplikasi sebanyak sekali per pekan. Sementara itu, hanya ada 4 persen responden yang menggunakan layanan VOD sebulan sekali dan hanya ada 1 persen responden yang menggunakan layanan VOD dua minggu sekali.
Angka ini disebut fantastis, sebab ini membuktikan bahwa aplikasi VOD dewasa ini dianggap makin populer dan menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia dalam mencari hiburan di kala penat. Pernyataan ini disepakati oleh Populix dalam laporannya.
"Aplikasi hiburan video on demand (VOD) telah meningkat popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir. Digunakan hampir setiap hari dan orang-orang rela merogoh kocek hingga 250 ribu rupiah per bulan untuk menonton film favorit mereka kapan saja," tulis Populix dalam laporannya.
"Di masa mendatang, sebagian besar responden akan tetap menggunakan VOD (bahkan lebih sering lagi) untuk mencari hiburan," sambungnya.
Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya