Pilgub Jakarta 2024: Tiga Paslon Terdaftar, Siapa yang Bakal Dapat Suara Pendukung Anies?

Tiga calon gubernur telah resmi terdaftar di Pilgub Jakarta 2024. Akankah mereka mampu merebut suara pendukung dengan elektabilitas tinggi?

Pilgub Jakarta 2024: Tiga Paslon Terdaftar, Siapa yang Bakal Dapat Suara Pendukung Anies? Dokumentasi Konferensi Pers KPU DKI | ANTARA News

Pada Kamis (29/8/2024) pendaftaran calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) di seluruh Indonesia resmi ditutup oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Huru hara jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) di ibu kota Jakarta dapat dikatakan cukup ramai dibandingkan daerah lain dengan dinamika politik yang beragam.

Salah satu dinamika politik yang cukup menjadi perhatian masyarakat adalah Undang-Undang (UU) Pilkada tentang ketentuan ambang batas (threshold) partai pengusung cagub yang sempat direvisi oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 21 Agustus, namun dibatalkan sendiri oleh DPR setelah mendapat kritik dari masyarakat.

Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Terdaftar KPU 2024

Setelah persoalan mengenai UU Pilkada terselesaikan, proses pendaftaran cagub pun berjalan mengikuti peraturan yang ada. Terdapat tiga cagub dan wakilnya yang berhasil terdaftar di KPU sampai batas akhir waktu pendaftaran untuk wilayah DKI Jakarta. Kenali tiga Cagub dan Cawagub DKI Jakarta tahun 2024 berikut.

Tiga Cagub DKI Jakarta 2024
Ridwan Kamil dan Suswono maju ke kontestasi berpegangan tangan dengan 15 partai pengusung | GoodStats

Pasangan Ridwan Kamil dan Suswono menjadi calon pertama yang mendaftarkan namanya ke KPU pada hari Rabu (28/8). Calon ini diusung oleh 15 partai politik (parpol). Awalnya, calon pasangan ini diusung oleh 12 parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Kemudian Partai Perindo, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) turut memberikan suara untuk pasangan calon (paslon) tersebut.

Masih di hari yang sama (28/8), paslon Pramono-Rano juga mendaftar ke KPU untuk maju sebagai Cagub dan Cawagub DKI tahun 2024. Paslon ini diusung oleh PDIP, partai oposisi dari KIM plus, lalu disusul dukungan oleh Partai Hanura. Pengusungan PDIP ini sebelumnya menjadi perhatian publik dan sempat berganti-ganti calon sebelum akhirnya menetapkan majunya Pramono-Rano.

Di hari terakhir pendaftaran (29/8), calon independen Dharma Pongrekun-Kun Wardana mendaftarkan diri ke KPU. Tanpa diusung oleh partai tertentu, paslon ini dapat maju setelah mengumpulkan syarat dukungan sebanyak 677.468 KTP warga DKI Jakarta dan telah diverifikasi.

Baca Juga: Negara dengan Kualitas Demokrasi Terbaik dan Terburuk di 2023

Hasil Survei Elektabilitas Bakal Calon Gubernur Jakarta 2024

Dinamika politik menjelang Pilkada DKI Jakarta sudah terasa di tengah masyarakat bahkan sejak jauh-jauh hari sebelum pendaftaran ditutup. Survei-survei mengenai elektabilitas bakal Cagub DKI sudah diadakan dengan simulasi nama peserta yang beragam.

Berikut merupakan hasil perhitungan elektabilitas bakal Cagub DKI Jakarta oleh lembaga-lembaga survei terpercaya.

Hasil Survei Elektabilitas Cagub DKI Jakarta 2024
Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama, dan Ridwan Kamil menjadi nama yang sering muncul dalam berbagai survei elektabilitas | GoodStats

Ilustrasi statistik di atas memperlihatkan bakal Calon Gubernur DKI Jakarta yang namanya disebut-sebut akan berkontestasi dalam Pilkada 2024 ini. Elektabilitas paling menonjol dimiliki oleh Anies Baswedan dengan namanya yang memuncaki tiga dari lima survei besar di atas dan menjadi runner-up di dua survei lainnya.

Kemudian nama yang juga menonjol karena memiliki elektabilitas tinggi adalah Basuki Tjahaja Purnama atau biasa dikenal sebagai Ahok. Nama ini berhasil masuk top 2 dalam empat dari lima survei di atas.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Dengan Elektabilitas Tinggi

Sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies dan Ahok masih mendapat dukungan publik yang luar biasa masif. Ahok menjabat sebagai Gubernur Jakarta pada tahun 2014 setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Gubernur di bawah Joko Widodo, yang kemudian terpilih menjadi Presiden. Sementara Anies merupakan gubernur yang maju secara independen di tahun 2017.

Selain Anies dan Ahok, ada pula Penjabat Gubernur DKI Jakarta yang masih menjabat saat ini yaitu Heru Budi Hartono. Tetapi, elektabilitasnya pada survei tidak setinggi dua mantan gubernur tersebut. Heru Budi hanya mampu mendapatkan suara di bawah 10%, sementara Anies dan Ahok rata-rata tembus 20% di beberapa survei.

Ridwan Kamil Menjadi Satu-Satunya Cagub yang Namanya Masuk Simulasi Survei

Kedua mantan gubernur yang namanya masuk simulasi survei sampai batas akhir pendaftaran KPU nyatanya tidak mendaftarkan diri sebagai Cagub DKI Jakarta. Lantas muncul pertanyaan, kepada siapa limpahan suara elektabilitas nama-nama tersebut akan pergi?

Pertanyaan tersebut hanya akan terjawab setelah hasil akhir Pilkada 2024 disahkan. Meski begitu, pola pendapat masyarakat sudah terlihat sejak dini.

Ridwan Kamil menjadi satu-satunya Cagub DKI Jakarta yang namanya muncul di survei-survei elektabilitas. Meskipun perolehan suaranya tidak setinggi Anies dan Ahok, namanya tak pernah absen muncul di peringkat 3 besar.

Berbeda dengan Ridwan Kamil, Pramono Anung dan Dharma Pongrekun tidak pernah muncul dalam survei elektabilitas. Meski begitu, bukan berarti kedua cagub tersebut tidak memiliki dukungan. Nama keduanya masih terbilang baru dalam kontestasi Cagub DKI Jakarta secara khusus sehingga tidak dinobatkan dalam simulasi survei sebelumnya.

Terlepas dari survei elektabilitas yang tersedia, diharapkan pemilihan calon gubernur dapat berlangsung secara adil dan hasilnya benar-benar mampu memenuhi harapan masyarakat Jakarta.

Mari kawal proses demokrasi ini dengan memastikan setiap tahapannya berjalan sesuai aturan. Karena pada akhirnya, proses demokrasi yang baik adalah yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan keadilan.

Baca Juga: Krisis Demokrasi di Tengah Fenomena Calon Tunggal Pilkada

Penulis: Afra Hanifah Prasastisiwi
Editor: Editor

Konten Terkait

Peringatan Darurat Garuda Biru: Dari Perlawanan Rakyat Hingga Perhatian Global

Kamis (22/8), terjadi demo besar di banyak kota, termasuk depan gedung DPR Jakarta. Gerakan ini mencerminkan perlawanan rakyat hingga menarik perhatian dunia.

Angka Harapan Hidup Wanita Lebih Tinggi 5 Tahun Dibandingkan Pria, Mengapa?

Selisih angka harapan hidup wanita dan pria mencapai 5 tahun. Genetik, hormonal, lingkungan, serta kesadaran kesehatan yang berbeda menjadi faktor pendorong.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook