Perubahan Perilaku Menabung Publik RI 1 Tahun Terakhir

Menurut survei, 55% publik Indonesia lebih sering pantau pengeluarannya selama setahun terakhir.

Perubahan Perilaku Menabung Publik RI 1 Tahun Terakhir Ilustrasi Hasil Menabung | WonderfulBali/Pixabay
Ukuran Fon:

Menabung sudah menjadi kebiasaan yang diajarkan orang tua semenjak kecil. Sejak dulu, anak selalu diajarkan untuk menabung agar bisa membeli barang kesukaan. Kebiasaan ini ditanamkan dengan harapan ke depannya si kecil bisa lebih bijak dalam mengelola keuangan.

Namun, kebiasaan menabung saat anak-anak tentunya jauh berbeda ketika telah dewasa. Menabung ketika dewasa lebih terasa berat karena munculnya tanggung jawab yang lebih besar. Akibatnya, uang yang semula ingin ditabung, mau tidak mau harus terpakai untuk kebutuhan yang lebih mendesak.

Berhubungan dengan hal ini, YouGov telah melakukan survei mengenai perubahan perilaku menabung orang Indonesia pada April 2025. Survei diselenggarakan secara daring dan menganalisis perubahan perilaku menabung dari 2.067 orang dewasa selama setahun terakhir.

55% Publik Lebih Sering Memantau Pengeluarannya

55% Publik Indonesia Lebih Sering Pantau Pengeluarannya Selama Setahun Terakhir
55% Publik Indonesia Lebih Sering Pantau Pengeluarannya Selama Setahun Terakhir | GoodStats

YouGov membagi kategori perubahan perilaku menjadi tiga yaitu lebih sering, tidak ada perubahan, dan lebih jarang. Hasil survei menyatakan bahwa 55% publik lebih sering memantau pengeluarannya selama setahun terakhir. Kemudian, 27% publik tetap normal dalam memantau pengeluaran dan 18% lainnya mengaku lebih jarang memantau pengeluaran.

Kondisi ini mengindikasikan adanya kehati-hatian yang tinggi dari sebagian besar publik dalam mengontrol pengeluaran. Mayoritas lebih sering memantau aktivitas perbelanjaannya supaya tidak terjadi pembelian yang sia-sia.

Sementara itu, aktivitas lain yang juga semakin sering dilakukan adalah menunda pembelian dalam skala besar agar bisa menabung, yang dilakukan 50% responden. Lalu disusul 29% responden yang frekuensinya tidak berubah dan 21% sisanya mengaku lebih jarang menunda belanja dalam angka tinggi demi bisa menabung.

Data ini menandakan bahwa terdapat usaha lebih yang dilakukan oleh publik agar bisa menabung. Setengah dari keseluruhan responden rela menahan keinginan belanjanya demi bisa menghimpun sejumlah uang yang diharapkan.

Selanjutnya, usaha untuk menabung juga dilengkapi dengan aktivitas menyisihkan uang secara teratur yang lebih sering dilakukan oleh 43% publik.

Kemudian perilaku lain yang juga lebih sering dilakukan adalah mengutamakan kebutuhan terdekat daripada tabungan jangka panjang dan menunda menabung karena tekanan finansial sebanyak 41%. Berlanjut pada perasaan tertekan saat menabung untuk masa depan dan menggunakan tabungan darurat sebesar 37%.

Jika ditinjau ulang, tiga perilaku teratas yang lebih sering dilakukan kebanyakan condong pada upaya menabung. Memantau pengeluaran, menunda pembelian, dan menyisihkan uang secara teratur adalah kombinasi perilaku yang dilakukan publik agar uang yang terkumpul bisa lebih maksimal.

Akan tetapi, hal ini berbeda dengan empat perilaku lainnya yang cenderung mengarah pada kesulitan dan tekanan untuk menabung. Jadi, secara keseluruhan, temuan ini menyajikan dua fenomena yang berbeda. Di satu sisi terdapat publik yang condong meningkatkan perilaku menabung, sementara di sisi lainnya masih banyak publik yang mengalami hambatan untuk dapat mengumpukan uang.

Baca Juga: 39,1% Masyarakat Indonesia Pilih Menabung di Bank Karena Aman

Sumber: 

https://yougov.com/articles/52426-rising-expense-prompt-shifts-in-how-indonesians-save-borrow-and-invest

Penulis: NAUFAL ALBARI
Editor: Editor

Konten Terkait

10 Alasan Publik RI Cari Tempat Makan Baru, dari Harga Murah hingga Menu Unik!

Harga terjangkau (64%) dan keunikan menu (49%) menjadi alasan utama konsumen Indonesia mencoba tempat makan baru.

Bubur Ayam Jadi Bubur Terenak Sedunia Versi TasteAtlas 2025

Menurut TasteAtlas, bubur ayam asal Indonesia menjadi bubur terenak sedunia dengan rating 4,4.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook