Popularitas Radio Masih Berjaya di Austria dan Jerman

Radio masih eksis di beberapa belahan dunia. Faktanya, Austria dan Jerman termasuk negara yang mayoritas masyarakatnya masih gemar mendengarkan media ini.

Popularitas Radio Masih Berjaya di Austria dan Jerman Radio masih eksis di beberapa belahan negara (Markus Spiske/Unsplash)

Banyak orang mungkin berpikir radio adalah media yang sekarat termakan perkembangan zaman. Namun data Statista Consumer Insights 2024 dari artikel berjudul "Where Tuning Into the Radio is More and Less Popular" menunjukkan hal yang berbeda.

Faktanya, Austria dan Jerman termasuk negara yang mayoritas masyarakatnya masih gemar mendengarkan radio.

Austria dan Jerman jadi negara dengan populasi pendengar radio terbesar di dunia (Statista Consumer Insights/GoodStats)

Data tersebut menunjukkan bahwa 17% responden di Austria dan 16% responden di Jerman mendengarkan radio selama 11 jam atau lebih per minggu, tergolong sebagai pendengar radio berat.

Angka ini jauh lebih tinggi daripada persentase pendengar radio berat di negara maju lainnya, seperti Amerika Serikat (10%), Prancis (9%), dan Inggris (14%).

Terdapat beberapa alasan mengapa radio mungkin lebih populer di Austria dan Jerman dibandingkan dengan negara lain.

Baik Austria maupun Jerman memiliki tradisi panjang dalam penyiaran radio publik. Stasiun radio publik biasanya didanai oleh pemerintah atau melalui donasi yang diberikan pendengar. Maka dari itu, stasiun radio wajib untuk menyediakan berbagai program yang memenuhi kebutuhan semua pendengar. Hal ini dapat mencakup berita, acara bincang-bincang, musik, dan program budaya.

Selain itu, Austria dan Jerman sama-sama memiliki waktu komuter yang relatif lama untuk bekerja. Faktanya, sebuah studi tahun 2019 oleh Lembaga Riset Mobilitas Austria (ÖVI) menemukan bahwa rata-rata waktu komuter di Austria adalah 40 menit.

Studi serupa oleh Kementerian Federal Transportasi dan Infrastruktur Digital Jerman (BMVI) menemukan bahwa rata-rata waktu komuter di Jerman adalah 34 menit. Hal ini memberi orang lebih banyak waktu untuk mendengarkan radio

Austria dan Jerman juga merupakan negara yang sama-sama berbahasa Jerman. Keadaan ini membuat lebih banyak variasi program radio yang tersedia untuk pendengar di negara-negara ini dibandingkan dengan negara-negara yang memiliki keragaman bahasa yang lebih besar.

Mendengarkan radio cenderung lebih populer di kalangan orang dewasa yang lebih tua. Austria dan Jerman memiliki populasi lansia yang relatif besar, yang dapat membantu menjelaskan popularitas radio di negara-negara ini.

Popularitas radio yang terus berlanjut di Austria dan Jerman menunjukkan bahwa media ini masih menawarkan banyak hal kepada pendengar. Radio dapat memberikan teman, hiburan, dan informasi, dan ini bisa menjadi cara yang bagus untuk tetap terhubung dengan apa yang terjadi di dunia.

Meskipun radio tetap populer di Austria dan Jerman, tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah keseluruhan pendengar radio sedang menurun di banyak negara. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk munculnya media baru seperti layanan streaming dan podcast.

Untuk tetap relevan, stasiun radio perlu menemukan cara untuk beradaptasi dengan lanskap media yang berubah.

Dengan berinvestasi digital, menargetkan audiens tertentu, membuat konten yang menarik, dan merangkul teknologi baru, stasiun radio dapat memastikan mereka tetap menjadi sumber daya yang berharga bagi pendengar di tahun-tahun mendatang.

Penulis: Christian Noven Harjadi
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Menuju Akses Hutan yang Berkeadilan Melalui Perhutanan Sosial

Akses kelola hutan di tahun 2024 bertambah menjadi 8,01 juta hektar dengan jumlah unit 10.952 SK, melibatkan 1,38 juta KK di Indonesia, kecuali DKI Jakarta.

10 Tahun Film Waralaba John Wick, Sukses dan Ikonik Lewat Keanu Reeves

Semakin kuyu tampang Keanu Reeves, semakin banyak pula musuh yang dikalahkannya dalam setiap film John Wick, dan cuan pun melonjak.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook