Pola Merokok Masyarakat Indonesia di tengah Kenaikan Harga Rokok

Rokok kian mahal dan menunjukkan kenaikan signifikan di setiap jenis rokok dibanding satu dekade lalu. Seperti apa konsumsi harian rokok masyarakat Indonesia?

Pola Merokok Masyarakat Indonesia di tengah Kenaikan Harga Rokok Ilustrasi Rokok | Unsplash/MufidMajnun

Secara subjektif, merokok bisa dikatakan sebagai budaya dan kebiasan orang Indonesia sejak dulu yang sulit hilang dan tergerus masa. Permasalahan datang, ketika tembakau yang merupakan bahan utama rokok menjadi komoditas yang kian mahal dan memiliki harga yang terus naik. Hal tersebut membuat harga rokok tentu menjadi ikut naik dan menjadi keluhan para perokok di Indonesia.

Perihal industri rokok, terdapat beberapa jenis rokok kretek yang beredar di Indonesia, mulai dari SKM (Sigaret Kretek Mesin)  dan SKT (Sigaret Kretek Tangan). Klasifikasi tersebut dipisahkan berdasarkan jenis pembuatan, menggunakan mesin atau manual dengan tangan. Untuk diketahui, alasan disebut rokok kretek sangatlah sederhana, karena ketika dibakar menghasilkan bunyi “kretek-kretek” akibat komposisinya yang terdiri dari campuran tembakau, cengkih dan beberapa bahan lain.

Sementara itu, ada juga jenis SPM (Sigaret Putih Mesin) dan SPT (Sigaret Putih Tangan). Alasan disebut putih, karena umumnya rokok jenis ini memiliki warna filter yang putih dan bukan coklat. Selain itu, rokok jenis ini punya komposisi yang lebih sederhana, hanya tembakau tanpa campuran cengkih dan beberapa bahan lain.

Menurut data WHO (World Health Organization) yang dihimpun oleh Statista, harga rata-rata rokok Kretek yang beredar di pasar Indonesia kini berada di angka 14.867 ribu rupiah di tahun 2021. Hal tersebut menunjukkan kenaikan kurang lebih 3000 rupiah pada 1 dekade sebelumnya yakni di tahun 2010 dengan harga rata-rata 11.904 ribu rupiah.

Sementara itu, rokok putih yang justru memang punya harga yang lebih mahal dari kretek juga menunjukkan kenaikan harga rata-rata di tahun 2021. Di tahun 2021, harga rata-rata rokok putih mencapai 24.090 ribu rupiah, naik kurang lebih 6000 rupiah dibanding satu dekade lalu dengan harga rata-rata 18.174 ribu rupiah.

Ditengah gempuran harga rokok yang kian melangit dan kenaikan cukai sangat mungkin mempengaruhi pola konsumsi rokok masyarakat Indonesia. Di tahun 2021, Statista pernah melakukan survei terhadap konsumsi harian rokok di kalangan masyarakat perokok Indonesia.

Hasilnya, 28 persen masyarakat perokok yang menjadi responden survei mengaku merokok sebanyak 6 - 10 batang rokok dalam satu hari. Sementara itu 24 persen responden mengaku merokok 1 - 5 batang dalam satu harinya, dan 21 persen responden mengaku merokok 11 - 20 batang rokok dalam satu harinya.

Penulis: Puja Pratama Ridwan
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Pemerintah Setujui Rencana Produksi Batu Bara 922 Juta Ton Pada 2024

Pemerintah Indonesia telah menyetujui total tonase produksi batu bara sebesar 922,14 juta ton pada 2024 untuk 587 perusahaan.

Indonesia Impor Daging Australia Terbanyak di Tahun 2023

Produksi daging dalam negeri belum mampu memenuhi permintaan yang terus meningkat. Akibatnya Pemerintah masih harus mengimpor komoditas ini.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook
Student Diplomat Mobile
X